KOLABORASI MARKETING KEMENPAREKRAF DAN AIRASIA BAWA TO/TA ASEAN FAMTRIP KE BALI

Tourism for Us – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan maskapai penerbangan AirAsia membawa agen perjalanan/operator tur (TA/TO) dari Singapura, Malaysia dan Thailand ke Bali selama 4 hari untuk mengikuti perjalanan pengenalan (familiarization trip/famtrip). Famtrip ini merupakan bagian dari kampanye promosi #ItsTimeforBali. Baik peserta maupun pelaku TA/TO lokal di Bali sama-sama mengungkapkan, famtrip itu sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.  

Kemenparekraf berkolaborasi dengan maskapai penerbangan AirAsia membawa agen perjalanan/operator tur dari Singapura, Malaysia dan Thailand ke Bali mengikuti famtrip.(Foto: Kemenparekraf)

Familiarization Trip ASEAN Market TA/Tos berlangsung pada 12-15 Juli 2022. Peserta famtrip terdiri dari 2 TA/TO dari Malaysia, 2 TA/TO dari Singapura, dan 2 TA/TO dari Thailand. Masing-masing peserta didampingi oleh Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) dari masing-masing negara. Peserta datang dengan menumpang pesawat AirAsia dari Kuala Lumpur, Singapura dan Don Muang, Bangkok.

Peserta famtrip memulai pengalaman perjalanannya semenjak sebelum terbang ke Bali (pre-departure). Para TA/TO sudah mendengar kabar mengenai peraturan perjalanan ke Indonesia. Melalui kegiatan famtrip, dengan mengalaminya sendiri, mereka mengetahui dengan pasti bagaimana peraturan perjalanan dari luar negeri berlangsung di sini.

Kemudian, mereka juga lebih memahami terkait aplikasi tracing PeduliLindungi. Mulai dari mengunduhnya, pemakaiannya bahkan sejak check-in di bandara di negara asalnya dan selama berada di Bali, serta fungsinya.   

Selama berada di Bali, mereka mengunjungi Pulau Nusa Penida untuk melihat pantai-pantai yang viral di media sosial, pantai Kelingking, Angel Billabong dan Broken beach serta melakukan water sport; makan siang di salah satu kafe instagenic di Kintamani; mengunjungi kebun anggur dan wine tasting di Sababay Village; dan mencoba spa, salah satu aktivitas favorit wisatawan asing di Pulau Dewata.

Selain itu, keenam TA/TO dan VITO bertemu dengan pelaku usaha pariwisata Bali dalam program Business Matching dan Networking Dinner. Business Matching dilakukan dengan format roundrobin. Setiap seller yakni pelaku usaha pariwisata Bali diberi kesempatan selama 5 menit untuk mempresentasikan dan memutakhirkan informasi produk-produknya kepada peserta famtrip selaku buyers.

Peserta sellers tercatat ada 12 perusahaan terdiri dari 5 operator tur, 5 hotel dan resor, 1 maskapai penerbangan (AirAsia) dan 1 manajemen atraksi lokal Blue Star Adventure. Program Business Matching dilaksanakan pada hari pertama.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/7/2022), mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye promosi #ItsTimeforBali. Selain itu, kegiatan famtrip diharapkan dapat menjadikan Indonesia berada di top of mind wisatawan dari ASEAN. Pemerintah Indonesia memberikan fasilitasi perjalanan bebas visa kunjungan wisata bagi warga negara yang termasuk negara-negara anggota ASEAN.  

Keenam TA/TO dan VITO peserta famtrip bertemu dengan pelaku usaha pariwisata Bali dalam program Business Matching dan Networking Dinner pada hari pertama famtrip, 12 Juli 2022.(Foto: Kemenparekraf)

Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf sekaligus Plt. Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, Malaysia dan Singapura merupakan pasar potensial bagi Indonesia.

Pada tahun 2019, wisatawan Malaysia yang datang ke Indonesia sebanyak 2,9 juta dan menempati urutan pertama. Wisatawan Singapura sebanyak 1,9 juta berada di peringkat ketiga setelah Tiongkok. Sedangkan Thailand merupakan pasar yang sedang terus berkembang bagi pariwisata inbound Indonesia. Dan ketiga negara tersebut juga merupakan hub transportasi udara sekaligus untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman).   

Kemenparekraf akan memfokuskan upaya promosi dengan berkolaborasi bersama pelaku utama bisnis pariwisata di dalam dan luar negeri meliputi travel agent/tour operator, hotel, dan maskapai penerbangan. Kegiatan-kegiatannya dalam bentuk misi penjualan dan kerja sama terpadu dalam tahun ini.

‘’Kami akan menggunakan dan memaksimalkan collaborative marketing,’’ ujar Agustini Rahayu, Plt. Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I.

Eddie Tarsisius, Managing Director Absolute Indonesia DMC, salah satu seller operator tur lokal yang hadir di Business Matching, mengungkapkan, peserta famtrip merasa senang dapat bertemu langsung dengan operator-operator lokal. Mereka gembira mengetahui mitra-mitranya di destinasi masih ada dan aktif. Karena mereka kehilangan kontak dengan mitra-mitra lokalnya selama pandemi.   

‘’Famtrip ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk menambah product knowledge tentang destinasi Bali setelah pandemi. Melaluil business matching mereka juga mendapatkan tawaran harga land arrangement yang lebih kompetitif,’’ ujar Eddie.

Di dalam industri pariwisata, trust adalah hal yang tidak bisa ditawar. Kepercayaan sudah menjadi budaya dalam industri ini dan dibangun diantaranya dengan bertemu langsung dan mengalami sendiri. Kepercayaan di antara sesama pelaku industri yang membawa produk jasa berbeda-beda tetapi saling melengkapi itu membentuk satu rantai pasok yang dibutuhkan untuk menciptakan pengalaman. Mendatangkan buyers ke destinasi tetap penting dalam pemasaran pariwisata agar Indonesia selalu berada di dalam katalog/inventaris mereka dan menjadi yang pertama kali yang akan ditawarkan kepada kliennya.*** (Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *