INI SASARAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG

Tourism for Us – Perkembangan pembangunan di wilayah timur Jawa Barat sangat pesat. Selain Bandung yang sudah menjadi destinasi favorit rekreasi warga Jabodetabek dan Banten, daerah-daerah di sebelah timur ibukota Provinsi Jawa Barat telah menjadi kluster-kluster industri mulai dari Bandung Timur sampai ke Garut dan Sumedang. Sejalan dengan perkembangan itu maka kebutuhan aksesibilitas dan transportasi pun semakin meningkat.

Kereta cepat Jakarta Bandung. (Foto: KCIC)

Dengan melihat perkembangan wilayah di masa depan, keberadaan kereta cepat ditujukan guna mengakomodasi kebutuhan transportasi yang cepat dan efisien baik bagi para pelaku bisnis, warga di bagian timur Jawa Barat (Bandung Sumedang, Garut), komuter dari Bandung dan sekitarnya, dan tentu saja wisatawan.   

Jalur darat Jakarta-Bandung tidak hanya dipadati oleh kendaraan wisatawan dan angkutan barang tetapi juga pelaju (komuter). Baik warga Bandung dan sekitarnya atau warga Jabodebek, mereka yang bekerja di Jakarta atau di Bandung selama ini baru bisa pulang dan bertemu keluarganya seminggu sekali setiap akhir pekan.

Jalur kereta cepat menghubungkan kawasan-kawasan industri di Karawang, Padalarang dan di Bandung Timur. Di mana di kawasan-kawasan itu banyak perusahaan penanaman modal asing (PMA).

Di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer dilengkapi dengan empat stasiun yakni Stasiun Halim di Jakarta, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar di Bandung.

Stasiun Halim akan diintegrasikan dengan kereta layang (LRT). Selain itu, stasiun ini pun bisa diakses dari jalan tol Cikampek. Sedangkan stasiun terakhir di Tegalluar berada di ujung jalan tol Padaleunyi di mana di situ merupakan persimpangan menuju Sumedang dan Garut.

Perjalanan kereta cepat akan dibagi dua yakni perjalanan langsung dan perjalanan tidak langsung. Direct trip dari Stasiun Halim-Stasiun Tegalluar hanya perlu waktu 36 menit. Sedangkan perjalanan tidak langsung menghabiskan waktu selama 45 menit di mana kereta akan berhenti di setiap stasiun.

Untuk menjawab kebutuhan perjalanan menuju pusat kota, pihak Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjelaskan, akan disediakan kereta pengumpan (feeder) yang didedikasikan untuk penumpang kereta cepat. Relasi kereta pengumpan akan membawa penumpang kereta cepat dari Stasiun Padalarang langsung menuju Stasiun Bandung yang berada di tengah kota.

Armada kereta cepat Jakarta-Bandung sebanyak 11 train set. Setiap train set terdiri dari 8 kereta. Kapasitas angkutnya total 601 penumpang per perjalanan. Tempat duduk di atas kereta terdiri dari Kelas VIP 18 seats, First class 28 seats, dan kelas Standar sebanyak 555 seats.

Pihak KCJB menambahkan, kecepatan maksimum kereta cepat untuk Indonesia adalah 400 km/jam. Namun, di relasi Jakarta-Bandung kereta akan dioperasikan maksimal 350 km/jam.  

Harga tiket kereta akan dibuat affordable. Sistem ticketing komuter juga akan dirancang untuk memberikan benefit bagi para pelaju.

Selain sebagai alat angkut wisatawan antara Jabodetabek-Bandung, keberadaan kereta cepat membuka kesempatan dan peluang bagi kota-kota yang disinggahinya menjadi destinasi wisata baru. Pelaku pariwisata di Sumedang dan Garut bisa bersiap untuk memperbarui materi pemasarannya dari sekarang bahwa untuk jajan tahu sumedang atau belanja jaket kulit garut tidak perlu macet-macetan berjam-jam karena waktu perjalanannya dipangkas oleh kereta cepat. Begitupun dengan pelaku pariwisata di Cianjur bisa memikirkan ulang untuk memanfaatkan stasiun kereta cepat di Padalarang jadi akses menuju daya tarik-daya tarik yang tidak diketahui sebelumnya dan mengurangi ketergantungan pada jalur Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur).

Property General Manager KCIC Devin Pranata mengatakan, kereta cepat tidak hanya lajunya yang kencang tetapi juga efisien dan membantu menurunkan polusi terhadap lingkungan.

‘’Ketika saya menerima pekerjaan ini, saya teringat pengalaman dahulu sebagai komuter Jabodetabek. Kondisi kereta komuter waktu itu belum seperti sekarang. Ketika traveling di luar negeri, kita selalu cari kereta karena murah dan efisien. Saya juga ingin merasakan bisa naik transportasi yang cepat, efisien, dan terjangkau di Indonesia. Saya percaya kita bisa melakukannya. Kereta cepat juga bukan mengenai transfer tekonologi semata, tetapi, menurut saya, inilah untuk mengatasi kemacetan sekaligus aksi nyata kita lebih ramah terhadap lingkungan,’’ ujar Devin.

Menurut rencana, Presiden Joko Widodo bersama Presiden RRC Xi Jinping akan melihat progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung pada bulan November mendatang.***(Yun Damayanti) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *