WTM LONDON 2022: INBOUND KE INDONESIA TAHUN 2023 AKAN LEBIH BAIK

Tourism for Us – Secara global, permintaan perjalanan tidak akan berkurang tahun depan. Pariwisata inbound Indonesia diproyeksikan akan lebih baik pada 2023 daripada tahun 2022. Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara belum akan mencapai level pra pandemi.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) bersama sellers dari Indonesia yang berpartisipasi di WTM London 2022.(Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berpartisipasi dalam pasar pariwisata World Travel Market (WTM) London 2022 yang berlangsung di Excel, London, Inggris, mulai 7 hingga 9 November 2022. Kemenparekraf memfasilitasi 22 biro perjalanan wisata dan 14 industri akomodasi/hotel.

Selama tiga hari pasar pariwisata berlangsung, potensi wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia sebanyak 38.300 orang dan potensi pendapatan devisa yang diperoleh sebesar Rp 738,82 miliar.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangannya di London, Senin (7/11/2022), mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada bursa pariwisata WTM London 2022 merupakan upaya untuk memasarkan pariwisata Indonesia sebagai salah satu destinasi utama di Asia Tenggara untuk pasar Inggris.

‘’Kemudahan pelayanan visa merupakan komponen penting yang dapat meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global. Tahun 2023 Indonesia menargetkan 3,5 juta sampai dengan 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Kami yakin bahwa second home visa dengan masa berlaku 5-10 tahun bisa menjadi pintu bagi ceruk pasar wisman yang memenuhi kriteria,’’ujar Sandiaga.

Deputi Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini yang ikut mendampingi Menparekraf di WTM London 2022 menambahkan, ‘’Kelas menengah atas dan kelas atas di Eropa merupakan segmentasi utama yang dibidik mengingat segmentasi pasar ini tetap memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan perjalanan wisata long haul keluar negeri tahun depan meskipun ada ancaman resesi.’’

Pasca pandemi behaviour wisatawan global sudah pasti berubah. Tahun depan, mereka akan memutuskan pergi ke destinasi wisata yang memberinya keyakinan di destinasi tersebut aman dari segala isu penyakit dan/ataupun kepastian bagaimana destinasi menangani isu-isu keamanan kesehatan. Dengan kenaikan biaya hidup yang disebabkan terutama oleh biaya energi yang tinggi, mereka akan lebih bijak mengatur pengeluaran perjalanannya dan mungkin belum tentu akan mau mengeluarkan bujet lebih besar dibandingkan periode sebelum pandemi.  

Ricky Setiawanto, Director of Business Development PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (bagian dari Panorama Group, red.), salah seorang seller di paviliun Wonderful Indonesia di WTM London 2022, menyampaikan, biaya tiket pasawat ke Indonesia yang mahal masih menjadi isu utama yang dibicarakan oleh buyers. Dia pun melihat, masyarakat Inggris sudah mapan. Dengan kondisi perekonomian seperti saat ini pun tampaknya tidak mengurangi permintaan perjalanan.

Pasar Inggris merupakan salah satu pasar tradisional pariwisata Indonesia dari kawasan Eropa. Pasar ini 90 persennya datang ke Bali. Untuk mendistribusikan wisatawan dari Inggris ke berbagai destinasi di luar Bali masih dibutuhkan upaya sosialisasi dan edukasi pasar. Khususnya terkait situasi dan kondisi riil terkini di destinasi-destinasi di luar Bali. Behaviour wisatawan Inggris sekarang ialah wise traveler dan memilih destinasi yang aman (safe).

‘’Demand perjalanan global masih OK. Memang, harga tiket pesawat ke Indonesia mahal masih menjadi isu utama inbound tourism tahun depan. Ada banyak faktor mempengaruhi harga tiket pesawat yang tinggi. Tapi itu di luar jangkauan biro perjalanan wisata. Kami optimis, tahun 2023 lebih baik daripada tahun 2022. Tapi, saya pikir, belum bisa kembali ke level sebelum pandemi tahun depan,’’ kata Ricky.

WTM LONDON INSIGHTS

Spesialis intelijen pasar ForwardKeys menyampaikan, tingkat pemulihan perjalanan global melambat tetapi masih ada alasan untuk optimis tahun depan. Sarannya kepada pelaku industri pariwisata global, ekonomi akan “sangat penting” dalam melihat tahun 2023.

Menurut laporan terbaru Industry Report by World Travel Market London, krisis biaya hidup sejauh ini merupakan satu-satunya masalah terbesar yang kemungkinan akan berdampak pada rencana liburan 2023. Kekhawatiran atas biaya hidup pada rencana liburan di kalangan masyarakat Inggris meningkat menjadi setidaknya 70%.

Pada salah satu diskusi panel di WTM London 2022, Wakil presiden ForwardKeys Olivier Ponti menyampaikan pandangannya, biaya hidup telah mengkhawatirkan banyak orang tetapi permintaan perjalanan sangat kuat. Dia yakin, pelaku industri pariwisata global mampu mengatasi sebagian besar masalah dan dapat memanfaatkan peluang yang akan datang.

 “Harga tiket pesawat naik, tapi berapa lama ini bisa bertahan sebelum mulai merusak permintaan perjalanan?” pungkas Ponti.

Industry Report by World Travel Market London mengungkapkan wawasan pasar Inggris, sebagai berikut:

Apa yang paling mungkin berdampak terbesar pada rencana liburan 2023 bagi wisatawan Inggris? Hasil survey menunjukkan, dua pertiga orang dewasa (66%) mengatakan kenaikan biaya hidup cenderung berdampak serius.

Tagihan yang meningkat jauh lebih berdampak pada rencana liburan daripada kekhawatiran tentang peraturan Covid-19 atau tingkat infeksi (20%); darurat kesehatan global lainnya (11%); perang di Ukraina (14%); kekacauan di bandara (16%); Brexit (12%) atau peningkatan pemeriksaan perbatasan Inggris/UE (13%). Sedangkan kekhawatiran terhadap perubahan iklim berada di urutan terbawah (9,7%).

Wanita jauh lebih mengkhawatirkan dampak biaya hidup terhadap rencana perjalanan tahun depan, dengan 73% mengatakan hal itu akan memengaruhi pengeluaran liburan, dibandingkan dengan 58% pria.

Kelompok usia termuda dan tertua kurang peduli dibandingkan orang lain, dengan 51% dari usia 18-24 tahun dan 54% dari usia di atas 65 tahun mengatakan bahwa krisis biaya hidup akan berdampak pada pilihan liburan.

Lebih dari setengah wisatawan (56%) mengatakan bahwa krisis biaya hidup telah membuat mereka lebih sadar akan nilai tukar mata uang saat harus memilih liburan, dengan 35% mengatakan nilai tukar tidak membuat perbedaan.

Adapun terkait anggaran untuk liburan 2022 dibandingkan dengan liburan 2019, responden terbagi hampir sama, dengan 31% mengatakan mereka menghabiskan lebih sedikit; 34% membelanjakan lebih banyak dan 35% membelanjakan hampir sama.

Di kelompok warga senior, hanya 14% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun dan hanya 24% dari mereka yang berusia 55-64 tahun yang menghabiskan lebih sedikit untuk liburan tahun 2022.

Wisatawan dalam kelompok usia 25-44 tahun semuanya berada di atas rata-rata nasional dalam hal pengeluaran lebih sedikit untuk liburan mereka, dengan 40% dari kelompok 25-34 tahun dan 35% dari 35-54 tahun mengatakan bahwa mereka menghabiskan lebih sedikit untuk tahun 2022.

Juliette Losardo, Exhibition Director World Travel Market London mengatakan, “Penelitian kami menunjukkan bahwa tekanan pada anggaran rumah tangga cenderung berdampak pada pengeluaran liburan – tetapi senang melihat bahwa orang masih berencana untuk pergi dan menikmati liburan yang sangat mereka butuhkan di tahun 2023.”***(Yun Damayanti) 



2 thoughts on “WTM LONDON 2022: INBOUND KE INDONESIA TAHUN 2023 AKAN LEBIH BAIK”

Leave a Reply to admin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *