INI TREN PERJALANAN 2023, OPERATOR TUR WAJIB TAHU

Tourism for Us –  Teknologi perjalanan (travel tech), hubungan antarmanusia, dan business leisure (bleisure) menjadi tiga kunci utama tren perjalanan 2023. Travel tech akan semakin dalam mempengaruhi bagaimana orang-orang melakukan perjalanan. Namun pada saaat yang sama, semakin banyak juga wisatawan mencari pengalaman lebih dalam melalui interaksi sosial dengan komunitas lokal. Perjalanan bleisure akan semakin mix tahun depan. Pelakukanya tidak hanya individu yang bekerja jarak jauh (remote working) tetapi juga korporasi-korporasi.

Ritual penyambutan tamu di rumah panjang. Rumah tradisional suku Dayak ini sekaligus menjadi homestay wisatawan di Desa Riam Tinggi,Lamandau,Kalimantan Tengah.(Foto: Gogo/Pokdarwis Riam Tinggi)

Indonesian Inbound Tour Operator Association (IINTOA) belum lama ini mengkaji tren perjalanan apa yang mesti diketahui oleh para operator tur di Indonesia pada 2023. Kajian dilakukan oleh Bondan Nurdiyanto, founder IINTOA. Hasil kajian itu pertama kali dipresentasikan di depan civitas academica Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jakarta akhir November lalu.

Pada kuliah umum bertema Travel Business In Future After Pandemic COVID-19 di kampus STP Trisakti pada 29 November 2022, Bondan Nurdiyanto bersama Jongki Adiyasa, owner PT Nusa Ina Leisure, mengungkapkan lima prediksi tren perjalanan 2023 sebagai berikut:

  1. Konsumen menginginkan pengalaman yang dipersonalisasi dan mempesona  

Google melakukan sebuah studi dan hasilnya menunjukan, 57% pejalan menginginkan tur mereka berikutnya dapat dibuat berdasarkan preferensi dan kebiasaannya. Sebanyak 36% pejalan mengatakan bersedia membayar harga premium yang signifikan atas sebuah produk atau jasa.

Itu artinya dibutuhkan pengalaman seseorang untuk menciptakan pengalaman-pengalaman yang mampu membuat wisatawan menikmati budaya yang berbeda sama sekali selama tinggal di destinasi.

2. Sertakan wisatawan dalam strategi pemasaran

Setiap perusahaan operator tur mesti menyadari bahwa sekarang adalah era visual-first social media. Perusahaan dapat memanfaatkan user-generated content (UGC) yang dibuat oleh pelanggan sebagai testimoni perjalanan otentik yang visual.

3. Jadikan pengalaman pemesanan menyenangkan

Dalam ranah perjalanan online, orang ingin bertindak berdasarkan keinginannya saat mereka ingin mengambil keputusan. Namun, saat ini hanya 56% operator tur dengan situs web yang menawarkan layanan pemesanan instan. Sementara, industri perhotelan sudah melakukannya sekitar tiga tahun terakhir.

4. Keterlibatan yang lebih besar dengan komunitas lokal

Wisatawan semakin sadar akan dampak yang mereka timbulkan terhadap komunitas dan lingkungan lokal saat bepergian. Menurut laporan Sustainable Travel International, generasi milenial, segmen konsumen yang tumbuh paling cepat dalam perjalanan adalah “aktif, suka berpetualang, terhubung, dan sadar sosial serta ingin terlibat dengan tempat-tempat yang mereka pedulikan”. Mereka ingin memberi kembali kepada komunitas lokal di destinasi.

Menurut kajian IINTOA, 90% wisatawan milenial menganggap mencoba makanan lokal sangat penting. Bahkan seringkali lebih penting daripada museum, monumen dan pantai.

5. Pastikan Pengalaman Seluler Positif bagi pelanggan  

Sebagian besar wisatawan mencari inspirasi dan produk perjalanan secara online. Semakin banyak wisatawan memesan pada menit terakhir. Dan kebanyakan melakukannya di ponsel.

Secara statistik menunjukkan, 26% pencarian perjalanan di AS dimulai dari perangkat seluler. Untuk Eropa angkanya naik menjadi 47%. Dan di Asia mencapai 40%.  

Perusahaan operator tur sekarang mau atau tidak mau untuk mengoptimalkan pengalaman pemesanan dan pembelian secara digital dan mobile. Desain responsif situs web dan media sosial akan dapat memberi pengalaman pemesanan lebih baik dan menyenangkan bagi pelanggan.

Seiring dengan tren perjalanan, IINTOA juga mengkaji beberapa langkah pemasaran yang bisa dilakukan oleh operator tur sebagai berikut:

  1. Pemasaran dilakukan secara visual dan memamerkan pengalaman unik secara efektif ke setiap pasar untuk mengakomodasi permintaan personalisasi pengalaman.
  2. Konten dari pelanggan (UGC) bisa dimasukkan jadi konten marketing selain visualiasi konten yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Ada banyak kanal bisa digunakan untuk membangun lebih banyak interaksi dengan pelanggan. Dalam hal ini, penting bagi operator tur mengetahui dan mapping pelanggannya paling banyak berada di mana. 
  3. Selain testimoni visual dari pelanggan, operator tur juga bisa mengunggah konten-konten visual bagaimana perusahaan bekerja sama dengan komunitas lokal menciptakan pengalaman-pengalaman unik.
  4. Tambahkan tombol Calls to Action (CTA) pada gambar yang akan memandu pelanggan ke portal pemesanan. Ini akan mengkonversi keinginan wisatawan menjadi pemesanan setelah melihat visual yang inspiratif.  

Travel tech, hubungan antarmanusia, dan bleisure

Dikutip dari Travel Pulse, Amadeus telah mengeluarkan tren perjalanan 2023. Menurut salah satu perusahaan travel tech terkemuka dunia ini, kesadaran untuk mengurangi dampak terhadap bumi dan meningkatkan hubungan antarmanusia saat traveling semakin tinggi.

Kemudian, yang diprediksi akan menjadi tren tahun depan adalah bepergian ringan (traveling light). Ini lebih penting daripada koper desainer yang hanya menunjukkan simbol status.

Traveling light menciptakan poros bisnis baru untuk hotel dan resor dan bisnis lokal. Karena hotel dan resor akan memudahkan para tamunya dengan menawarkan sewa barang-barang yang lebih besar seperti peralatan dan perlengkapan olahraga di destinasi.

Salah satu grup perjalanan korporasi dari Nepal di penghujug 2022.Perusahaan mengirim karyawannya ke Bali untuk mengikuti pelatihan dan kemudian berwisata.(Foto: Eddie Tarsisius/Absolute Indonesia DMC)

Selanjutnya, kita akan melihat pekerja jarak jauh mengalami gaya hidup yang lebih nomaden karena semakin banyak perusahaan memformalkan kebijakan “bekerja dari mana saja” bagi karyawannya.

Perjalanan bisnis kembali lagi dengan perbedaan. Tren terbaru dari ’’bonding business breaks” adalah menyatukan tim perusahaan untuk menjalin kembali ikatan, berkolaborasi, dan memperkuat hubungan tetapi dilakukan jauh dari kantor.

Metaverse adalah agen perjalanan jenis baru yang memberikan pengalaman budaya yang lebih dalam secara online. Ini adalah percobaan-sebelum-Anda-membeli.

Daniel Batchelor, Wakil Presiden, Pemasaran Korporat Global, Komunikasi, dan Tanggung Jawab Sosial untuk Amadeus mengatakan, dunia biasa memprediksi dampak teknologi pada perjalanan dengan cara yang sepenuhnya fisik, memvisualisasikan yang semakin besar dan moda transportasi yang lebih cepat. Masa depan sekarang ada di sini, dan terlihat sangat berbeda. Orang-orang ingin mengurangi dampaknya terhadap bumi sambil mengutamakan hubungan manusia dan masyarakat luas.

Hotspot.earth menguraikan lebih jauh tren perjalanan tahun depan dengan menunjukkan bahwa tren perjalanan bleisure akan tumbuh pada tahun 2023. Yang dimaksud dengan bleisure adalah perjalanan bisnis akan meluas ke kegiatan rekreasi. Para pakar pariwisata pun memperkirakan, lebih banyak orang melakukan perjalanan bleisure pada tahun 2023.

Otomatisasi tidak hanya mendigitalkan pemesanan tetapi juga membuatnya ramah seluler. Karena 3 hingga 5 pemesanan online dilakukan dari ponsel.

Otomatisasi tidak hanya meningkatkan volume penjualan tetapi juga membuat iklan lebih terjangkau bagi perusahaan perjalanan dan pelanggan menikmati kenyamanannya. Perusahaan perjalanan yang telah menggunakan teknologi reservasi melihat lonjakan pertumbuhan bisnis dan menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Personalisasi itu penting. Menurut beberapa mesin pencari seperti Google dan Bing, 61% wisatawan percaya bahwa perusahaan harus menyesuaikan pengalaman membeli mereka, berdasarkan perilaku dan pengalaman pribadi mereka. Personalisasi menawarkan opsi fleksibel yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Dengan pengalaman ini, perusahaan dapat mencapai kepuasan dan konversi pelanggan yang lebih baik, serta membantu strategi pemasaran digital perusahaan dan menganalisis perilaku pelanggan.

Jadi sudah pasti bepergian akan lebih didukung teknologi pada tahun 2023. Studi Harvard terbaru menyebutkan, teknologi akan sangat penting dalam mendapatkan kepercayaan pelanggan.

Ekowisata akan menjadi tren pemasaran utama pada tahun 2023. Ini mendorong penggabungan gairah dan perjalanan dengan mendukung pertumbuhan segera. Dalam hal itu akan mencakup pariwisata aktif (active tourism), perjalanan transformasi (transformation travel), dan wisata pengalaman (experience tourism).

Banyak pelancong yang bosan berlibur di tempat-tempat yang dibanjiri turis. Mereka mencari pengalaman yang lebih baik di setiap tempat yang ingin dikunjungi. Mereka mencari perusahaan-perusahaan perjalanan yang punya reputasi yang memungkinkan mereka bergaul dengan mudah dengan penduduk setempat. Tren tersebut menunjukkan bahwa bepergian lebih dari sekadar kesenangan tetapi bertujuan untuk membuat perbedaan dalam kehidupan masyarakat.

Adaptasi dan keberlanjutan bisnis

Dalam paparannya pada kuliah umum di STP Trisakti, IINTOA juga  mengidentifikasi beberapa kunci adaptasi bagi perusahaan operator tur, yakni:

  1. Jika eksekutif perusahaan operator tur adalah ‘The Doers’ maka dia bisa melakukan multipekerjaan.
  2. Sebuah perusahaan operator tur yang juga berkecimpung di bidang IT bisa sekaligus menjadi pencipta konten (content creator).
  3. Perusahaan operator tur dituntut dapat menciptakan program tur dan kalkulasi biaya dengan cepat dan akurat.
  4. Pengusaha operator tur harus menjadi riil konsultan tours and travel.

Agar bisnis operator tur dapat bertahan dan berkelanjutan maka sebuah perusahaan operator tur:

  1. Harus bisa beradaptasi dengan ekspetasi konsumen yang berubah sangat cepat.
  2. Harus menonjol
  3. Seringkali keberhasilan bisnis operator tur melibatkan navigasi agen perjalanan, operator tur lainnya, dan pihak ketiga termasuk situs pemesanan.

***(Yun Damayanti, dirangkum dari berbagai sumber)        



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *