OUTLOOK PARIWISATA INDONESIA 2021

Tourism for Us – Disiplin menjalankan protokol kesehatan dan mengendalikan jumlah kasus positif COVID-19 tetap menjadi kunci memulihkan industri pariwisata Indonesia pada 2021.

Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Wawan Rusiawan pada kesempatan webinar  “Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020,“ Selasa (24/11/2020), memaparkan, setiap negara pada umumnya tengah dalam pemulihan krisis kesehatan dan krisis ekonomi sebagai dampak lanjutan dari pandemi. Permintaan perjalanan internasional diprediksi baru akan bangkit pada tahun 2021. Terkait kunjugan wisatawan mancanegara (wisman), pariwisata perbatasan yang paling mungkin bisa digarap terlebih dahulu begitu perbatasan antarnegara dibuka kembali.

Di Indonesia, sebagian besar masyarakat memerlukan waktu untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi yang disebabkan pandemi ini. Wisatawan Nusantara (wisnus) memilih perjalanan berbiaya rendah. Pergi ke destinasi-destinasi wisata yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, mengunjungi sanak keluarga, merupakan beberapa tujuan perjalanan yang dilakukan saat ini. Pemilihan destinasi juga dipengaruhi persyaratan dokumen perjalanan yang dibutuhkan.

Jumlah orang terinfeksi COVID-19 belum melandai di Indonesia sampai sekarang. Ini telah mempengaruhi citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata internasional. Kondisi daerah di lima pintu masuk utama wisman ke Indonesia pun belum sepenuhnya kondusif dan terbebas dari resiko penularan. Sumber pasar sekaligus kompetitor pariwisata Indonesia seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam telah berhasil melandaikan kurva infeksi COVID-19 dan sedang mempertahankannya.

“Perkembangan kasus positif COVID-19 yang terus meningkat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran. Jadi, kasus positif harus diturunkan. Hal ini juga merupakan kendala menggerakan pariwisata domestik dan wisnus,“ ujar Wawan.

Sertifikat CHSE untuk membangun kepercayaan wisatawan dan tolak ukur bagi pelaku usaha pariwisata.[Foto;Kemenparekraf]

Louis Alfonso K., Head of Strategic Partnership Traveloka Accommodation, pada kesempatan yang sama, mengungkapkan, dari hasil survey terhadap konsumen dan Google Analytic menunjukan, yang mendorog wisnus mau bepergian saat ini adalah terkait kebersihan dan higienitas/kesehatan. Di Traveloka sendiri, mulai terlihat peningkatan pencarian dan pemesanan kamar pada bulan Februari 2021. Bahkan pemesanan kamar pada periode liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 memuncak.  

“Di pasar domestik, wisnus yang memesan kamar jauh-jauh hari hanya 30%. Bagaimanapun, ini merupakan sinyal positif dan sangat baik,“ kata Louis.

Di antara para pemain operator tur dan agen perjalanan domestik pun permintaan-permintaan penawaran telah dimulai. Bahkan kini sudah mulai ramai penawaran paket-paket perjalanan open trip.

Revisi target pariwisata

Kemenparekraf memproyeksikan, kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2020 akan turun antara 79%-83% dan penerimaan devisa di kisaran USD 2,9 miliar–USD 3,5 miliar.

Sedangkan perjalanan wisnus tahun 2020 diproyeksikan antara 120 juta-139,6 juta perjalanan dari target 120 juta-140 juta perjalanan.

Target kunjungan wisman dan perjalanan wisnus tahun 2021 hingga 2024 telah direvisi. Pemerintah menargetkan kunjungan wisman antara 4 juta-7 juta orang pada 2021. Pada 2022 diharapkan dapat mencapai 8,5-10,5 juta wisman. Pada tahun 2023 ditargetkan 13 juta-14,5 juta, dan tahun 2024 antara 16 juta-17 juta wisman.

Penerimaan devisa dari target wisman yang telah direvisi pada 2021 diproyeksikan antara USD 3,5 miliar–USD 10,1 miliar. Pada 2022 penerimaan devisa diproyeksikan USD 12,0 miliar–USD 15,7 miliar. Tahun 2023 dan 2024 devisa yang diperoleh masing-masing diproyeksikan antara USD 17,2 miliar–USD 17,6 miliar dan USD 17,7 miliar. Perolehan devisa dihitung dari rata-rata pengeluaran wisman sebesar USD 1.220,18 per kunjungan.

Mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan mesti dilakukan baik oleh pelaku industri pariwisata maupun wisatawan yang berkunjung.(Foto:Kemenparekraf)

Perjalanan wisnus pada tahun 2021 ditargetkan bisa mencapai 180 juta-220 juta perjalanan. Tahun 2022 antara 260 juta-280 juta perjalanan. Pada 2023 targetnya 300-315 juta perjalanan domestik dan tahun 2024 bisa mencapai 320 juta-335 juta perjalanan.

Tren pariwisata domestik

Wisatawan muda dari kalangan menengah atas akan menjadi wisnus yang mengawali pergerakan perjalanan domestik. Menurut hasil kajian strategis, di kalangan wisatawan muda ada  persepsi dampak COVID-19 lebih ringan pada orang-orang berusia muda. Kalangan menengah dan atas lebih mampu menghadapi risiko yang datang dari COVID-19. Dan generasi Milenial yang merasa lebih ‘terkekang’ selama masa pembatasan sosial.

Wisata domestik yang jadi pilihan bagi sebagian besar wisnus adalah daya-daya tarik wisata yang berbiaya murah, dan menggunakan kendaraan pribadi untuk menghindari transportasi umum.

Perjalanan wisata di alam jadi tren perjalanan di Indonesia. Wisatawan memilih untuk berlibur di tempat-tempat yang menyediakan pengalaman ‘berjarak’. Pandemi COVID-19 mengubah paradigma culture of sharing menjadi culture of distancing. Dan konsumen memerlukan pengalaman wisata baru.*** (Yun Damayanti)  



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *