MENELUSURI KEINDAHAN ALAM DAN BUDAYA DI BALI BARAT DAN UTARA
Tourism for Us – Bali bagian barat dan utara menawarkan pengalaman perjalanan yang lebih tenang, cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan bersantai. Di sini kunjungan wisatawan relatif tidak seramai daripada di bagian selatan dan tengah. Suasana lingkungan dan interaksi sosial yang lebih alami dengan masyarakat lokal juga masih terasa.
Walaupun jaraknya lumayan jauh dari pusat pariwisata di selatan, semua kebutuhan wisatawan tersedia di sana. Pilihan akomodasi bervariasi, mulai dari homestay, hotel, hingga resor mewah dan vila. Tidak sedikit dari tempat menginap ini mengusung konsep ramah lingkungan, menciptakan suasana yang nyaman dan berkelanjutan. Selain itu, fasilitas pendukung seperti tempat makan yang beragam, mulai dari warung hingga restoran, serta toko-toko yang menyediakan berbagai kebutuhan, dan layanan penyewaan kendaraan serta peralatan selam.
Wisatawan dapat menjelajahi kehidupan liar, terlibat dalam program konservasi, serta mengunjungi kebun anggur. Selain itu, mereka juga dapat menyaksikan proses pembudidayaan mutiara laut selatan dan membeli perhiasan mutiara.

(Foto: Yun Damayanti)
Kami merasa, di bagian barat suasananya lebih liar dan penuh petualangan, sementara di utara adalah tempat di mana kemewahan Bali diciptakan. Untuk itu, kami telah merangkum beberapa ide perjalanan menarik di Bali bagian barat dan utara.
Teluk Pemuteran
Pemuteran adalah salah satu desa yang terletak di barat laut Bali, terkenal dengan panorama gunung hijau yang memukau saat musim hujan dan pantai yang menawan dengan terumbu karang yang unik. Lokasi desa ini dekat dengan pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dan dapat dijangkau dalam waktu sekitar empat jam perjalanan darat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Desa ini adalah contoh inspiratif dari komunitas nelayan yang berhasil bangkit setelah menghadapi tantangan akibat penangkapan ikan yang berlebihan dan praktik yang merusak lingkungan. Saat ini, Pemuteran telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang terkenal, khusunya wisata selam. Selain itu, desa ini juga menjadi acuan penting dalam upaya konservasi terumbu karang, menunjukkan komitmen masyarakat terhadap pelestarian alam.
Fasilitas dan layanan yang ditawarkan di sini sangat beragam. Tersedia berbagai pilihan akomodasi mulai dari homestay, hotel, resor, hingga vila. Untuk kebutuhan kuliner, wisatawan dapat memilih dari warung sederhana hingga restoran yang lebih mewah. Selain itu, terdapat mini market, penyewaan kendaraan dan peralatan selam, serta layanan ATM dan penukaran uang yang memudahkan wisatawan.
Beberapa daya tarik wisata selam di Teluk Pemuteran:
- Napoleon Reef, loksinya berjarak 10 menit dari Teluk Pemuteran dengan visibilitas di bawah air mencapai 27 meter
- Close Encounters merupakan titik untuk melihat hiu dan pari
- Deep Reef atau Gede Reef adalah dinding karang terjal dengan kedalaman 15-40 meter.
- Muck jetty merupakan tempat untuk melakukan night dive
- Temple Wall juga dinding karang terjal sedalam 15-35 meter di mana penyelam dapat melihat disco flame scallop.
- Bio Wreck merupakan proyek restorasi terumbu karang buatan di kedalaman 24 meter
- Bio Rock adalah terumbu karang buatan terbesar di Indonesia dengan 115 struktur buatan yang dapat dijelajahi dengan menyelam dan snorkeling.
- Temple Garden menawarkan pemandangan bawah laut yang unik dengan patung-patung Hindu dan pintu khas bali, dan lokasinya paling dekat dengan pantai.
Di sekitar pantai Pemuteran pun menawarkan tempat snorkeling yang menarik.
Bagi para penyelam, tersedia pilihan akomodasi yang juga memiliki dive center. Salah satunya adalah Reef Seen Diver’s Resort yang dirancang khusus untuk para penyelam. Hotel ini dilengkapi dengan sekolah selam dan dive center, serta menawarkan suasana yang tenang dan nyaman.
Berdiri sejak awal 1990-an, Reef Seen merupakan salah satu akomodasi dan operator selam perintis di Pemuteran. Akomodasinya mengusung konsep ramah lingkungan, dan hotel ini memberikan layanan yang berkualitas serta atmosfer santai bagi para tamunya.
Bio Wreck dan Close Encounters adalah dua lokasi penyelaman terdekat dari Reef Seen. Masing-masing lokasi menawarkan pengalaman yang berbeda.
Reef Seen telah berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan Teluk Pemuteran dan kehidupan laut di bawahnya, termasuk penangkaran penyu, selama lebih dari 25 tahun. Dengan bantuan masyarakat, perlindungan terumbu karang yang diprakarsainya mulai menjadi lebih sehat melalui pencegahan praktik penangkapan ikan yang merusak dan penghapusan ancaman biologis.
Taman Nasional Bali Barat
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) berfokus pada pelestarian burung endemik Bali, yakni jalak bali (Leucopsar rothschildi). Selain itu, kawasan konservasi laut di perairan sekitar Pulau Menjangan juga menjadi bagian penting dalam taman nasional.
Pulau Menjangan terletak sekitar 5 mil laut dari Pulau Bali dan merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat. Pulau ini tidak berpenghuni, hanya dihuni rusa liar, hutan lindung yang rimbun, serta beberapa pura yang digunakan sebagai tempat ibadah oleh warga di sekitar taman nasional.
Untuk mencapai pulau itu, pengunjung perlu menggunakan transportasi laut. Perjalanan dari Pelabuhan Banyuwedang di Desa Pejarakan memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Sementara itu, para tamu yang menginap di dalam kawasan taman nasional, dari jetty Plataran Menjangan, perjalanan laut berlangsung sekitar 30 menit.
Perairan di sekitar pulau sangat bersih, dengan visibilitas mencapai lebih dari 10 meter, dan terumbu karangnya dalam kondisi yang sangat baik.
Tempat snorkeling di Pulau Menjangan berada di dekat dermaga dan tebing sebelum palung laut. Lokasi lainnya adalah Coral Garden dan Sandy Slope.
Sedangkan titik penyelaman ada di beberapa lokasi, yakni Secret Bay untuk melihat kuda laut, nudibranch, frogfish, dragonets, dan lain-lain; Anchor Wreck, bangkai kapal Belanda yang tenggelam pada abad ke-19 di kedalaman 45 meter, cocok untuk penyelam profesional; Eel Gardens, salah satu lokasi penyelaman terbaik di Pulau Menjangan; Bat Cave untuk penyelaman goa bawah laut; dan Coral Garden. Waktu terbaik untuk snorkeling dan menyelam di sini adalah pada bulan April sampai November.
Bagi yang ingin berkunjung ke Pulau Menjangan, disarankan untuk membawa bekal makan siang. Sampah sebaiknya tidak ditinggalkan di pulau, karena dapat mengganggu ekosistem dan mencemari lingkungan. Selain itu, penting untuk dipahami oleh pengunjung untuk tidak memberi makan rusa, agar mereka tetap bergantung pada sumber makanan alami dan tidak terganggu oleh interaksi manusia.
Menurut kami, TNBB merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang menawarkan fasilitas akomodasi terbaik. Di sini, pengunjung dapat menikmati eco-resort yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan di The Menjangan by Lifestyle Retreats dan Plataran Menjangan Resort & Spa. Kedua resor yang letaknya berdekatan ini berada di area yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan ekowisata, bukan di zona konservasi primer.
Kedua resor itu menciptakan suasana yang tenang dan harmonis dengan alam liar, dan menawarkan berbagai aktivitas menarik di dalam resor. Dengan pelayanan berkualitas tinggi, para tamu akan merasa nyaman dan betah saat berada di dalam taman nasional.
Kawanan rusa yang muncul di pantai setiap pagi dan sore merupakan pengalaman paling ikonik di The Menjangan by Lifestyle Retreats dan Plataran Menjangan Resort & Spa. Selain itu, tamu juga dapat menikmati pengalaman bersantap dan spa di tengah hutan mangrove yang memukau.

Kemewahan gaya hidup di sekitar lumba-lumba Lovina
Lumba-lumba memang menjadi daya tarik utama wisatawan datang ke Lovina. Tinggallah lebih lama sedikit di sini untuk mengunjungi perkebunan anggur (vineyards) yang subur dan melihat proses pembudidayaan mutiara laut selatan, jenis mutiara paling dicari di seluruh dunia.
Bagi pecinta wine, jangan lewatkan kesempatan mengunjungi Hatten Vineyards yang berjarak sekitar 50 menit berkendara dari Pantai Lovina. Pengunjung dapat berjalan-jalan di perkebunan anggur dan mencicipi berbagai jenis wine yang dihasilkan dari varietas lokal dan internasional yang semuanya ditanam di situ.
Tanah vulkanik yang subur memberikan karakter dan kompleksitas pada setiap botol anggur yang dihasilkan. Terletak di ketinggian 50 mdpl dan berada di lintang rendah, kebun anggur ini menikmati cuaca panas dan lembap yang memungkinkan tiga kali panen dalam setahun.
Hatten Vineyards memiliki program penelitian dan pengembangan vitikultur terlengkap di Bali, dan telah melakukan uji coba pada lebih dari 50 varietas anggur internasional. Dalam situsnya juga diterangkan bahwa mereka bekerja sama dengan jaringan petani lokal dan kini membudidayakan 10 varietas anggur, mulai dari Muscat St. Vallier khas Bali hingga varietas unggul seperti Syrah.
Hatten Wines memulainya dengan memproduksi satu rose wine yang dibuat dari anggur warisan Bali varietas Alphonse lavallee. Sampai saat ini, mereka telah memproduksi 10 jenis wine, yang menampilkan varietas anggur warisan dan internasional yang semuanya tumbuh di Bali utara, serta telah diakui sebagai salah satu wine terbaik di Asia.
Ida Bagus Rai Budarsa, atau yang dikenal dengan nama Gus Rai, mendirikan Hatten Wines pada tahun 1994. Gus Rai lahir dan besar di Sanur dari sebuah keluarga yang sudah lama berkecimpung dalam pembuatan arak dan arak Bali sejak tahun 1968.
Sekitar tujuh menit berkendara dari Hatten Vineyards, terdapat pembudidayaan mutiara laut selatan yang dikelola oleh Atlas Pearls. Pembudidayaan mutiara juga dilengkapi dengan workshop dan showroom, sehigga pengunjung dapat membeli produknya langsung.
Selama 30 tahun terakhir, Atlas Pearls telah menjadi salah satu produsen dan distributor terbesar untuk mutiara laut selatan berwarna putih dan perak di dunia. Mutiara putih dan perak dari Atlas Pearls menjadi incaran banyak orang karena kualitas dan keindahannya.
Atlas Pearls memulai budidaya mutiara laut selatan pada tahun 1993 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan sejak itu telah mendirikan dan mengoperasikan total delapan lokasi budidaya mutiara laut selatan. Lokasinya membentang dari taman nasional di Jawa Timur, Bali Utara, hingga Teluk Alyui, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kapasitas produksi dari delapan lokasi budidaya itu antara 500.000 hingga 600.000 butir mutiara setiap tahun.
Produksi mutiara laut selatan berkualitas tinggi dilakukan melalui metode yang etis, berkelanjutan, dan non-ekstraktif. Perusahaan telah lama berkomitmen untuk mendukung desa-desa, pemangku kepentingan, dan komunitas di sekitar lokasi budidaya mutiara laut selatan. Mereka diakui sebagai tetangga dan menyadari peran perusahaan sebagai pemberi kerja utama di wilayah operasionalnya, serta telah meluncurkan berbagai inisiatif terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Pengalaman paling berharga dari perjalanan di Bali bagian barat dan utara adalah kita tidak perlu terburu-buru mengunjungi tempat-tempat yang sedang viral. Kita benar-benar bisa menikmati momen santai selama liburan, meresapi keindahan alam dan budaya yang ada di sekitarnya. ***(Yun Damayanti)
