Tag: wisata alam

INDOFEST INGIN HADIRKAN LEBIH BANYAK SHOWCASE PENGALAMAN OUTDOOR DI INDONESIA TAHUN DEPAN

INDOFEST INGIN HADIRKAN LEBIH BANYAK SHOWCASE PENGALAMAN OUTDOOR DI INDONESIA TAHUN DEPAN

Tourism for Us – Indonesia Outdoor Festival (INDOFEST) 2022 sukses menggaet total 44.951 pengunjung selama empat hari. Event tahunan yang diusung sebagai ‘Lebarannya Anak Outdoor’ telah berlangsung pada 1-4 September 2022 di Hall B Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Menurut catatan panitia, pengunjung tidak hanya [more]

TETEBATU, REAKTIVASI JALUR PENDAKIAN TERTUA RINJANI

TETEBATU, REAKTIVASI JALUR PENDAKIAN TERTUA RINJANI

Tourism for Us – Pada masa lampau, masyarakat Sasak melalui jalur Tetebatu menuju puncak Gunung Rinjani. Kini, jalur pendakian tertua itu direaktivasi. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah merestui jalur tersebut sebagai jalur resmi pendakian kelima setelah Sembalun, Senaru, Air Berik dan Timbanuh. Tetebatu adalah [more]

WISNUS MASIH MEMILIH WISATA ALAM PADA 2022

WISNUS MASIH MEMILIH WISATA ALAM PADA 2022

Tourism for Us – Wisatawan nusantara (wisnus) masih memilih wisata alam pada tahun 2022. Daya tarik dan aktivitas yang diminati tidak murni wisata alam tetapi dekat dengan kota atau desa, dan tersedia utilitas dasar seperti air dan listrik. Wisnus akan bepergian bersama keluarga atau teman, merencanakan sendiri perjalanannya, dan berwisata beberapa kali dalam setahun. Tren bermalam di glamping, tenda dan campervan juga akan berlanjut tahun depan.

Tren bermalam di glamping,tenda dan campervan untuk menikmati wisata alam masih akan berlanjut pada tahun 2022. Ini camping ground di Posong, kawasan di sekitar Gunung Sindoro,Temanggung,Jawa Tengah. (Foto: Fatoer Doang)

Indonesia International Outdoor Festival bersama Kopisetara dan didukung penuh oleh Bank BJB mengadakan Survei Adventure Outlook 2022 terhadap 2.009 responden pada bulan Oktober 2021. Survey menjangkau responden di 27 provinsi. Responden terbanyak berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Hasil survey menunjukkan, 99% responden menyatakan berminat melakukan perjalanan wisata alam maupun petualangan tahun depan.

Hal menarik dari survey itu adalah minat wisnus terhadap multi daya tarik/kegiatan dalam sekali perjalanan. Sebanyak 47% responden menjawab campuran wisata alam, wisata kota/desa, wisata budaya, dan wisata religi. Kemudian, ada 23% menjawab campuran wisata alam, wisata kota/desa dan wisata budaya. Hanya 18% yang memilih fokus wisata alam saat bepergian. Dan sisanya 12% memilih wisata alam sekaligus wisata kota atau desa.

Tahun depan wisnus berencana mengkombinasikan bepergian bersama keluarga, teman maupun pergi sendiri (53%). Responden yang menjawab akan berpergian bersama teman saja atau keluarga besar masing-masing sebanyak 26% dan 17%. Solo traveling atau bepergian seorang diri hanya 4%.

Solo traveling paling diminati kelompok usia 17-25 tahun. Gen Z dan milenial (17–35 tahun) memilih bepergian bersama teman-teman. Dan selebihnya memilih bepergian bersama keluarga.

Glamping, camping, dan campervan jadi pilihan akomodasi favorit wisnus tahun depan dengan respon mencapai 51%. Sebanyak 29% responden lain memilih jenis akomodasi homestay atau guesthouse. Sedangkan akomodasi hotel berbintang dan properti pribadi yang disewakan masing-masing sebanyak 13% dan 7% .

Durasi berwisata di alam di kalangan wisnus tampaknya akan mengalami sedikit kenaikan tahun depan. Ada 72% responden menjawab, mereka ingin berwisata antara 2 hari 1 malam hingga 3 hari 2 malam. Sedangkan yang berlibur lebih dari 3 hari sebanyak 24%.

Sertifikat CHSE. (Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Wisnus menganggap penting operator jasa wisata memberlakukan CHSE di masa pandemi (86,2%). Sebanyak 72,7% responden menanggapi, penting bagi operator untuk menerapkan bukti vaksin dan disiplin protokol kesehatan di tempat yang dikelolanya.

Pariwisata domestik dan lokal punya harapan tahun depan. Hasil dari survey yang sama menunjukkan, 58% wisnus akan melakukan perjalanan wisata beberapa kali dalam satu tahun. Ada juga responden menjawab akan berwisata satu kali dalam sebulan (35%) dan setiap minggu (7%).

Mesin pencari, situs dan media sosial operator perjalanan dan aktivitas, serta aplikasi perjalanan seperti Traveloka, TripAdvisor, AirBnB dan lain-lain merupakan sumber referensi utama wisnus dalam menyusun dan mengatur rencana perjalanannya secara mandiri (72%). Sedangkan responden yang menggunakan konsultan dan agen perjalanan atau campuran keduanya hanya 24%. Para operator tur dan aktivitas akan semakin dituntut lebih kreatif mengembangkan cara-cara baru untuk mempertahankan bisnisnya.

Dari hasil survey tersebut, 96% responden menyatakan melakukan dokumentasi perjalanan wisata dan membagikannya di berbagai media sosial. Instagram (86%) dan Facebook (58%) masih menjadi media sosial paling banyak digunakan dan berpengaruh. Media sosial lain yang digunakan adalah Youtube (18%) dan Twitter (11%). Bagi para operator menjaga eksistensi dan komunikasi publik di media sosial merupakan suatu kebutuhan. Peran media sosial sebagai influencer, kanal pemasaran dan penjualan di Indonesia semakin kokoh.*** (Yun Damayanti)