Tag: sustainable tourism

SELAMATKAN RAJA AMPAT: WARISAN LAUT YANG TAK TERNILAI

SELAMATKAN RAJA AMPAT: WARISAN LAUT YANG TAK TERNILAI

Tourism for Us – Raja Ampat telah dikenal luas di kalangan peneliti internasional dan wisatawan mancanegara (wisman) jauh sebelum tahun 2003, saat resmi menjadi kabupaten. Pada bulan Oktober 2015, Provinsi Papua Barat mengumumkan diri sebagai provinsi konservasi pertama di Indonesia dan di dunia, sebuah langkah [more]

IINTOA UNGKAP PROYEKSI KENAIKAN WISMAN 2025: INI YANG PERLU DIKETAHUI

IINTOA UNGKAP PROYEKSI KENAIKAN WISMAN 2025: INI YANG PERLU DIKETAHUI

Tourism for Us – Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA) memproyeksikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) naik antara 10 persen sampai 15 persen pada 2025. Pemberitaan negatif terhadap pariwisata Indonesia pada akhir tahun 2024 dan awal 2025 tidak terlihat mempengaruhi pemesanan yang diterima oleh para operator [more]

SAUPON MANGROVE HOMESTAY, HIDDEN GEM DI TELUK MAYALIBIT, RAJA AMPAT

SAUPON MANGROVE HOMESTAY, HIDDEN GEM DI TELUK MAYALIBIT, RAJA AMPAT

Tourism for Us – Berada di dalam hutan mangrove yang masih alami di Teluk Mayalibit, Saupon Mangrove Homestay sudah menjadi destinasi itu sendiri. Kelompok Tani Hutan Waifoi yang mengelola pertanian hutannya dengan mengedepankan kearifan lokal telah menjadikan homestay bukan sekedar penginapan biasa. Kelompok tani hutan ini berhasil memperkenalkan sisi lain keindahan Raja Ampat dan kehidupan warga lokalnya melalui beragam aktivitas rendah karbon.

Teluk Mayalibit boleh saja tidak memiliki terumbu-terumbu karang indah di bawah lautnya. Namun, mangrove tumbuh subur di teluk ini. Keberadaan hutan mangrove memegang peran dan kendali penting dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan alam bahari secara keseluruhan. Dan Saupon Mangrove Homestay hendak memperlihatkan keindahan Raja Ampat di atas permukaan lautnya yang belum banyak diketahui kepada dunia.  

Sekitar 10 menit trekking dari homestay, tamu-tamu sampai di tempat tokok sagu. Di situ mereka bisa melihat warga mengambil dan mengolah sagu. Tamu-tamu juga bisa ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dan mama-mama di keluarga Gaman akan memasaknya menjadi makanan khas papua seperti papeda yang bisa dinikmati saat jam makan di homestay.   

Kakak-beradik keluarga Gaman punya tempat spesial di dalam hutan. Mereka membuat dek panorama di situ. Dek panorama itu bisa ditempuh selama 30 menit trekking dari homestay. Sekarang para tamu turut menikmati panorama hutan dan Teluk Mayalibit dari ketinggian serta puncak Gunung Nok yang ikonik. Pada saat matahari terbit atau ketika matahari akan terbenam.

Trekking lebih jauh lagi, selama sekitar satu jam dari homestay, terdapat sebuah air terjun kecil di dalam hutan lebat. Air terjunnya rendah dengan kolam yang tidak terlalu dalam.    

Hutan mangrove Teluk Mayalibit adalah rumah bagi, di antaranya, burung cendrawasih merah (Paradisaea rubra), burung rangkong papua (Rhyticeros plicatus), dan anggrek biru (Dendrobium azureum). Mereka bisa ditemukan saat trekking menuju tokok sagu, dek panorama dan air terjun.

Wisatawan tidak kekurangan aktivitas di homestay. Selain dapat memancing di area dek, tamu-tamu bisa melihat bagaimana anggota keluarga Gaman menombak ikan pada malam hari atau balobe. Mereka juga menebar perangkap ikan tradisional di sekitar homestay. Dan yang terjaring di dalamnya tidak hanya ikan saja tetapi juga kepiting biru.

Keluarga ini pun membudidayakan teripang. Dan tamu-tamu pun dapat ikut melepaskan bibit teripang di tambak.

Saupon Mangrove Homestay dikelola oleh keluarga Gaman. Sampai saat ini ada lima kamar yang mampu mengakomodasi 10 tamu. Di setiap kamar diisi dengan kasur dan kelambu. Dan setiap kamar selalu dijaga kebersihannya.

Kamar mandi dilengkapi dengan ember dan gayung. Sedangkan ruang makannya berupa pondok semi terbuka yang berdiri di atas kanal buntu.

Anak-anak membawakan tarian-tarian lokal untuk menyambut tamu-tamu yang datang. Penyambutan terasa meriah dengan diiringi tambur dan suling. Dan keluarga Gaman akan menghibur tamu-tamu yang menginap dengan permainan ukulelenya.

Teluk Mayalibit menyimpan banyak rahasia alam dan tradisi di Kepulauan Raja Ampat yang jarang diketahui oleh wisatawan. Rahasia itu mulai terungkap sedikit demi sedikit sejak Kelompok Tani Hutan Waifoi di Distrik Tiploi Mayalibit membuka Saupon Mangrove Homestay pada tahun 2018.

Saupon Mangrove Homestay merupakan salah satu pionir dalam pengembangan ekowisata di Raja Ampat. Homestay ini adalah beberapa akomodasi awal yang dibangun di dalam hutan mangrove.

‘’Saya mendirikan homestay karena mengingat adik-adik belum memiliki pekerjaan,’’ ujar Zakarias Gaman, Ketua Kelompok Tani Hutan Waifoi. Dia bersama keluarganya juga tinggal di homestay.

Keberadaan homestay diharapkan dapat memberdayakan komunitas lokal. Sebagian keuntungan yang didapat dialokasikan untuk mendanai pendidikan anak-anak di Desa Waifoi. Tamu-tamu pun bisa turut menjadi bagian dari inisiatif ini dengan mengunjungi sekolah dan mengajar di sekolah dasar yang ada di desa.

Saupon Mangrove Homestay berjarak 90 hingga 100 menit perjalanan laut dari Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada umumnya, tamu-tamu memilih tinggal selama 3 hari 2 malam.

‘’Itu cukup untuk menikmati semua atraksi di sana. Paling banyak tamu bule. Dari Perancis, Inggris, India, Korea. Sudah banyak negara di sana,’’ kata Zakarias.

Dia menerangkan, perairan di Teluk Mayalibit keruh karena lumpur. Oleh karena itu, hutan dan jungle trekking menjadi daya tarik dan aktivitas utama di sini. Snorkeling dan diving baru bisa dilakukan di luar teluk.

‘’Tapi di sini ada banyak sekali yang bisa kita lihat,’’ imbuhnya.

Homestay ini menerapkan inisiatif rendah karbon dengan tidak menggunakan penyejuk udara dan pemakaian listrik pada siang hari. Listrik tersedia pada malam hingga pagi hari. Aktivitas yang ditawarkan juga rendah karbon dan melibatkan tamu-tamu dalam upaya konservasi mangrove dan hutan.

Harga paket menginap all-in mulai dari Rp 2.800.000,00 per orang. Harga paket termasuk penjemputan dari Waisai dengan long boat atau speed boat, makan dan aktivitas selama menginap.

Tamu-tamu yang menginap di sini diharapkan untuk tidak mengotorinya dengan sampah. Apalagi sampah-sampah yang sekiranya sulit terurai dan tidak bisa diolah sendiri oleh pengelola homestay. Berada di jantung mangrove Raja Ampat, wisatawan bisa memaksimalkan quality time dengan mengobrol dan bersantai saat sepenuhnya berada dalam mode offline. ***(Yun Damayanti)

INDONESIA ECOTOURISM FAIR 2024: ETALASE PRAKTIK KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT, BANGKITKAN KEBANGGAAN LOKAL

INDONESIA ECOTOURISM FAIR 2024: ETALASE PRAKTIK KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT, BANGKITKAN KEBANGGAAN LOKAL

Tourism for Us – Dengan artificial intelligent (AI) orang mudah sekali mendapatkan informasi. Tetapi dalam lansekap pariwisata, khususnya di subsektor ekowisata, kemudahan itu tidak serta merta membuat wisatawan menemukan orang yang baik dan tepat untuk pengalaman ekowisata sesungguhnya. Maka ajang pameran khusus ekowisata Indonesia Ecotourism [more]

PROF. I NYOMAN SUNARTA: TEMPATKAN ALAM SEBAGAI STAKEHOLDER DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA DAN TINGKATKAN KUALITAS SDM LOKAL

PROF. I NYOMAN SUNARTA: TEMPATKAN ALAM SEBAGAI STAKEHOLDER DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA DAN TINGKATKAN KUALITAS SDM LOKAL

Tourism for Us – Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia sebagai destinasi belum mengalami overtourism. Karena kunjungan wisatawan belum tersebar merata ke seluruh pulau. Tetapi benar, di destinasi-destinasi pariwisata tertentu, terutama di destinasi-destinasi primadona, sudah mengalami gejala-gejala dan/atau memasuki overtourism. Dan destinasi-destinasi pariwisata baru yang [more]

PARIWISATA INDONESIA 2025: GEJALA OVERTOURISM, TANTANGAN MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP BERKELANJUTAN DAN KEGAMANGAN HADAPI DISRUPSI AI/GENAI

PARIWISATA INDONESIA 2025: GEJALA OVERTOURISM, TANTANGAN MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP BERKELANJUTAN DAN KEGAMANGAN HADAPI DISRUPSI AI/GENAI

Tourism for Us – Pariwisata Indonesia beserta industrinya akan menghadapi tiga issue besar pada tahun 2025 yaitu beberapa destinasi favorit sudah menghadapi gejala-gejala overtourism, tantangan untuk menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainability) dalam membangun destinasi wisata dan mengembangkan bisnis, serta kegamangan pelaku industri pariwisata menghadapi disrupsi artificial intelligent (AI) dan generative artificial intelligent (GenAI).

Ketiga issue tersebut menjadi topik utama yang diperbincangkan dalam Indonesia Tourism Outlook 2025 (ITO) yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Fowaparekraf), Kamis (10/10/2024), di Hotel Aston Kemayoran, Jakarta.

Pada kegiatan yang berlangsung sehari itu menampilkan narasumber Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Agustini Rahayu, Guru Besar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali  I Nyoman Sunarta, SVP Marketing Taman Safari Indonesia Alexander Zulkarnain, Direktur Pembangunan dan Pegembangan Usaha Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno Mokhamad Rofik Anwar, Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi InJourney Airport Ferry Kusnowo dan CMO dan Co-Founder Feedlop AI Muhammad Ajie Santika.

Dalam keynote speech sekaligus sambutan yang dilaksanakan secara daring, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kegiatan ITO 2025 yang diselenggarakan oleh Forwaparekraf. Tema Blue, Green and Circular Economy (BGCE) dan AI yang diangkat sesuai dengan kondisi pariwisata saat ini.

Menparekraf mengatakan, konsep ekonomi berkelanjutan yang mencakup Blue, Green and Circular Economy (BGCE) menjadi semakin relevan. Selain itu, tidak ada kata ‘’Tidak’’ untuk mengadopsi teknologi AI sebagai salah satu transformasi digital.

Selanjutnya, Menparekraf mendorong seluruh unsur pentahelix yakni pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, komunitas dan media untuk berkolaborasi mengembangkan pariwisata berkulitas dan berkelanjutan.

‘’Integrasi konsep BGCE dengan teknologi AI dalam rangka mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan sudah selayaknya dilakukan sejak dini,’’ ujar Menparekraf.

Menparekraf juga menyampaikan performa kinerja pariwisata Indonesia.  Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), salah satu indikator penilaian pariwisata secara internasional, menunjukkan peningkatan positif. Begitu pun dengan pergerakan perjalanan wisatawan Nusantara (wisnus) yang terus membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, tren peningkatan tersebut akan terus terjadi. Kebutuhan akan pariwisata berkelanjutan merupakan masa depan di sektor pariwisata. Dan transformasi digital yang sedang berlangsung secara global harus diadopsi oleh para pelaku pariwisata di Tanah Air.

Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasha Yudha Ernowo dalam sambutannya berharap, diskusi di ITO 2025 dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret serta membangun sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.

‘’Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pariwisata berkelanjutan dengan dukungan inovasi teknologi dan praktik ekonomi yang berkelanjutan,’’ kata Pasha.

Agustini Rahayu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 ditetapkan, pembangunan pariwisata berkualitas dilakukan sesuai preferensi pasar yang berkembang ke arah pariwisata berkelanjutan dan regeneratif.

‘’Itu dengan perluasan pariwisata yang fokus pada BGCE. Termasuk pembangunan infrastruktur hijau untuk infrastruktur dasar dan pendukung pariwisata hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM),’’ jelas Ayu.

Dalam kajiannya Kemenparekraf menemukan, regulasi yang mendukung untuk mencapai BGCE baru mencapai 36,82%. Kemudian, edukasi BGCE kepada masyarakat juga baru mencapai 18,42%. Dan pelaku industri pariwisata pun belum konsisten menerapkan BGCE pada bisnisnya.

Merujuk pada paparan Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf di ITO 2025, pemerintah menargetkan sektor pariwisata berkontribusi 8% terhadap PDB dan menghasilkan devisa 100 miliar USD pada tahun 2045.

I Nyoman Sunarta, Guru Besar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Bali, mengungkapkan pernyataan ‘menggigit’ bahwa pariwisata berkualitas dimulai dari warga lokal di destinasi. Baru kemudian wisatawan yang datang berkualitas dan destinasi wisatanya pun harus berkualitas.

‘’Pariwisata berkualitas bukan hanya tentang wisatawan yang datang membawa uang banyak ke destinasi,’’ kata Nyoman Sunarta.

Dia pun mengingatkan, pembangunan pariwisata di Bali tidak bisa disamakan dengan destinasi lain yang baru mengalami euforia didatangi wisatawan. Bila Bali dikatakan agar membatasi jumlah wisatawan yang datang maka tidak serta merta semua destinasi di luar Bali juga harus membatasi jumlah wisatawan yang datang.

Bali sebagai destinasi wisata primadona dan andalan terdepan dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sudah memasuki tahap regeneratif. Karena alamnya sudah terdegredasi. Perubahan sosial dalan kehidupan sehari-hari warganya dikhawatirkan akan berdampak pada keberlanjutan budaya bali. Dan itu mengancam eksistensi pariwisata Pulau Dewata yang berbasis pada budaya.

‘’Dulu yang datang ke Bali adalah para seniman. Sekarang saya ingin yang datang ke Bali ialah para peneliti (researcher),’’ tuturnya.

Narasumber yang hadir di ITO  2025 sepakat, kehadiran teknologi AI/GenAI tidak akan mengambil alih peran manusia khususnya di industri perjalanan dan pariwisata. Taman Safari Indonesia dan Angkasa Pura Airport mengakui, AI berperan dalam menjalankan operasional perusahaan secara lebih efisien. Dengan AI mereka dapat menganalisa profil pelanggan dari data yang besar sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan yang lebih akurat dan menetapkan target yang lebih tepat sasaran.

CMO dan Co-Founder Feedlop AI Muhammad Ajie Santika menerangkan, penggunaan AI/Gen-AI dapat mengoptimalkan layanan pelanggan sampai 40%, meningkatkan efisiensi operasional 30% dan meningkatkan kemampuan pengelolaan sebesar 30%.

Ajie mengatakan, teknologi AI/GenAI ‘’dilatih’’ dengan jutaan hingga miliaran data yang diinjeksikan oleh manusia. Kecerdasan buatan ini juga harus dikontrol oleh manusia. Oleh karena itu dia meyakinkan para pelaku industri perjalanan dan pariwisata tidak perlu khawatir peran manusia akan tergantikan oleh teknologi.

Penyelenggaraan ITO 2025 didukung penuh Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Telkomsel, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indofood, Kokola, MEG Cheese, Cap Panda, Y.O.U, dan Swissbel Hotel and Resorts. ***(Yun Damayanti)

‘WONDERFUL INDONESIA’ KEMBALI HADIR DI IFTM TOP RESA 2024 PERANCIS, KOLABORASI DIASPORA INDONESIA DI PARIS DAN PELAKU INDUSTRI PARIWISATA TANAH AIR

‘WONDERFUL INDONESIA’ KEMBALI HADIR DI IFTM TOP RESA 2024 PERANCIS, KOLABORASI DIASPORA INDONESIA DI PARIS DAN PELAKU INDUSTRI PARIWISATA TANAH AIR

Tourism for Us – ‘Wonderful Indonesia’ akan kembali hadir di IFTM Top Resa 2024. IFTM adalah pameran pariwisata B-to-B terbesar di Perancis. Pameran akan berlangsung pada 17-19 September 2024 di Parc des Expositions Porte de Versailles, Paris. Kehadiran stand ‘Wonderful Indonesia’ di IFTM 2024 merupakan [more]

IBIS STYLES JAKARTA MANGGA DUA SQUARE NAIKAN LEVEL INISIATIF HIJAU TERBARUNYA

IBIS STYLES JAKARTA MANGGA DUA SQUARE NAIKAN LEVEL INISIATIF HIJAU TERBARUNYA

Tourism for Us – Keberadaan water dispenser merupakan bagian dari pengurangan penggunaan botol plastik di hotel. Di ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square, inisiatif hijau tersebut dinaikkan levelnya. Hotel mengolah sumber air yang ada di properti untuk keperluan konsumsi operasional maupun tamu-tamu hotel. Air yang [more]

PERUBAHAN EKSPETASI PENGALAMAN PERJALANAN PELANGGAN HADAPI DENGAN STRATEGI PENDEKATAN WISATAWAN-SENTRIS

PERUBAHAN EKSPETASI PENGALAMAN PERJALANAN PELANGGAN HADAPI DENGAN STRATEGI PENDEKATAN WISATAWAN-SENTRIS

Tourism for Us – Pascapandemi COVID-19, pelaku industri perjalanan dan pariwisata tidak hanya menghadapi disrupsi teknologi tetapi juga perubahan ekspetasi pengalaman perjalanan wisatawan. Usaha-usaha pariwisata, termasuk industri operator tur dan agen perjalanan, dituntut untuk beradaptasi atau mengubah strategi-strateginya agar bisnis dapat beroperasi kembali.

Dari pengalaman menyeluruh hingga rencana perjalanan yang fleksibel, agen perjalanan dan operator tur harus terus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan preferensi yang terus berkembang serta meningkatnya harapan wisatawan.

Karena bisnis dimulai dari nol pascapandemi, pelaku pariwisata harus melakukan evaluasi dari bisnis sebelumnya. Operator tur dan agen perjalanan harus mengetahui apa yang menjadi minat pelanggan dan apa yang mereka butuhkan saat ini dan di masa mendatang untuk mengembangkan atau mengembangkan kembali produk-produknya.

Salah satu caranya adalah dengan menanyakan kebutuhan wisatawan saat ini. Kita bisa menghubungi secara langsung klien yang ada di daftar kontak atau menghadiri pameran dagang atau pameran perjalanan untuk mendapatkan wawasan.

Tren traveling pascapandemi semakin cenderung lebih kecil ukurannya dan sebagian besar merupakan keluarga dan komunitas. Hal ini membuka peluang-peluang bagi operator tur untuk menciptakan berbagai jenis kegiatan atau program baru. Sehingga perjalanannya pun lebih beragam daripada sebelumnya.

Paket-paket tersebut kemudian dibagi lagi menjadi paket perorangan dan kelompok-kelompok kecil. Hal itu akan membantu operator tur dan agen perjalanan dalam melakukan segmentasi pasar dan mengetahui di mana promosi sebaiknya dilakukan.

Ada teknologi yang terlibat dalam setiap fase, mulai dari peninjauan, pengembangan hingga pemasaran dan penjualan. Karena pesatnya perkembangan teknologi perjalanan, ekspektasi para pelancong pun semakin tinggi. Namun, tampaknya mereka masih mencari dan menginginkan sentuhan manusia dalam pengalaman perjalanannya.

Arief Gunawan, Chairman Indonesia Luxury Travel and Hospitality, (paling kiri) menjadi moderator dan memimpin jajaran pembicara: Bambang Hartono, CEO Smile Holiday (kedua kanan); Shelly Henry, Managing Director Chacha Tours and Travel (kedua kiri); Siscaria Simamora, Founder/Chief of Travel Design Ma’toa Holidays (paling kanan); dan Wayan Suena, CEO Indonesia Impression Tour (tengah) di ‘’Tours and Activities Leaders’ Panel: Traveller-Centric Approach: Shifting Expectations in Travel Experiences’’ Rabu (3/7/2024). (Foto: Yun Damayanti)

Shelly Henry, Managing Director Chacha Tours and Travel, mengatakan, ”Tentu saja. Kami harus mengevaluasi, mengembangkan, dan juga memasarkannya. Jadi, kami tahu apa minat dan kebutuhan pelanggan. Setelah itu, kami hanya membuat apa yang mereka inginkan. Kemudian, kami mencoba mempromosikan paket baru itu seperti paket unik yang tidak mereka miliki di negaranya.”

Operator tur dan agen perjalanan sebaiknya menghadiri acara perjalanan dan pariwisata baik secara langsung maupun daring (online).

“Jadi, kita bisa membangun jaringan baru. Untuk meningkatkan wawasan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Lalu, kita berkolaborasi dengan pihak lain untuk mempromosikan produk ini. Jika kita tidak memiliki sentuhan personal, kita tidak akan tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan,” ujar Shelly.

Siscaria Simamora, Pendiri/Kepala Travel Design Ma’toa Holidays, berbagi pendapatnya,’’Kita perlu mendiversifikasi perjalanan. Seperti menawarkan wisata kesehatan, wisata petualangan hingga wisata yang tidak biasa. Jadi, pelanggan akan memiliki berbagai jenis kegiatan. Kita juga dapat menawarkan wisata dengan menjadi sukarelawan dan kegiatan lain yang dapat dirasakan oleh wisatawan berbeda dari yang biasa mereka lakukan.’’

Ma’toa Holidays menciptakan produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Mereka menyelidiki secara mendalam dengan menanyakan kebutuhan mereka.

“Seperti ini. Kami punya polanya. Kami ingin tahu apa yang mereka butuhkan. Jadi kami juga bisa menyediakan hal-hal yang melampaui apa yang mereka harapkan. Kami membuat paket lebih kepada individu dan kelompok,” kata Siscaria.

Keberlanjutan kini menjadi tren dalam industri pariwisata. Wayan Suena, CEO Indonesia Impression Tour, memulai kembali bisnisnya dengan menafsirkan bahwa keberlanjutan harus mampu melestarikan budaya dan memberi manfaat bagi masyarakat setempat melalui berbagai kegiatan dalam program wisata.

’’Keberlanjutan bukan hanya tentang mengurangi plastik. Tetapi bagaimana bisnis Anda, pelanggan Anda, melibatkan masyarakat setempat. Dengan begitu, ekonomi lokal akan tumbuh. Lalu, yang terpenting adalah bagaimana budaya dapat dilestarikan melalui kegiatan kita,’’ jelas Suena.

Indonesia memiliki sumber daya yang cukup di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Pemasaran destinasi di luar Bali juga merupakan bagian dari keberlanjutan.

‘’Saat ini, di perusahaan kami, kami lebih fokus menjual destinasi di luar Bali. Kami fokus menjual Indonesia. Kami membuat pelanggan merasakan pengalaman di Indonesia,’’ ungkap Suena.

Ia mengakui semuanya berbeda pascapandemi. Indonesia Impression Tour mempersempit target untuk menggenjot kembali bisnisnya.

“Kami melakukan segmentasi pasar. Kami fokus pada program yang dibuat khusus (tailor-made). Perusahaan kami mengkhususkan diri dalam tur yang dibuat khusus di Indonesia, yang bahkan sulit dikalahkan oleh OTA. Sekarang kami berinvestasi pada mitra-mitra kami. Karena kami membelinya dengan harga yang mahal. Itulah cara kami menghadirkan pengalaman bagi pelanggan selama di Indonesia. Dan saya yakin, ini akan mendatangkan lebih banyak pengunjung ke Indonesia,” tutur Suena.

Bambang Hartono, CEO Smile Holiday, mendorong agen perjalanan dan operator tur Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam pariwisata.

‘’Digital sudah datang. Kita tidak bisa berkata ‘Tidak’. Semuanya dengan AI, semuanya dengan teknologi. Semua orang ingin pergi ke mana saja. Mereka bisa ke OTA, ke Instagram, ke Facebook, kemudian mereka bisa pergi ke manapun dan melakukan semuanya sendiri. Namun, kita, sebagai agen atau operator, masih memiliki perasaan,’’ kata Bambang.

Bambang berpendapat, teknologi, digitalisasi, artificial intelligence (AI) semuanya memberikan dampak positif bagi industri. Digitalisasi sangat membantu dalam pembelian. Sekarang orang hanya perlu menunjukkan kode batang (barcode). Namun, sebenarnya masih ada ruang bagi agen perjalanan untuk melakukan sesuatu.

“Saya kira, semua serba digital, semua serba AI, oke. Misalnya, teknologi digital untuk konferensi besar seperti ini akan memudahkan kita. Kita tidak perlu lagi menunjukkan boarding pass dengan Face Recognition. Tapi, itu berbeda dengan pariwisata. Di pariwisata, kita tetap butuh sentuhan manusia,” imbuh Bambang.

Suena percaya bahwa bagaimana kita menggunakan AI adalah untuk mendapatkan informasi dalam bisnis. Kita tidak ingin menjadi bagian dari teknologi, tetapi teknologilah yang harus menjadi bagian dari bisnis kita.

Dia memberi contoh apa yang dialaminya. Dia telah bepergian ke seluruh Indonesia selama sekitar 20 tahun. Namun, stafnya tidak memiliki pengalaman seperti itu. Teknologi seperti AI dan ChatGPT membantu stafnya untuk mengetahui masalah yang terjadi dan cara mengatasinya berdasarkan personalisasi.

“Dia (ChatGPT, AI) tidak memiliki ruh untuk menjual destinasi. Ia hanya perlu bekerja untuk menjual destinasi. Sebagai manusia, kita fokus pada jiwa dan pikiran kita,” pungkas Suena.

Topik pembicaraan di atas diungkapkan dalam ‘’Tours and Activities Leaders’ Panel: Traveller-Centric Approach: Shifting Expectations in Travel Experiences’’ yang menjadi diskusi panel terhangat selama Travel Week Asia 2024. Diskusi panel ini menarik perhatian para peserta yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada para pembicara.

Diskusi panel tersebut diadakan pada tanggal 3 Juli 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Arief Gunawan, Chairman Indonesia Luxury Travel and Hospitality, menjadi moderator dan memimpin jajaran pembicara: Bambang Hartono, CEO Smile Holiday; Shelly Henry, Managing Director Chacha Tours and Travel; Siscaria Simamora, Founder/Chief of Travel Design Ma’toa Holidays; dan Wayan Suena, CEO Indonesia Impression Tour. Mereka adalah pelaku industri dalam bidang inbound dan outbound travel di Indonesia dengan rekam jejak dan pengalaman puluhan tahun. ***(Yun Damayanti) 

KOMODO TRAVEL MART 2024 BANGKITKAN OPTIMISME PELAKU PARIWISATA DI LABUAN BAJO, NTT

KOMODO TRAVEL MART 2024 BANGKITKAN OPTIMISME PELAKU PARIWISATA DI LABUAN BAJO, NTT

Tourism for Us – Para pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo khususnya dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya merasa senang dan optimis atas respon para buyers dari luar NTT yang hadir di Komodo Travel Mart (KTM) V. Komodo Travel Mart V berlangsung pada 6 [more]