PEMPROV DKI JAKARTA: KEMBANGKAN TOD DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA UNTUK DORONG KUNJUNGAN WISATAWAN
Tourism for Us – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengembangkan Kota Tua Jakarta dengan pendekatan kawasan beriorientasi transit (transit oriented development/TOD). Stasiun MRT Kota yang direncanakan akan menjadi pendorong utama untuk regenerasi perkotaan di kawasan ini, melengkapi Stasiun Kota yang telah beroperasi selama 96 tahun dan jalur Trans Jakarta yang ada.

(Foto: Yun Damayanti)
Pengembangan TOD kawasan Kota Tua Jakarta akan mengedepankan prinsip-prinsip penggunaan bangunan untuk multifungsi (mix use), peningkatan konektivitas, meningkatkan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, penyediaan infrastruktur, dan regenerasi ekonomi. Dengan pendekatan ini, diharapkan Kota Tua dapat menjadi kawasan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada saat meninjau Kota Tua minggu lalu menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk membenahi sekaligus mengembangkan kawasan beriorientasi transit (TOD) di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Pembenahan tahap awal dimulai pada 2026 dengan memperbaiki sarana-prasarana dasar di Kota Tua, di antaranya jalan, sungai, serta pedestrian (area pejalan kaki).
‘’Yang paling utama adalah tentunya di 2029, MRT-nya sudah selesai sampai Kota Tua. Sehingga dengan demikian, benar-benar daerah ini sudah harus siap untuk menjadi tempat baru, hub baru bagi Jakarta yang tentunya semua masyarakat bisa manfatkan,’’ kata Pramono.
Pada pembukaan TOD Forum 2025 yang mengangkat tema ‘’Preserving Heritage, Shaping Urbanity’’ di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (21/10/2025), Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno menyatakan bahwa pemprov siap melakukan revitalisasi melalui pembangunan kembali bangunan lama di Kota Tua seiring implementasi kawasan beriorientasi transit.
Selain itu, pemprov juga tengah menyiapkan strategi revitalisasi kawasan bersejarah melalui pendekatan adaptive reuse atau pemanfaatan kembali bangunan lama. Langkah ini diharapkan dapat menjaga nilai arsitektur klasik sekaligus memberi fungsi baru yang relevan dengan kehidupan urban masa kini.
Lebih lanjut, Wagub Rano menjelaskan bahwa revitalisasi ini akan dibarengi dengan penciptaan ruang-ruang kreatif yang mendorong aktivitas ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen menerapkan desain kota yang terintegrasi dengan memperkuat konektivitas antarzona di kawasan cagar budaya.
Gubernur DKI Jakarta berharap dengan pembenahan yang dilakukan oleh pemda mampu menarik minat wisatawan mancanegara dari Eropa dan Asia, seperti dari Jepang, Cina, dan sebagainya untuk berwisata ke Kota Tua Jakarta. ***(Yun Damayanti)
