Tag: travel tech

PERUBAHAN EKSPETASI PENGALAMAN PERJALANAN PELANGGAN HADAPI DENGAN STRATEGI PENDEKATAN WISATAWAN-SENTRIS

PERUBAHAN EKSPETASI PENGALAMAN PERJALANAN PELANGGAN HADAPI DENGAN STRATEGI PENDEKATAN WISATAWAN-SENTRIS

Tourism for Us – Pascapandemi COVID-19, pelaku industri perjalanan dan pariwisata tidak hanya menghadapi disrupsi teknologi tetapi juga perubahan ekspetasi pengalaman perjalanan wisatawan. Usaha-usaha pariwisata, termasuk industri operator tur dan agen perjalanan, dituntut untuk beradaptasi atau mengubah strategi-strateginya agar bisnis dapat beroperasi kembali. Dari pengalaman [more]

INI TREN PERJALANAN 2023, OPERATOR TUR WAJIB TAHU

INI TREN PERJALANAN 2023, OPERATOR TUR WAJIB TAHU

Tourism for Us –  Teknologi perjalanan (travel tech), hubungan antarmanusia, dan business leisure (bleisure) menjadi tiga kunci utama tren perjalanan 2023. Travel tech akan semakin dalam mempengaruhi bagaimana orang-orang melakukan perjalanan. Namun pada saaat yang sama, semakin banyak juga wisatawan mencari pengalaman lebih dalam melalui [more]

HAYO, PLATFORM IN-DESTINATION SERVICE LOKAL SEGERA MELUNCUR

HAYO, PLATFORM IN-DESTINATION SERVICE LOKAL SEGERA MELUNCUR

Tourism for Us – Sebuah platform IN-DESTINATION service lokal segera meluncur di Indonesia. Hayo namanya. Melalui platform ini pelancong lokal, wisatawan domestik dan mancanegara tidak perlu lagi bingung mau ngapain. Di platform ini akan membantu pelancong dan wisatawan mencari operator-operator lokal yang menyediakan tur, aktivitas/pengalaman, persewaan transportasi hingga akomodasi ketika sudah tiba di destinasi wisata manapun di Indonesia. Mulai dari destinasi mainstream sampai destinasi yang hanya orang lokal yang tahu.

(Sumber: Hayo Wisata Indonesia)

Hayo adalah platform in-destination sales as service yang akan mendukung distribusi penjualan produk-produk dari operator tur, operator aktivitas/pengalaman di desa-desa sampai kota-kota besar, persewaan transportasi mulai dari sepeda, motor, mobil. bis, kapal/boat dan lain-lain; persewaan akomodasi liburan mulai dari homestay, guesthouse, rumah liburan/villa dan lain-lain.

Platform in-destination sales as service ini menghubungkan langsung antara para operator dengan pelancong dan wisatawan. Karena 50% tur, aktivitas/pengalaman, persewaan dibeli pada saat wisatawan sudah tiba di destinasi. Selain itu, di antara anggota/supplier yang berada di dalam jaringan Hayo juga dimungkinkan terjadi proses bussiness-to-bussiness.

Operator atau pemilik usaha pariwisata yang menjadi anggota/suppliers Hayo akan memiliki widget dan API sendiri. Widget dan API tersebut bisa langsung ditempelkan di situs (website) masing-masing member/supplier. Pengaturan dan kontrol bisa dilakukan sendiri oleh member/supplier. Platform ini juga dilengkapi dengan sistem pencarian-pembelian-pembayaran (look-book-payment) yang mudah dan aman.

Hayo pun tersinkronisasi dengan jaringan online travel paling banyak dipakai wisatawan global seperti Viator, Expedia dan Bokun. Itu akan semakin memperluas jangkauan pemasaran dan penjualan. Anggota/supplier dapat mengkustomkan (customising) pilihan jaringan OTA sesuai dengan target pasar produknya. Alat pemesanan yang sudah dimiliki anggota/supplier pun dapat dengan mudah disinkronkan dengan alat yang ada di platform Hayo.

Tidak ada biaya pendaftaran maupun biaya keanggotaan untuk menjadi anggota/supplier di Hayo. Sistem yang berlaku adalah bagi hasil/komisi dari transaksi melalui platform.

Hayo terbuka bagi pelaku-pelaku usaha operator tur dan agen perjalanan anggota ASITA, non-anggota ASITA, maupun usahawan individu selama memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan usaha-usaha jasa lainnya terkait wisata di seluruh Indonesia.

Hayo dioperasikan oleh PT Hayo Wisata Indonesia, sebuah perusahaan lokal atau penanaman modal dalam negeri. Perusahaan ini berkolaborasi dengan Toristy, sebuah usaha rintisan (start up) asal Finlandia yang menyediakan teknologi in-destination sales as service dan merupakan usaha rintisan white label. Di jaringan Toristy sendiri sampai saat ini sudah ada 21.855 layanan aktif dengan 657 suppliers dari 58 negara.*** (Yun Damayanti)