BALI JADI TUAN RUMAH ‘’THE 2ND UN TOURISM CONFERENCE ON WOWEN EMPOWERMENT IN TOURISM’’

(Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Tourism for Us – Kesetaraan gender juga menjadi isu dalam pariwisata. Organisasi pariwisata dunia UN Tourism (sebelumnya UNWTO) menggelar konferensi mengenai pemberdayaan perempuan untuk kedua kali. Konferensi kedua berlangsung di Bali pada minggu ini selama tiga hari.

‘’The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific’’ resmi dibuka oleh Harry Hwang, Director for Regional Asia and the Pacific, Director of The Regional Department for Asia and the Pacific, UN Tourism, di Bali International Convention Center (BICC), Kamis (2/5/2024). Konferensi berlangsung pada 2-4 Mei 2024.

Pembukaan konferensi ditandai dengan pemukulan gong oleh Harry Hwang dan disaksikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo, Union Minister of Hotels and Tourism Myanmar Thet The Khine, Deputy Minister Ministry of Tourism Maldives Mariyam Nasheetha Nasheed, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.

‘’Terima kasih Wamenparekraf dan Kemenparekraf atas semua dukungan kegiatan dan program pariwisata dan ekonomi kreatif Anda. Khususnya atas dukungan dan komitmennya dalam memberdayakan perempuan melalui pariwisata,’’ kata Harry dalam sambutannya.

Sementara, Wamenparekraf Angela dalam sambutannya mengangkat kisah R.A. Kartini, salah seorang pahlawan wanita Indonesia. Bahwa Kartini merupakan salah seorang perempuan berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ia juga menjadi simbol hak perempuan dan kesetaraan gender. Dan Wamenparekraf mengutip pemikiran Kartini atas kesetaraan gender,’’ Sampai kapanpun, kemajuan perempuan itu menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa.’’

Menurut Angela, pemberdayaan perempuan bukan sekadar soal pencapaian kesetaraan dan hak asasi manusia. Namun dengan pemberdayaan perempuan bisa menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan.

Penelitian dari International Monetary Fund (IMF) menunjukkan, dengan mempersempit kesenjangan umum di pasar tenaga kerja dapat meningkatkan PDB di negara-negara berkembang sebesar 8 persen.

Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari pengurangan kesenjangan gender hasilnya akan lebih besar lagi yaitu meningkatkan PDB di negara-negara tersebut sebesar 23 persen.

‘’Penelitian itu menunjukkan, dengan memberdayakan perempuan maka sama dengan solusi iklim yang lebih baik dengan peran penting mereka dalam mengelola, melestarikan,dan memanfaatkan sumber daya alam. Hal ini juga mengurangi tingkat kemiskinan, mengurangi kerawanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk komunitas yang lebih baik, lebih aman dan sehat, dan tentunya negara,’’ kata Wamenparekraf Angela.

Pariwisata juga disebut sebagai salah satu jawaban atas kesenjangan dan ketidaksetaraan gender. Karena banyaknya peluang yang diberikan dan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi di sektor ini. Dan di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia, perempuan mengambil porsi besar tenaga kerja pariwisata dan wirausaha.

Wamenparekraf berharap melalui the 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific menjadi momentum untuk memperkuat peran perempuan dan kesetaraan gender di sektor parekraf. ***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *