KEMENPAREKRAF DAN APGI SEPAKATI 7 PRINSIP WISATA GUNUNG INDONESIA

Tourism for Us – Dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan datang ke gunung untuk melakukan berbagai aktivitas luar ruang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) merumuskan dan menyepakati tujuh prinsip wisata gunung Indonesia yang berkelanjutan. Ketujuh prinsip itu dirumuskan dan ditandatangani bersama pada Indonesia Mountain Tourism Conference 2023 (IMTC).

Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit (kiri) dan Rahman Mukhlis, Ketua Umum APGI (kanan), membacakan dan menandatangani kesepakatan 7 Prinsip Wisata Gunung Indonesia Berkelanjutan di hadapan peserta IMTC 2023, Rabu (27/9/2023), di Jakarta. (Foto: Yun Damayanti)

Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit dan Rahman Mukhlis, Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, membacakan Prinsip Wisata Gunung Indonesia Berkelanjutan di hadapan peserta IMTC 2023. Lalu menandatanganinya pada Rabu, 27 September 2023, di Hotel Santika Premier Hayam Wuruk Jakarta.

Rahman Mukhlis, Ketua Umum APGI, mengatakan, ketujuh prinsip wisata gunung Indonesia tersebut menjadi rujukan bagi pelaku pariwisata, pengelola kawasan serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Prinsip-prinsip itu merupakan pedoman bersama untuk diimplementasikan sesuai dengan tugas dan pokok fungsinya masing-masing.

Prinsip Wisata Gunung Indonesia Berkelanjutan:

  1. Menciptakan produk wisata gunung yang otentik, berkualitas dan menghargai lingkungan, sumber daya alam serta sumber daya sosial budaya.
  2. Menyelenggarakan aktivitas wisata gunung dengan mengutamakan Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan (CHSE).
  3. Mewudujkan sumber daya manusia yang profesional, kompeten dan berdaya saing tinggi dalam industri wisata gunung.
  4. Mengembangkan manajemen usaha dan investasi dalam industri hijau wisata gunung.
  5. Mengembangkan infrastruktur, sarana dan prasarana destinasi wisata gunung hijau.
  6. Mengembangkan promosi, pemasaran dan penjualan wisata gunung berbasis ekosistem wisata yang didukung digitalisasi pelayanan.
  7. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan menghargai kearifan lokal dalam aktivitas wisata gunung.

Peluncuran Sekolah Pemandu Gunung Indonesia

Pada IMTC 2023 juga diluncurkan Sekolah Pemandu Gunung Indonesia (SPGI). Sekolah khusus kepemanduan gunung ini telah memiliki kurikulum yang disusun oleh para profesional di bidangnya.

Kurikulumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Wisata Pemandu Gunung. SPGI didukung oleh tenaga-tenaga ahli dan instruktur bidang Pemandu Wisata Gunung sebagai pembuat kurikulum dan pengajarnya. Sekolah yang dipimpin oleh Ronie Ibrahim selaku Direktur Utama SPGI mempunyai metode pembelajaran dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

SPGI sebagai badan otonom akan bekerja sama dengan APGI dalam menyelenggarakan pelatihan, sertifikasi, konsultasi, riset dan program-program terkait pengembangan kapasitas SDM bidang pemandu wisata gunung. Sasaran pelatihannya untuk semua jenjang/level kepemanduan.

‘’Ini merupakan salah satu upaya kami sebagai asosiasi profesi menyiapkan tenaga ahli yang kompeten. Karena kami melihat tingginya minat wisatawan di dalam industri saat ini. Itu yang membuat industri kami mencoba menyiapkannya. Karena sebelum ada asosiasi, sering kali kita, yang latar belakangnya rata-rata mahasiswa pecinta alam (mapala), pecinta alam, memang punya pengalaman. Tapi, buktinya apa? Akhirnya, karena kebutuhan juga semakin tinggi, kami coba jawab pelan-pelan. Kami latih. Kami sertifikasi. Dan kami sosialisasikan kepada pelaku industri pariwisata lainnya,’’ ujar Rahman.

APGI mencatat, sampai saat ini ada 2000 pemandu gunung bersertifikat di Indonesia.

‘’Kita siap melayani minat wisatawan. Bagi teman-teman pelaku sendiri, ini bisa meningkatkan daya jualnya. Sehingga mendorong meningkatkan kesejahteraan  bagi teman-teman yang berprofesi sebagai pemandu gunung,’’ kata Ketum APGI.***(Yun Damayanti) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *