Tourism for Us – Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan berbagai event internasional meningkatkan kepercayaan diri dalam pemulihan sektor pariwisata sekaligus menarik lebih banyak wisatawan, khususnya wisatawan yang datang untuk kegiatan bisnis. Potensi ini ditawarkan kepada pelaku pariwisata di Tiongkok, khususnya yang bergerak dalam industri meeting, incentive, convention, [more]
Tourism for Us – Partisipasi Indonesia dalam pameran B-to-B MICE terbesar di Australia, The Asia Pacific Incentives and Meetings Events (AIME) 2025, menghasilkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) potensial lebih dari 1000 persen. Sektor MICE telah terbukti menjadi salah satu pendorong utama dalam menarik kunjungan [more]
Tourism for Us – Perjalanan insentif (incentive travel) masih relevan sampai sekarang. Banyak perusahaan masih percaya bahwa perjalanan insentif merupakan cara yang bagus untuk mengakui dan mendorong kinerja positif karyawan maupun rekan bisnis.
Dalam dekade terakhir, dengan meningkatnya kesadaran terhadap perubahan iklim dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsiblity/CSR), perjalanan insentif dilihat juga sebagai cara untuk memberikan pengalaman budaya baru dan autentik kepada karyawan maupun rekan bisnis sekaligus memberi dampak berkelanjutan terhadap ekonomi dan masyarakat lokal.
Definisi perjalanan insentif adalah program penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau rekan bisnis dalam bentuk perjalanan wisata.
Tujuan utama dari perjalanan insentif adalah memotivasi dan meningkatkan keterlibatan karyawan dengan memberikan insentif. Perjalanan ini bisa diberikan kepada invidu atau kelompok berupa perjalanan gratis atau bersubsidi.
Melalui perjalanan insentif perusahaan ingin membangun loyalitas, mendorong penjualan, mendorong kerja sama tim, meningkatkan layanan pelanggan dan membantu mencapai tujuan-tujuan bisnis lainnya.
Perjalanan insentif seringkali diadakan ke destinasi-destinasi impian. Perjalanan itu merupakan kegiatan atau pengalaman di luar kantor. Maka perjalanan insentif kerap kali dirancang dengan pertimbangan selera dan demografi penerima (karyawan, rekan bisnis) serta melibatkan keluarga atau pasangan karyawan.
Dikutip dari ibtmworld.com, perjalanan insentif merupakan cara yang bagus untuk mengakui dan mendorong kinerja positif karyawan maupun rekan bisnis.
Perjalanan insentif juga menjadi cara yang lebih menarik bagi generasi milenial dan generasi Z atas sebuah penghargaan di tempat kerja. Generasi milenial dan Z lebih suka penghargaan dalam bentuk pengalaman daripada produk atau uang.
Dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, perjalanan insentif memberi kesempatan untuk bersantai, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah didatangi, dan kembali dengan perasaan riang.
Herman Rukmanadi, Direktur Bhara Tours & Travel. (Foto: Yun Damayanti)
Herman Rukmanadi, Direktur Bhara Tours & Travel, mengatakan, durasi perjalanan insentif selalu pendek. Tetapi jumlah peserta dalam sekali perjalanan banyak. Dan pengeluarannya rata-rata besar.
‘’Tidak mungkin perjalanan insentif itu selama 10 hari. Mereka harus kembali bekerja. Treatment perjalanannya itu selalu tinggi. Contoh, biaya makan minimal 100 dolar AS. Karena perjalanan insentif diadakan supaya orang-orang termotivasi harus dapat lagi tahun depan. Pengalaman perjalanannya very good. Dia jual lagi lebih banyak,’’ ujar Herman.
Herman melihat pasar perjalanan insentif dari luar negeri ke Indonesia cukup besar, terutama ke Bali. Dengan jumlah peserta yang rata-rata banyak maka untuk mengelola pergerakan perjalanan grup insentif memerlukan armada transportasi yang cukup.
‘’Kenapa perjalanan insentif hanya bisa ke Bali? Karena jumlah pesertanya terlalu besar. Contohnya begini, saya menangani grup perjalanan insentif dari Eropa sebanyak 180 orang. Untuk movement-nya, kalau grup itu dibawa ke Jogja dahulu, nanti ke Bali pakai apa? Pesawatnya saja kan tidak cukup,’’ Herman menjelaskan.
Semenjak wisatawan dari Asia Selatan mengalir ke Bali, Eddie Tarsisius, Managing Director Absolute Indonesia DMC, melihat kenaikan 75% perjalanan insentif dari India dan Nepal. Inbound tour operator berbasis di Bali ini selain menangani wisatawan leisure juga mengatur perjalanan insentif dari Asia Selatan khususnya dari India dan Nepal.
Menurut pengalamannya, program perjalanan insentif dari Nepal lebih banyak aktivitas tur yakni ke pantai, menikmati cruise dan atraksi budaya. Tanah Lot, Nusa Penida, Uluwatu dan Ubud menjadi favoritnya. Lama tinggalnya rata-rata 5 hari 4 malam.
Sedangkan perjalanan insentif dari India menurutnya tidak ada treatment khusus. ‘’Lebih bersabar saja. Karakter mereka ini kan demanding,’’ kata Eddie.
Menurut Herman, MCE – meeting, convention, exhibition – memang seharusnya di Jakarta. Karena tempat (venue) paling besar ada di kota ini. Sedangkan Bali masih menjadi tempat yang paling representatif dan mampu memenuhi semua kebutuhan perjalanan insentif internasional.
Dalam memasarkan Indonesia sebagai destinasi perjalanan insentif internasional maka kita harus mendekati (approach) incentive travel house/agency di sumber pasar. Incentive travel house/agency adalah tour operator khusus dan hanya menangani perjalanan insentif. Mereka yang akan menghubungkan destinasi dengan korporasi-korporasi yang menjadi kliennya.
‘’Penanganan perjalanan insentif berbeda sekali dengan perjalanan wisata biasa. Persiapannya bisa mencapai dua tahun. Kita harus berkorepondensi terus-menerus. Semuanya harus diatur sampai detil. Klien yang saya tangani dari Eropa tidak pernah ada meeting dalam programnya. Kita tidak langsung menghubungi korporasinya. Mereka tidak akan mau. Jadi itulah kenapa kita harus mencari incentive house-nya,’’ tutur Herman.
Keaslian (authenticity), kesejahteraan (wellness), dan keberlanjutan (sustainability) disorot sebagai tiga elemen penting yang mendorong jenis program perjalanan insentif baru. (Foto: Bhara Tours via Instagram)
Sejarah perjalanan insentif
Program perjalanan insentif telah ada sejak tahun 1920-an. Perusahaan memutuskan cara terbaik memotivasi tim penjualan dan mendorong persaingan sehat adalah dengan memberi penghargaan kepada mereka yang berkinerja terbaik.
Pada awalnya, perjalanan insentif menghadirkan pengalaman eksklusif dengan perjalanan mewah seperti menginap di resor, penerbangan kelas bisnis dan lain sebagainya.
Namun dalam dekade terakhir, dengan kesadaran terhadap perubahan iklim yang meningkat, tanggung jawab sosial perusahaan, perjalanan insentif bergeser menjadi memberikan pengalaman budaya baru, pengalaman yang autentik, memberi dampak berkelanjutan terutama pada ekonomi lokal.
Laporan IBTM World mengungkapkan perjalanan insentif masih relevan. Perusahaan akan memaksimalkan ROI dari perjalanan insentif yang menghadirkan pengalaman, inovasi, keterlibatan, kreativitas dan pengayaan budaya. Dalam perjalanan insentif ada mengunjungi destinasi baru, pengembangan pribadi, dan bersantai.
Pasar dan nilai perjalanan insentif global
Incentive Travel Report 2023, ditulis oleh Mike Fletcher untuk IBTM World, mengungkapkan, nilai pasar global untuk perjalanan insentif akan mencapai US$ 216,8 miliar (£174 miliar) pada tahun 2031, jika terus pulih pada tingkat pertumbuhan tahunan saat ini sebesar 12,1%, menurut angka yang diterbitkan oleh Allied Market Research.
Penelitian yang dilakukan oleh Incentive Travel Index (ITI) pada 2022 – sebuah inisiatif gabungan Financial & Insurance Conference Professionals (FICP), Incentive Research Foundation (IRF), dan Society for Incentive Travel Excellence (SITE), memprediksi bahwa jumlah orang yang berpartisipasi dalam program perjalanan insentif di seluruh dunia akan pulih sebesar 48% tahun 2023 dan tumbuh sebesar 61% pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2019.
Peran perjalanan insentif sudah bergeser pascapandemi Covid 19. Perjalanan insentif telah menjadi pendorong utama dalam membangun budaya perusahaan dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Sebelum dekade ini, program perjalanan insentif sebagian besar dirancang untuk memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerja tim atau individu.
Menurut ITI, faktanya sekarang menunjukkan ‘Retensi Karyawan’ (67%) menjadi alasan yang paling sering dikutip dan mengapa perjalanan insentif dapat kembali mendapatkan kepentingan strategisnya.
Namun saat ini, sebanyak 66% agen perjalanan insentif (incentive travel house/agency) menyatakan, manfaat yang lebih lunak seperti inklusivitas, hubungan antarteman, dan kemampuan mengajak pasangan jalan-jalan telah menjadi lebih relevan sebagai bagian dari skema penghargaan dan pengakuan perusahaan.
Peran para profesional yang menangani perjalanan insentif sekarang termasuk membantu perusahaan menunjukkan perhatian pada kesejahteraan karyawan dengan memberikan waktu istirahat dan akses ke layanan kesehatan untuk mengatasi kesepian, stres, dan kelelahan di tempat kerja.
Hasilnya, 35% responden ITI menyatakan bahwa pentingnya kegiatan kebugaran (wellness) telah meningkat seiring dengan pembangunan tim yang berfokus pada CSR (sebagaimana dinyatakan oleh 44% responden).
Dalam laporan tersebut juga menunjukkan pasar utama perjalanan insentif adalah sektor keuangan dan asuransi sekitar 60 persen, SAAS atau perusahaan teknologi perangkat lunak sebesar 48 persen, perusahaan farmasi dan alat kesehatan 39 persen, dan perusahaan langsung-ke-konsumen 27 persen dan perusahaan otomotif sebesar 22 persen.
Dalam IBTM World’s 2023 Trends Report, keaslian (authenticity), kesejahteraan (wellness), dan keberlanjutan (sustainability) disorot sebagai tiga elemen penting yang mendorong jenis program perjalanan insentif baru.
Apa yang harus menjadi prioritas perusahaan saat kembali ke perjalanan insentif?Stephanie Harris, Presiden IRF, mengatakan, ‘’Hotel, DMO, dan CVB yang menyatukan elemen-elemen program penting dengan cara yang mudah bagi perencana, dan dapat menunjukkan kemampuan mereka untuk melaksanakan sesuai janji, akan menjadi yang terdepan.“
Dan bagaimana program insentif memotivasi dan memberi penghargaan, Patrick Delaney, MD Sool Nua, menyimpulkannya, ‘‘Bisnis akan selalu mencari cara untuk tumbuh. Sekarang, lebih dari sebelumnya, ada penekanan pada perolehan, pelibatan, dan pembinaan bakat. Ini adalah pendorong utama pasar perjalanan insentif.“ ***(Yun Damayanti)
Tourism for Us – Industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) Indonesia tengah mempersiapkan langkah besar untuk memperkuat posisinya di pasar global. Dengan adanya pameran Indonesia Exhibition Industri Expo (INDES) dan Indonesia Business Event Forum (IBEF) yang sudah berlangsung pada 5-6 November 2024 di Jakarta Convention [more]
Tourism for Us – Jakarta akan mengikuti jejak kota New York. Kota metropolitan terbesar di Indonesia ini dalam proses bertransformasi dari ibukota negara menjadi kota global. Dan sektor pariwisata akan menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi kota. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersinergi dengan Konsulat [more]
Tourism for Us – Seiring dengan fokus Indonesia untuk membangun industri Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), Indonesia MICE Youth Challenge menjadi salah satu platform penting untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten di industri MICE. Melalui kompetisi pencarian talenta seperti ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan industri MICE di Indonesia. Dan memastikan Indonesia bisa menjadi destinasi MICE berkelas dunia di masa depan.
Indonesia MICE Youth Challenge menjadi salah satu platform penting untuk mempersiapkan talenta yang kompeten di industri MICE Indonesia. (Foto: ASPERAPI)
Indonesia MICE Youth Challenge 2024 telah sukses diselenggarakan pada 29-30 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Kompetisi ini digelar dengan tujuan menemukan talenta/potensi terbaik dari mahasiswa program studi pariwisata dan event management dari seluruh Indonesia.
Asosiasi Industri Pameran Indonesia (ASPERAPI) bekerja sama dengan Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) menggagas kompetisi ini. Dan kompetisi tersebut didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).
Vincencius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, menekankan pentingnya investasi pada sumber daya manusia (SDM).
‘’Investasi di bidang SDM ini sangat penting karena berdampak jangka panjang. Kami dari Kemenparekraf akan selalu konsisten mendukung kompetisi seperti ini,’’ ujarnya.
Ketua Penyelenggara Indonesia MICE Youth Challenge 2024 Yuda Imam menyampaikan, setelah melalui seleksi ketat terpilih enam tim finalis. Dua tim berasal dari Universitas Prasetya Mulya, dua tim dari Politeknik Negeri Jakarta, satu tim dari Politeknik Internasional Bali dan satu tim dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung. Pemenang kompetisi ini akan mewakili Indonesia di The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) MICE Youth Challenge.
‘’Semoga kegiatan ini bisa menjadi ajang kompetisi tahunan yang berkelas dengan dukungan dari kami. Mari jadikan momen ini sebagai awal dari perjalanan panjang menuju keberhasilan di industri MICE,’’ ujar Yuda Imam.
Jeffery Eugen, Sekretaris Jenderal ASPERAPI, menambahkan, industri MICE membutuhkan banyak sekali event kreatif yang harus didorong baik dari industri sendiri maupun dari dunia pendidikan.
‘’Event ini diharapkan bisa menjadi batu loncatan bagi peserta untuk masuk ke industri MICE yang sebenarnya,’’ kata Jeffry.
Ketua Umum ASPERAPI Hosea Andreas Rungkat menyampaikan terima kasihnya atas dukungan dari kampus-kampus yang telah berpartisipasi dalam kompetisi tahun ini.
Berikut daftar pemenang Indonesia MICE Youth Challenge 2024:
1st Runner Up, Politeknik Negeri Jakarta, Tim Aruna Jaya
2nd Runner Up, Prasetya Mulya, Tim Triplets
The Best Presenter Awards, Prasetya Mulya, Yusri Tamara
Special Recognition Awards, Politeknik Negeri Jakarta, Tim Barries Breakers
The Most Popular Awards, Politeknik Internasional Bali, Tim Balicentive
The Best Attire Awards, Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Tim Earth Allies
Tourism for Us – Jakarta akan tetap menjadi destinasi pariwisata dan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) terpenting di Indonesia. Sejarah panjang dan infrastruktur serta geliat bisnis tidak akan menghentikan daya tariknya. Walaupun kota megapolitan ini tidak lagi menyandang status ibukota negara Republik Indonesia. Penyelenggaraan ASITA [more]
Tourism for Us – Industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Indonesia membutuhkan ide-ide baru dan orisini dari generasi muda. Terutama dari mereka yang sedang menempuh pendidikan di bidang MICE, bisnis atau pariwisata. Indonesia Exhibition Companies Association (IECA) bekerja sama dengan Indonesia Congress and [more]
Tourism for Us – Pemerintah Indonesia menseriusi mendatangkan musisi-musisi kelas dunia untuk menggelar konser di Indonesia. Dan kehadiran musisi dunia di sini diharapkan dapat mendorong memajukan industri musik di Tanah Air.
(Foto: Birkompublik Kemenparekraf)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pada ‘’The Weekly Brief with Sandi Uno’’, Rabu (13/3/2024), di Gedung Sapta Pesona , Jakarta, menjelaskan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) untuk melakukan update potensi penyelenggaraan kegiatan event dunia di Indonesia. Bukan hanya musik tapi juga olahraga dan event lainnya.
Dalam upaya pemerintah menggaet musisi kelas dunia untuk tampil di Indonesia di antaranya dengan memberikan kemudahan perizinan. Salah satunya adalah Visa Music Performer yang merupakan terobosan dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Visa ini dapat memudahkan perizinan musisi internasional melakukan konser di Indonesia. Dan kehadiran musisi dunia di sini diharapkan dapat mendorong memajukan industri musik di Tanah Air.
‘’Jadi ini adalah visa Single Entry yang bisa didapatkan secara online. Visa ini telah digunakan oleh Ed Sheeran, Coldplay, Twice dan Jonas Brothers. Kita berikan apresiasi kepada Dirjen Imigrasi karena memudahkan perizinan musisi internasional untuk menggelar konser di Indonesia,’’ kata Menparekraf.
Upaya berikutnya adalah melalui dana pendampingan. Sesuai arahan Presiden, pemerintah tengah membentuk Indonesia Tourism Fund. Dana yang disiapkan sebesar Rp 2 triliun untuk mendukung penyelenggaraan event nasional dan internasional di Indonesia.
‘’Kita berharap dana ini menjadi dana pendampingan yang mampu memfasilitasi dan memberikan insentif kunjungan musisi-musisi juga pelaku-pelaku ekonomi kreatif kelas dunia, termasuk event-event olahraga,’’ kata Menparekraf.
Kemudian, pemerintah juga melakukan akselerasi pelayanan perizinan event melalui digitalisasi. Dan berkolaborasi dengan multipihak dan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah dan pihak-pihak pengamanan, dalam penyelenggaraan event.
Terkait infrastruktur, Indonesia telah memiliki berbagai venue yang mumpuni seperti Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta International Stadium (JIS), Ancol, Candi Prambanan, dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Venue-venue tersebut terus diperbaiki kekurangannya.
Menparekraf mengatakan, selalu ada ruang untuk perbaikan. Semuanya mengacu pada praktik-praktik terbaik misalnya penggunaan transportasi umum sebagai tulang punggung aksesibilitas menuju dan dari venue.
Upaya berikutnya terkait keselamatan dan keamanan. Menurut Sandiaga, ekosistem bisnis yang sehat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat penting. Hal ini juga bisa menarik musisi kelas dunia seperti Coldplay, Ed Sheeran, Jonas Brothers, dan segera hadir Festival Hammersonic, untuk mau tampil di Indonesia.
‘’Jadi kami langsung menindaklanjuti. Kami mendapatkan informasi dari Australia, Jepang dan dari Singapura. Pada 8 Maret 2024 lalu saya bertemu dengan Menteri Keberlanjutan Lingkungan sekaligus Pejabat Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Grace Fu, di dalamnya ada potensi kolaborasi untuk mendatangkan event berkelas internasional ke Indonesia,’’ kata Menparekraf Sandiaga.***(Yun Damayanti)
Tourism for Us – KTT ke-43 ASEAN yang berlangsung pada 5-7 September 2023 di Jakarta diperkirakan memberi dampak ekonomi yang sama dengan pelaksanaan KTT G20 tahun 2022 di Bali. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat meninjau [more]