JEMBATAN KOTA INTAN YANG SEMAKIN INSTAGRAMABLE

Tourism for Us – Jembatan Kota Intan semakin terlihat Instagramable usai pemugaran. Pemerintah Provinsi (pemprov) Daerah Khusus (DK) Jakarta tidak hanya memugar jembatannya saja tetapi juga meremajakan area pedestrian di kedua sisi Kali Besar di sepanjang Jalan Nelayan Timur.

Jembatan Kota Intan di Kota Tua Jakarta yang semakin instagramable. (Foto: Yun Damayanti)

Lebar pedestrian di sekitar Jembatan Kota Intan sekarang selebar pedestrian yang ada di sekitar Taman Fatahillah. Di beberapa tempat ada dek pandang. Dek pandang dibuat lebih tinggi daripada pedestrian. Sehingga kita bisa leluasa melihat jembatan dan area di sekitar kanal dari dek pandang. Selain itu juga ada bangku-bangku dari beton untuk beristirahat/bersantai. Pepohonan juga ditanam untuk penghijauan.

Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua juga tidak lupa melengkapi area tersebut dengan papan informasi berisi peta lokasi dan sejarah Kali Besar dan Jembatan Kota Intan. Papan ini berada di seberang Hotel Mercure Jakarta Batavia. Informasinya hanya tersedia dalam bahasa indonesia.

Di dalam papan informasi tersebut dikatakan, Kali Besar merupakan kanal besar lurus yang dibangun pada awal 1630-an untuk mempermudah transportasi barang/komoditas dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke bagian Kota Batavia. Saat air pasang, perahu-perahu kecil atau tongkang dapat melewati kanal Kali Besar menuju tepi kali yang sekarang terletak Pasar Asemka di Jalan Pintu Kecil. Oleh karena itu, jembatan yang dibangun di atas kanal dapat dibuka-tutup. Itulah Jembatan Kota Intan yang kita masih bisa lihat sampai sekarang.

Wilayah di tepi kanal Kali Besar kemudian menjadi tempat pemukiman orang-orang Eropa. Lalu dibangun juga kantor-kantor perusahaan dagang milik orang Eropa maupun toko-toko milik orang Tionghoa.

Sungai Ciliwung yang berhulu di Bogor (dahulu Buitenzorg) mengalir ke utara dan bermuara di Batavia. Sungai merupakan jalur transportasi sangat penting bagi penduduk pribumi maupun orang-orang Eropa dan Tionghoa pada waktu itu. Dari pedalaman di bagian selatan (Buitenzorg dan sekitarnya), banyak diangkut kayu dan hasil perkebunan seperti gula dan lain-lain. Maka dibangunlah kanal-kanal di Batavia, salah satunya untuk mempermudah transportasi barang/komoditas dari pedalaman menuju pelabuhan dan sebaliknya.

Jembatan Kota Intan memang tidak lagi berfungsi. Kita tidak bisa lagi melihatnya buka-tutup mengingat struktur kerangkanya yang sudah sangat tua.

Setelah selesai dipugar, jembatan ini dipagari. Pemprov Jakarta belum memberikan sinyal apakah akan membukanya atau tidak untuk publik. Bagaimanapun, keberadaan pedestrian yang lebar dan nyaman serta dek pandang cukup membantu pengunjung berswafoto dengan latar belakang Jembatan Kota Intan.     

Tamu-tamu bisa memesan tur Kota Tua dari hotel. (Foto: Yun Damayanti)

Akomodasi bintang 4 di Kota Tua Jakarta

Hotel Mercure Jakarta Batavia beruntung sekali berada persis di seberang Jembatan Kota Intan, salah satu marka ikonik Kota Tua Jakarta. Hotel bintang 4 ini hanya 950 meter dari Taman Fatahillah yang menjadi pusat kota tua.

Dari jaraknya, Hotel Mercure Jakarta Batavia bisa dikatakan merupakan satu-satunya hotel berbintang yang ada di Kota Tua Jakarta saat ini. Dengan peremajaan pedestrian di sekitar jembatan, berjalan kaki sekitar 15 menit dari hotel ke pusat kota tua jadi tak terasa melelahkan. Karena akan selalu ada alasan untuk berhenti dan berswafoto.

Meskipun tidak menempati bangunan dari era kolonial Belanda, Mercure Jakarta Batavia menempati bangunan heksagonal. Di bangunan dengan desain tidak biasa itu ada 376 kamar dan suite kontemporer modern yang terbagi dalam tujuh tipe. Bangunan dan area publik dihiasi dengan sentuhan-sentuhan lokal melalui struktur, desain, dan arsitektur bergaya Jakarta tempo dulu.

Tamu-tamu dapat menikmati berbagai pilihan santapan di Malaka Restaurant, Lobby Lounge, dan Soenda Kelapa Pool & Bar di lantai 2. Selain menu kuliner Asia dan Eropa, Malaka Restaurant juga menawarkan kuliner otentik Betawi.

Fasilitas lainnya termasuk kolam renang, pusat kebugaran, spa, sauna, taman bermain anak-anak, Nusantara Ballroom dan 18 ruang serba guna.

Untuk melengkapi pengalaman tamu-tamunya selama tinggal di jantung Kota Tua Jakarta, hotel berkolaborasi dengan UPK Kota Tua yang mempunyai program Free Guided Walking Tour. Selain itu, hotel pun menyediakan shuttle gratis menuju Museum Bahari setiap hari Sabtu dan Minggu. ***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *