Tourism for Us – Pelaku industri pariwisata Jawa Barat yang dimotori oleh DPD ASITA Jawa Barat akan menggelar West Java Travel Mart (WJTM) 2025 pada 21-24 September 2025. Pada penyelenggaraan tahun ini, WJTM akan berlangsung di Kabupaten Garut dan Kota Bandung. Syaiful Wathan, Ketua [more]
Tourism for Us – Pengalaman menginap wisatawan di hotel di daerah akan semakin lengkap dengan menikmati hidangan kuliner lokal. Seperti Mercure Garut City Center yang mengangkat kebanggaan lokal melalui menu “Aneka Domba” sebagai sajian iftar selama bulan Ramadhan. Menu ini merupakan hidangan khas yang menggambarkan [more]
Tourism for Us – Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Garut terus bertambah, terutama setelah infrastruktur aksesibilitas darat semakin membaik.
Mercure Garut City Center. (Foto: Yun Damayanti)
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut mencatat jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,3 juta pada 2024. Jumlah itu melebihi target tiga juta wisatawan. Seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan yang bertambah, tingkat keterisian kamar hotel pun semakin meningkat.
DPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut mencatat tingkat okupansi rata-rata hotel di Garut mencapai 51,51 persen pada 2024. Sementara pada tahun 2019 (pra-pandemi COVID-19) tingkat okupansi rata-rata 42,93 persen.
Ketua DPC PHRI Kabupaten Garut H. Deden Rochim mengungkapkan bahwa Garut memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan lokal dan internasional. Infrastruktur terus berkembang sehingga mendukung pengalaman wisata yang nyaman di wilayah ini.
Menurutnya, ada banyak faktor yang meningkatkan keterisian kamar hotel di Garut, antara lain:
Peningkatan infrastruktur dan konektivitas dari Jakarta dan Bandung tampaknya menjadi faktor paling berpengaruh dalam mendatangkan wisatawan ke Garut pascapandemi. Tidak hanya jalur jalan raya yang bertambah, tetapi juga reaktivasi layanan kereta api.
Kereta api dari Jakarta dan Bandung berhenti di Stasiun Garut. Stasiun ini berada di tengah kota, sehingga semakin meningkatkan animo wisatawan. Dan setelah kereta cepat Whoosh beroperasi, konektivitas ke Garut jadi semakin mudah dan lebih cepat.
Musim liburan seperti liburan sekolah, libur panjang, atau libur nasional sudah pasti meningkatkan jumlah wisatawan. Tren wisata seperti staycation juga meningkatkan permintaan untuk hotel. Selain itu, perayaan hari-hari besar keagamaan turut meningkatkan okupansi, terutama untuk hotel yang berada di dekat lokasi ibadah atau acara.
Garut menawarkan udara sejuk sepanjang tahun karena berada di ketinggian. Empat gunung berapi aktif yang mengelilingi kabupaten ini menciptakan lanskap yang indah dengan sumber-sumber air panas, kawah-kawah, air terjun, dan danau (situ).
Setelah beberapa kali bolak-balik Jakarta-Garut dengan kereta cepat Whoosh,Adi Satria, Senior Vice President Operations and Government Relations, Accor Indonesia and Malaysia, mengungkapkan bahwa aksesibilitas ke Garut sekarang mudah.
‘’Saya naik Whoosh dari Halim (Jakarta). Dalam setengah jam sampai di Padalarang. Lalu dari Padalarang ke Garut hanya 1,5 jam,’’ ujar Adi.
Keindahan serta kondisi dan situasi alam di Garut menawarkan beragam aktivitas bagi wisatawan. Dia yakin, ini akan sangat menarik untuk pasar wisatawan rekreasi (leisure) maupun pasar korporasi/bisnis untuk mengadakan pertemuandan perjalanan insentifnya di sini.
‘’Jadi, untuk leisure market, baik itu domestik maupun internasional, sangat bisa dikembangkan. Grup-grup insentif juga sangat bisa dieksplorasi. Inilah value added kita sebagai international hotel operator, bisa mengembangkan itu semua,’’ kata Adi.
Accor mengundang sejumlah media dari Jakarta dan Bandung untuk menghadiri pembukaan Mercure Garut City Center dan merasakan pengalaman langsung perjalanan dan destinasi Garut. (Foto: Accor)
Garut, permata wisata yang siap ditemukan kembali
Pembangunan infrastruktur terus berlanjut di Jawa Barat. Adi melihat ini sebagai kesempatan yang baik untuk mengembangkan paket-paket perjalanan Bandung and Beyond. Para pelaku operator tur inbound dapat memanfaatkan jaringan hotel Accor untuk membuat paket-paketnya. Antarhotel dalam jaringan Accor pun dapat dikoordinasikan.
Destinasi Garut tidak hanya menawarkan alam yang indah tetapi juga nilai-nilai historis yang akan menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman), terutama dari Eropa seperti Belanda. Perjalanan dengan kereta api baik dari Jakarta ataupun Bandung akan menambah pengalaman yang mungkin dicari. Dan itu semua bisa dikemas oleh operator tur inbound untuk ditawarkan kepada klien-kliennya.
‘’Kita ingin mengembangkan pariwisata. Jadi kita terusmengembangkan pariwisata. Kita lihat peluang yang orang lain belum manfaatkan maka kita masuk. Merek Mercure sudah terkenal di mana-mana. Bukan hanya di kota-kota besar saja, di kota-kota kecil juga ada. Jadi kita tidak hanya menyasar kota-kota besar seperti ibukota dan lain-lain. Karena di ibukota semua sudah ada di situ. Mengembangkan Bandung and Beyond bisa menjadi salah satu target pasar kita,’’ tambahnya.
Daniel G. Nugraha, Direktrur Exotic Java Trail, salah satu operator tur inbound berbasis di Bandung, mengatakan, obyek-obyek daya tarik wisata di Garut sudah bagus dan bisa dijual kepada wisman. Diantaranya, trekking ke Gunung Papandayan, mengunjungi Candi Cangkuang, relaksasi di pemandian air panas, dan wisata belanja produk-produk dari kulit, kain sutra, akar wangi (essential oil) dan lain-lain.
Pengalaman wisata belanja di Garut tidak sebatas membeli produk kreatif tetapi juga menelusuri sejarah. Batik garutan dan kain sutra sudah terkenal sejak zaman Belanda. Bahkan pernah ada perkebunan murbei dan ulat sutra di sini. Walaupun perkebunannya sudah tidak ada lagi, tetapi alat tenun bukan mesinnya (ATBM) masih ada.
‘’Garut selalu ada di dalam program perjalanan Java Overland sejak lama. Tetapi, beberapa agen perjalanan mencoretnya dari itinerary untuk menghindari kemacetan di jalan atau untuk menyingkat durasi perjalanannya,’’ Daniel menerangkan.
Beberapa operator tur inbound di Yogyakarta dan Surabaya, yang juga mengoperasikan perjalanan Java Overland, mengatakan bahwa mereka dahulu pernah memasukkan Garut dalam itinerary mereka, tapi sekarang tidak lagi. Kemacetan di jalan raya tampaknya menjadi faktor yang paling mempengaruhi keputusan untuk mencoret Garut dalam program land tour di Jawa Barat.
Menurut pengalaman Exotic Java Trail, rata-rata lama tinggal wisman di Garut saat ini berkurang menjadi 2 hari 1 malam. Sebelumnya, mereka mau tinggal selama 3 hari 2 malam. Wisatawan paling banyak berasal dari Singapura dan Belanda.
Daniel melihat memang ada perubahan, terutama sejak layanan kereta api membaik. Perjalanan dengan kereta api jadi pilihan utama wisman sekarang.
‘’Ini memang pekerjaan rumah berat bagi Jawa Barat untuk memperbaiki akses jalan raya. Mungkin dengan jalan tol? Supaya eksplorasi Jawa Barat semakin mudah dan lancar,’’ tutur Daniel.
Paket Bandung and Beyond tidak bisa terlepas dari paket Java Overland yang masih bertahan sampai sekarang, terutama untuk pasar wisman. Itu karena Java Overland mampu beradaptasi dengan tren perjalanan dan kebutuhan wisatawan. Dalam perkembangannya, ada beberapa destinasi dihilangkan atau digantikan dengan destinasi-destinasi lain.
Aksesibilitas darat yang semakin membaik merupakan momentum bagi pariwisata Garut untuk terus melaju. Bila tidak ingin kehilangan momentum itu, maka kualitas destinasi harus dibenahi/ditingkatkan.
Kemananan dan stabilitas daerah merupakan faktor penting dalam pariwisata. Salah satu isu keamanan yang paling sering terjadi adalah premanisme di obyek daya tarik wisata. Besaran pungutan parkir di luar batas kewajaran terhadap bus-bus pariwisata ataupun kendaraan-kendaraan yang membawa wisatawan, misalnya, ini membuat agen-agen perjalanan dan wisatawan merasa tidak nyaman. Jika isu itu tidak segera ditangani maka akan berdampak pada citra destinasi dan pengalaman wisatawan.
Alam adalah modal utama dan kekuatan Garut. Destinasi berjuluk ‘’Swiss van Java’’ ini membutuhkan kebijakan-kebijakan yang ramah lingkungan agar alamnya betul-betul terjaga. Pembangunan daerah maupun pengembangan destinasi mau tidak mau dilakukan secara berhati-hati. Ini agar Garut menjadi destinasi berkualitas dan mampu memenuhi ekspetasi wisatawan.
Pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif berharap pemerintah daerah bisa mempromosikan brand ‘Pesona Garut’ secara berkesinambungan. Promosi pariwisata yang terus-menerus akan membuat brand destinasi selalu diingat oleh wisatawan.
Strategi pemasaran secara daring (online) melalui berbagai platform media sosial memang bisa langsung menjangkau konsumen. Tetapi, selain itu juga mesti disiapkan strategi pendekatan dan kerja sama dengan agen perjalanan/operator tur agar mereka mau memasarkan destinasi melalui beragam produk atau paket-paket perjalanannya. Dengan begitu, Garut akan dapat memperluas jangkauan pasar wisatawannya.
Ketua DPC PHRI Garut berharap di Garut ada event tahunan seperti festival budaya, pameran, atau kegiatan olahraga, karena event-event akan mendatangkan pengunjung.
Tentu saja anggota PHRI Garut pun harus meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanannya, karena hanya dengan pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengundang wisatawan untuk kembali lagi.
‘’Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan berkontribusi terhadap peningkatan okupansi hotel di Garut,’’ kata Deden.
Saat jumpa pers pada pembukaan Mercure Garut City Center, Kamis (16/1/2025), Penjabat (Pj) Bupati Garut Barnas Adjidin mengatakan bahwa sedikit banyak dan apapun yang dirasakan oleh tamu harus disikapi. Pemerintah Kabupaten Garut telah memitigasi persoalan-persoalan yang muncul di destinasi.
Untuk mengatasi premanisme di tempat-tempat wisata, Pj. Bupati Garut berkolaborasi dan bekerja sama dengan TNI dan Polri. Praktik-praktik premanisme di berbagai tempat wisata andalan Garut sudah berkurang. Selain itu, pemda menempatkan stiker-stiker berisi himbauan kepada para pengunjung untuk melapor bila terjadi praktik premanisme di obyek daya tarik wisata.
‘’Saya ingin ada regulasi yang jelas untuk segala sesuatunya sehingga penilaian terhadap seseorang memang pada hal yang bisa dipertanggungjawabkan. Di sinilah bagaimana kita mengedukasi atau meregulasinya,’’ ucap Pj. Bupati Garut.
Dia melanjutkan, ‘’Saya sangat suka dan tertarik dengan komunitas penghijauan. Karena itu, saya selalu mengajak berbagai kelembagaan dan perusahaan untuk, walaupun sedikit, kita bisa memitigasi longsor di hulu-hulu. Saya juga memanggil orang independen dan dari perguruan tinggi, untuk melihat bagaimana menangani ini dan turun ke lapangan. Semua kejadian-kejadian itu saya buatkan kajiannya.’’
Semoga pemipin baru Kabupaten Garut bisa melanjutkan hal-hal yang sudah baik dan bahkan bisa meningkatkannya. ***(Yun Damayanti)
Tourism for Us – Sekarang, Garut mempunyai akomodasi representatif di tengah kota untuk para pelaku perjalanan bisnis maupun wisatawan. Mercure Garut City Center siap mengakomodasi semua kebutuhan perjalanan, baik untuk urusan bisnis maupun rekreasi. Mercure Garut City Center merupakan hotel bintang 4 internasional pertama di [more]