42 NEGARA TERIMA FASILITAS VOA WISATA KE BALI

Tourism for Us – Pemerintah Indonesia menambah negara-negara penerima fasilitas perjalanan Visa on Arrival (VoA) Khusus Wisata melalui pintu masuk Bali. Total 42 negara mulai dari 22 Maret 2022. Ini termasuk VoA untuk negara-negara ASEAN. Sebelumnya hanya 19 negara yang diberikan VoA.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Imigrasi No. IMI-0532.GR.01.01 TAHUN 2022 TENTANG KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN KHUSUS WISATA DALAM RANGKA MENDUKUNG PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BALI PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 berikut ini daftar negara-negara tersebut.

NONEGARANONEGARANONEGARA
1Afrika Selatan15Inggris29Qatar
2Amerika Serikat16Italia30Selandia Baru
3Arab Saudi17Jepang31Seychelles
4Argentina18Jerman32Singapura
5Australia19Kamboja33Spanyol
6Belanda20Kanada34Swedia
7Belgia21Korea Selatan35Swiss
8Brazil22Laos36Taiwan
9Brunei Darussalam23Malaysia  37Thailand  
10Denmark24Meksiko38Tiongkok
11Filipina26Myanmar39Tunisia
12Finlandia26Norwegia40Turki
13Hungaria27Perancis41Uni Emirat Arab
14India28Polandia42Vietnam

Setelah VoA diberlakukan kembali, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) meningkat. Namun, ada permintaan khususnya dari kawasan Asia Tenggara agar Indonesia bisa mengaktifkan kembali kebijakan bebas visa, atau meniadakan VoA, bagi negara-negara ASEAN. 

Adjie Wahjono, Operations Manager Aneka Kartika Tours, mengungkapkan, dengan dua kali tes PCR, membayar biaya VoA dan asuransi perjalanan yang cover penanganan COVID-19 telah membebani wisman dari negara-negara di kawasan Asia yang pada umumnya menghabiskan liburan singkat di Indonesia. Bagi wisman dari kawasan Asia Tenggara, biaya-biaya tambahan tersebut menjadi tidak sepadan dengan durasi liburan singkat mereka antara tiga sampai empat hari [dikutip dari TTG Asia].

Aneka Kartika, operator tur inbound di Surabaya, menurut rencana akan menerima satu grup 150 wisatawan Filipina yang mau berlibur ke Bali pada bulan Mei 2022. Tetapi, mereka sedang mempertimbangkan hendak mengalihkan perjalanannya ke Thailand. Karena biaya perjalanan ke Thailand lebih murah dan persyaratan perjalanan internasional juga semakin mudah. Dan bukan Aneka Kartika saja yang menghadapi dan mengalami hal semacam ini.

Sejalan dengan relaksasi persyaratan perjalanan masuk secara bertahap, Indonesia mesti selektif memilih negara-negara penerima VoA. Seleksi dengan melihat pada data sebelum pandemi COVID-19 yakni negara mana saja yang sudah mendatangkan wisatawannya ke Indonesia. Kemudian, fokuskan pada ketersediaan konektivitas udara dari negara asal ke Indonesia pada saat ini dan beberapa bulan ke depan. Karena konektivitas udara antarnegara antarbenua juga belum sepenuhnya pulih namun kita melihat reaktivasi rute-rute terus bertambah. Agar berhasil mendatangkan wisman maka kebijakan yang diambil tidak semata berpegang pada asas resiprokal saja.

Hal ini dilakukan bukan semata untuk mengejar jumlah atau volume kedatangan wisman seperti fokus tujuan pariwisata inbound sebelumnya tetapi merupakan langkah cerdas dan strategis Indonesia menggarap pasar yang betul-betul potensial untuk dikonversi menjadi realisasi kunjungan. Tentu saja dalam seleksinya saat ini tidak mengabaikan faktor keamanan kesehatan di dalam negeri. Bagaimanapun, sekarang dunia sedang bertransisi dari pandemi menuju endemi.

Selain data nasional dari Badan Pusat Statistik (BPS), tidak kalah penting juga pengecekan silang dengan data penjualan dari para operator tur inbound yaitu operator tur yang fokus bisnisnya mendatangkan wisman ke Indonesia. Pemerintah mesti bekerja sama lebih erat lagi dengan pelaku operator tur inbound untuk merealisasikan kedatangan wisman.

Di pasar longhaul, selain pasar-pasar utama dan klasik seperti Belanda, Perancis, Jerman, dan Inggris, pasar-pasar kedua di Eropa seperti Czech, Slovakia, Slovenia, Serbia, dan Kroasia serta Albania merupakan beberapa negara potensial karena mereka punya konektivitas dengan maskapai-maskapai seperti Qatar Airways dan Turkish Airlines. Wisatawannya pun sudah siap terbang ke Indonesia. Mereka mungkin akan lebih mudah didatangkan daripada beberapa negara longhaul lainnya yang ada di dalam daftar penerima VoA saat ini. Wisman dari negara-negara pasar kedua di Eropa tersebut bisa menggantikan sementara pasar Rusia dan Ukraina yang sekarang sedang dalam krisis.

Dalam mendatangkan perjalanan wisata internasional ke Indonesia, operator tur inbound adalah front liners utama pemasaran dan penjualan. Apalagi selama pandemi, mereka juga berperan sebagai pusat informasi sekaligus public relation yang meng-counter beragam berita dan kesimpangsiuran informasi terkait perjalanan ke Indonesia. Viralisasi suatu informasi tidak selalu berdampak bagus terhadap industri perjalanan dan pariwisata karena yang dibutuhkan oleh para pelaku industri pariwisata dan wisatawan di mancanegara adalah informasi yang jelas dan pasti, clear and firmed.

Operator tur membutuhkan dukungan penuh dan riil dari pemerintah agar wisatawan tetap memilih datang ke Indonesia di ajang balapan pembukaan perbatasan negara dengan penawaran-penawaran menarik yang sedang terjadi sekarang di kawasan Asia Tenggara. Mereka pun sudah eksis di ekosistem digital sehingga itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.

Rombongan famtrip media dan TO Australia dalam penerbangan perdana Jetstar Australia ke Bali setelah vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19. (Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Famtrip dukung reaktivasi pariwisata inbound

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengamplifikasi informasi pembukaan kembali Indonesia bagi wisatawan internasional dengan menyelenggarakan familiarization trip  (famtrip) media untuk pasar Asia timur mencakup Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Famtrip berlangsung pada 19-23 Maret 2022. Destinasi yang dikunjungi meliputi Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Famtrip ini diikuti oleh delapan perwakilan media internasional Korea Selatan dan Tiongkok. Kegiatan tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 di Kabupaten Lombok Tengah dan pembukaan kembali Bali bagi penerbangan internasional.

Peserta famtrip mengunjungi Desa Wisata Sade, Gili Trawangan, dan kawasan Mandalika di Lombok. Dan mengunjungi Ubud dan Seminyak di Bali. Selain itu, mereka juga diajak merasakan kuliner khas Nusantara dan mengeskplorasi tradisi dan budaya setempat.

Sebelumnya, dalam penerbangan perdana ke Bali setelah vakum selama dua tahun karena pandemi COVID-19, maskapai Jetstar Australia membawa rombongan famtrip terdiri dari 26 media high-profile dan operator tur dari Australia.

Maskapai ini menginisiasi famtrip bertajuk Un-Bali-Vable dengan hashtag ‘To Bali with Love’. Famtrip itu bekerja sama dengan Kemenparekraf/Baparekraf. Dalam pelaksanaannya juga didukung oleh Satgas COVID-19 Provinsi Bali, Bali Tourism Board, Marriott Bonvoy, dan Westin Resort Nusa Dua. Famtrip bagi media dan operator tur dari Australia penting guna mengamplifikasi informasi mengenai kemudahan berkunjung ke Indonesia dengan skema bebas karantina serta meningkatkan kesadaran pasar Australia atas destinasi Bali.***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *