KOLABORASI TUJUH BUMN DAN PEMBENTUKAN HOLDING PARIWISATA DAN PENDUKUNG
Tourism for Us – Sebanyak tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengawali upaya kolaborasi ekosistem pariwisata dan pendukung melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tentang Kolaborasi Program Strategis BUMN Ekosistem Pariwisata, Rabu (10/3/2021), untuk merumuskan program-program strategis dalam pengembangan pariwisata.

BUMN yang menandatangani MoU yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) selaku operator bandara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai operator maskapai Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) selaku pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, PT Hotel Indonesia Indonesia Natour (Persero) yang merupakan travel management dan operator jaringan hotel, dan PT Sarinah (Persero) yang memiliki bidang usaha ritel, properti, ekspor, impor dan distribusi.
Melalui penandatanganan MoU, ketujuh BUMN tersebut akan lebih intensif menindaklanjutinya dengan program quick win terkait promosi bersama, cross selling, bundling strategy, dan pembuatan produk-produk terkait pariwisata sesuai new normal. Di samping itu, para pihak juga akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan sumber daya perusahaan termasuk anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi agar dapat mendukung program strategis ini berjalan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kolaborasi yang dilakukan ketujuh BUMN ekosistem Pariwisata dan Pendukung dengan melakukan MoU. Ini merupakan bentuk kolaborasi guna membangkitkan kembali sektor pariwisata di Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyatakan dukungannya atas kolaborasi ini.
“Saya sangat mendukung. Idenya sangat bagus. Hal ini akan memberi kemudahan-kemudahan, khususnya dalam melakukan suatu sinergi. Di bidang transportasi yang merupakan salah satu pendorong ekonomi maka apa yang dihasilkan adalah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain. Kami memang berusaha mempermudah aksesibilitas apalagi untuk kepentingan pariwisata dan UMKM. Dukungan yang maksimal pada penggabungan ini adalah melalui upaya mewujudkan sistem transportasi yang lebih baik,” ujar Menteri Perhubungan.

Pada kesempatan yang sama, tujuh BUMN di sektor Pariwisata dan Pendukung itu juga menandatangani MoU dengan Himpunan Bank Negara (BRI, Mandiri, BNI, BTN) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Direktur Tim Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung Edwin Hidayat mengatakan, MoU antara tujuh BUMN dengan Himbara dan Telkom bertujuan menghadirkan suatu produk untuk meningkatkan trafik ke destinasi wisata.
“Selain itu, MoU bertujuan untuk menghadirkan loyalty program, melakukan promosi secara optimal, dan menjalankan program CSR antara lain bagi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, penggunaan platform digital juga akan dilakukan guna meningkatkan kembali minat berwisata,” ujar Edwin.
Kolaborasi ketujuh BUMN yang ditandai dengan penandatanganan MoU merupakan upaya membentuk pasar (demand creation) oleh Tim PMO Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. MOU tersebut merupakan langkah awal sebelum holding terbentuk. Adapun proses pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung masih terus berjalan sampai saat ini.
Walaupun demikian, ketujuh BUMN tersebut sudah memulai proses kerja sama dan melakukan transformasi di berbagai area. Di antaranya, menyiapkan diri melayani masyarakat secara lebih baik dengan memastikan ketersediaan produk dan layanan pariwisata yang berkualitas, terjangkau dan terintegrasi. Tujuan dari pembentukan holding BUMN pariwisata dan pendukung adalah untuk meningkatkan sinergi antar BUMN pada sektor pariwisata dan pendukung, mendorong pelaksanaan inisiatif-inisiatif lintas sektor yang terintegrasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan pendukung, meningkatkan daya saing, mengoptimalkan potensi dan peran BUMN, dan penguatan kemampuan pendanaan di masa depan.*** (Yun Damayanti)