MENPAREKRAF BERI TIPS JITU HADAPI NETIZEN +62 PADA ACARA TERMINAL VOL.3

Tourism for Us – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali mengadakan acara TERMINAL Vol.3. Kali ini acara digelar di Melva Balemong, Ungaran, Jawa Tengah, Minggu (30/6/2024). Acara bincang-bincang tersebut dihadiri 119 peserta secara luring dan 453 peserta hadir secara daring dalam dua sesi. Dan tema yang diangkat adalah Inklusivitas di Media Sosial.

(Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

TERMINAL merupaka ajang temu para admin media sosial untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan. Agar konten media sosial pemerintah/instansi/lembaga dapat disajikan untuk berbagai kalangan.

Pada Terminal Vol.3, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan tips jitu menghadapi warganet Indonesia yang dikenal sebagai Netizen +62.

‘’Kita perlu meningkatkan inklusivitas dalam pengemasan konten,’’ ujar Menparekraf Sandiaga.

Kemudian, perlu konsistensi menyajikan konten informatif, relevan dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Jika konten yang dihasilkan berkualitas maka komentar dari warganet cenderung akan bernuansa positif bahkan mengapresiasi.

‘’Inklusivitas konten juga perlu untuk menghargai kesetaraan gender dan mengurangi kesenjangan sosial. Admin juga harus selalu up to date, mengoptimalkan tren, strategi, algoritma terbaru, mendukung pemerintah mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030,’’ kata Menparekraf Sandiaga.

Sebagaimana data Status Literasi Digital di Indonesia, media sosial menjadi sumber informasi masyarakat dalam tiga tahun terakkhir (72,6 persen responden). Maka ke depan perlu inovasi peran admin di media sosial pemerintah dalam mendukung Indonesia mencapai 17 tujuan SDGs pada tahun 2030. Salah satunya berkaitan dengan kesetaraan dalam mengakses informasi publik.

Melalui kegiatan ini, Menparekraf secara khusus mengharapkan ada tambahan wawasan informasi terkait pengelolaan media sosial yang inklusif. Selain itu juga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Kemenparekraf pun melibatkan pelaku industri kreatif dari berbagai latar untuk menciptakan konten yang inklusif dan beragam di media sosial. Ini dilakukan melalui program pelatihan dan workshop untuk membuka ruang kolaborasi antara kreator berbagai kalangan. ***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *