UJI COBA PEMBUKAAN TEMPAT WISATA DIMULAI
Tourism for Us – Pemerintah mulai menguji coba pembukaan 20 tempat/atraksi wisata di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta serta Jawa Timur pada bulan September ini. Menurut rencana, uji coba dilakukan secara bertahap.

Uji coba dilakukan di atraksi-atraksi wisata yang sudah dapat menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE dengan ketat dan disiplin mulai dari staf sampai pengunjung. Termasuk di dalamnya alur reservasi tiket masuk, pengujung tiba di tempat rekreasi, hingga kepulangannya.
Selama masa uji coba diharapkan, pengelola atraksi dapat menentukan titik krisis yang memungkinkan terjadi pelanggaran prokes atau potensi penularan yang tinggi di setiap kegiatan di dalam area atraksi. Selanjutnya, bisa mengevaluasi durasi aktivitas yang ditawarkan, ruang agar pengunjung bisa menjaga jarak, dan titik-titik di mana pengunjung harus menyentuh benda-benda yang digunakan bersama. Penerapan aplikasi Pedulilindungi dan penyiapan satgas lokal yang berkoordinasi dengan satgas COVID-19 setempat juga jadi perhatian.

Uji coba pembukaan atraksi tahap awal dilakukan di:
Jakarta
Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kampung Budaya Betawi Setu Babakan.
Jawa Barat
Taman Safari Indonesia, The Lodge Maribaya, Glamping Lake Rancabali, Kawah Putih, Jbound, dan Saung Angklung Udjo.
Jawa Tengah dan Yogyakarta
Grand Maerakaca, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Satwa Taru Jurug, Taman Tebing Breksi, Kebun Binatang Gembira Loka, Hutan Pinus Asri Mangunan.
Jawa Timur
Jatim Park 2, Hawai Group dan Maharani Zoo dan Gua.

Pengelola sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sudah terdaftar dan memperoleh QR Code Pedulilindungi saat ini sebanyak 2.264 usaha terdiri dari hotel, restoran, restoran cepat saji, kafe, bar dan atraksi wisata di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Pada tahap awal, uji coba pembukaan tempat-tempat wisata baru dilakukan di sektor-sektor tertentu. Hasil uji coba akan dievaluasi setiap minggu. Karena penggunaan aplikasi Pedulilindungi akan menjadi standar maka ke depannya penggunaan aplikasi ini juga dapat diperluas termasuk ke desa-desa wisata.*** (Yun Damayanti)