PERTUMBUHAN USAHA TREKKING OPERATOR DI INDONESIA
Tourism for Us – Para influencers kini semakin aktif mempromosikan trekking sebagai bagian dari gaya hidup yang sehat dan menyenangkan. Melalui media sosial, mereka menciptakan narasi imersif tentang pengalaman mendaki, menarik perhatian banyak orang untuk menjelajahi keindahan alam dan tantangan yang ditawarkan oleh gunung.

Dukungan dari kemajuan teknologi dalam peralatan pendakian gunung semakin memudahkan para penggemar outdoor untuk menikmati aktivitas ini. Dengan perlengkapan yang lebih canggih dan nyaman, semakin banyak orang yang terinspirasi utuk menjadikan trekking sebagai bagian dari pilihan akivitas pada hari libur.
Seiring dengan tren pendakian gunung yang semakin meningkat dan menarik perhatian banyak orang, berbagai usaha yang berkaitan dengan aktivitas ini juga berkembang pesat, termasuk operator trekking. Di Indonesia, terdapat lebih dari 100 operator trekking yang tersebar di 25 provinsi. Keberadaan mereka tidak hanya mendukung para pendaki, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan pariwisata lokal dan pelestarian lingkungan.
Operator trekking di Indonesia didorong untuk memiliki legalitas yang jelas, seperti berbentuk PT, CV, atau usaha perseorangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa layanan yang mereka tawarkan dapat dipercaya dan memenuhi standar yang ditetapkan.
Berbagai layanan yang tersedia mencakup hiking, trekking, jungle trekking, multidestinasi, alpin, high altitude, dan ekspedisi. Dengan legalitas yang kuat, operator dapat memberikan pengalaman yang lebih aman dan memuaskan bagi para petualang.
Namun, ada pandangan yang menyatakan bahwa mendaki gunung dengan bantuan jasa operator trekking, pemandu, dan porter dianggap kurang menarik dan mengurangi esensi petualangan.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Muchlis, pandangan tersebut bersifat subyektif. Anggota klub atau organisasi pecinta alam dan pendaki gunung umumnya lebih memilih untuk mendaki secara mandiri, karena mereka telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai.
Sementara, bagi wisatawan yang ingin mencoba mendaki, sangat disarankan untuk menggunakan jasa operator trekking. Hal ini menawarkan berbagai keuntungan, seperti layanan berkualitas yang memenuhi kebutuhan pendaki, serta memberikan rasa aman dan nyaman. Selain itu, menggunakan jasa operator trekking dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang teknik pendakian gunung.
Melihat pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan gunung, Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) berkolaborasi dengan The J-Team menghadirkan Indonesia Mountain Travel Mart 2025 (IMTM) pada 30 September 2025 di Hotel Borobudur Jakarta. Di IMTM 2025, peserta akan berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik untuk trekking yang aman di gunung pada sesi Talkshow, kemudian dilanjutkan dengan mempertemukan pelaku wisata gunung dengan pelaku industri pariwisata lainnya di sesi Table Top.
Table Top IMTM 2025 merupakan platform terbaik bagi pelaku pariwisata lainnya untuk menemukan operator trekking profesional dan memiliki legalitas, serta pemandu wisata gunung berpengalaman dan bersertifikat. Trekking operator sekarang tidak hanya menawarkan jasa pemanduan tetapi juga telah mengembangkan bermacam-macam paket untuk beragam segmen pasar. Sementara, bagi para pelaku wisata gunung Table Top menjadi platform yang efektif karena akan bertemu dengan banyak mitra potensial dalam waktu singkat.
Segera daftarkan diri Anda sebagai Seller atau Buyer, karena tempat terbatas! Pendaftaran telah diperpanjang hingga 25 September 2025. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini. ***(Yun Damayanti)
