Tag: wisata kota

PELAKU INDUSTRI PERHOTELAN DAN RESTORAN KOTA CIREBON SIAP MAKSIMALKAN INFRASTRUKTUR, BUTUH SINERGI ANTARPEMDA WILAYAH KARESIDENAN CIREBON

PELAKU INDUSTRI PERHOTELAN DAN RESTORAN KOTA CIREBON SIAP MAKSIMALKAN INFRASTRUKTUR, BUTUH SINERGI ANTARPEMDA WILAYAH KARESIDENAN CIREBON

Tourism for Us – Bangkit dari pandemi Covid-19, pelaku industri perhotelan dan restoran di Kota Cirebon siap memaksimalkan infrastruktur yang ada. Selain geliat ekonomi dari kawasan manufaktur dan industri lainnya, obyek-obyek wisata yang viral di Kuningan dan Majalengka turut menggerakan roda pariwisata di kota ini. [more]

BANDUNG PERKENALKAN HIDDEN GEMS DI LOKASI-LOKASI TERSOHOR

BANDUNG PERKENALKAN HIDDEN GEMS DI LOKASI-LOKASI TERSOHOR

Tourism for Us – Kota Bandung tidak hanya punya wisata instagramable, wisata belanja dan wisata kuliner. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bekerja sama dengan DPD ASITA Jawa Barat memperkenalkan hidden gems bagi wisatawan dan pelaku industri pariwisata nasional di Travel Dialog dan Table Top [more]

TASIKMALAYA, DESTINASI KRIYA KLASIK DAN CANTIK

TASIKMALAYA, DESTINASI KRIYA KLASIK DAN CANTIK

Tourism for Us – Tasikmalaya adalah sentra kriya di bagian timur Jawa Barat. Kota ini merupakan rumah para perajin ulet dan telaten. Mereka dikenal mahir membuat hiasan bordir pada kain, membatik khas priangan, mengukir dan melukis pada kayu untuk alas kaki, dan membuat payung hiasan untuk dijadikan dekorasi maupun digunakan dalam perhelatan. Dan setiap kriyanya punya kisah menarik.

Bordir tasik

Melati,motif khas bordir tasik. [Foto; Barry Luqman/ironqustore]

Seni menghias kain dengan bordir adalah kriya paling terkenal dari Tasikmalaya dan masih bertahan. Kriya ini tidak hanya dibuat dengan tangan (handmade), atau dengan menggunakan mesin manual yang digerakan kaki, tetapi juga sudah menjadi sebuah industri dengan menggunakan mesin otomatis dan komputerisasi.

Seni bordir dimulai di Kawalu pada sekitar tahun 1925. Bermula dari seorang warga Tasikmalaya berhenti kerja dari suatu perusahaan mesin jahit kemudian mencoba mengembangkan usaha bordir. Lama kelamaan usahanya berkembang. Ilmu membordirnya kemudian dibagikan. Sehingga semakin banyak warga bisa membordir dan menekuninya.

Kawalu, Sukaraja dan Cikatomas adalah sentra-sentra bordir tasik yang bisa disambangi ketika berkunjung ke Tasikmalaya. Di sentra-sentra bordir bisa ditemukan beragam produk mulai dari busana, perlengkapan solat, asesoris, hingga pelengkap interior seperti taplak meja dan sarung bantal.

Motif utama bordir tasik adalah melati uter atau kerancang melati, mawar, aster, dan daun taleus heuneut.

Kelom geulis

Kelom, alas kaki yang terbuat dari kayu ini memang identik dengan Tasikmalaya. Pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1940-1950. Kata kelom diambil dari bahasa belanda, kelompen, yang berarti sandal kayu.

Kelom geulis,alas kaki kayu dari Tasikmalaya.(Foto: Adira Oktariza)

Kelahiran kelom geulis konon berawal dari seorang warga Gobras, Tasikmalaya, menciptakan sandal mentah atau kelom geulis mentah kemudian dijualnya ke Bandung sekitar tahun 1950-an. Dia hanya membuat alas kakinya saja karena kurang pengetahuan dan keterampilan untuk menjadikan kelom mentah tadi siap pakai. Suatu hari, dia mendapat pesanan dari pelanggannya di Bandung untuk membuat kelom mentah dengan hiasan ukiran. Terinspirasi dari lingkungan tempat tinggalnya, diukirlah bunga-bunga pada kayu kelom mentah. Produk setengah jadi itu berhasil. Sampai sekarang kelom geulis ada yang berukir dan ada pula yang dilukis. Lukisan di kelom geulis kemungkinan dipengaruhi oleh para perajin payung geulis yang juga tertarik membuat kreasi kelom.

Sentra kelom geulis berada di Kampung Gobras, sekarang secara administratif termasuk dalam Dusun Rahayu, Desa Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Kampung ini ternyata punya pengalaman panjang dalam hal alas kaki dari kayu.

Gobras sudah dikenal sebagai daerah pengrajin bakiak sebelum menjadi sentra kelom geulis. Bakiak Gobras adalah sejenis alas kaki terbuat dari bahan kayu dan bagian atasnya diberi tali hitam dari ban bekas sebagai sabuk pengikat. Selain bakiak, di sini juga membuat gamparani yaitu alas kaki dari bahan kayu dengan ciri khasnya lilingga. Bila bakiak pengikatnya berbentuk tali melintang, lilingga bisa dicapit ibu jari dan telunjuk kaki, seperti sandal jepit. Gamparan biasanya digunakan oleh pria. Dari situlah cikal bakal kemampuan membuat kelom geulis di Kampung Gobras.

Batik tasik

Seni batik tulis di Tasikmalaya diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Tarumanagara yang beribukota di Sukapura. Sedangkan batik tasik yang kita kenal saat ini merupakan akibat peperangan yang terjadi di wilayah Jawa Tengah yang membuat pengusaha dan perajin batik di Pekalongan, Tegal, Kudus, dan Banyumas mengungsi ke wilayah Jawa Barat, salah satunya ke Tasikmalaya. Sebagian dari pengungsi itu akhirnya menetap. Batik pun berkembang dengan motif dan corak yang menyesuaikan alam dan lingkungan sekitarnya.

Merak ngibing,salah satu motif khas batik tasik. [Foto; Yun Damayanti]

Batik tasik punya tiga motif yakni batik sukaraja, batik sawoan, dan batik tasik. Batik sukaraja menyerupai batik madura dengan ciri karakter motif dan warna yang kontras serta warna tanah yang dominan. Batik sawoan didominasi warna cokelat sawo yang dipadu warna indgo dan putih. Batik tasik berwarna cerah, kaya motif, dan tidak banyak isen-isen. Batik tasik mirip dengan batik garut namun mendapat pengaruh batik pesisiran yang cukup kuat. Motif khas batik tasik di antaranya, merak ngibing, cala-culu, pisang-bali, sapu jagat, dan awi ngarambat.

Sentra batik tasik ada di Nagarasari Cipedes, Gudang Jero, Gudang Pesantren, Bojongkaum, Panglayungan, Sayuran, dan Sukaraja.

Payung geulis

Payung geulis adalah kriya khas Tasikmalaya yang hampir punah. Payung kertas berwarna cerah berlukiskan bunga-bunga pernah digandrungi oleh nona-nona Belanda pada tahun 1926. Payung hiasan ini mencapai masa jayanya pada kurun waktu 1955-1968. Setelah itu merosot, tergantikan dengan payung buatan pabrik yang bisa melindungi dari hujan dan panas. Sekarang, fungsi payung geulis memang sebatas menjadi dekorasi ruangan, dan properti yang digunakan dalam suatu perhelatan seperti upacara pernikahan dan pertunjukan seni.

Payung geulis masih dibuat secara manual. [Foto; Yun Damayanti]

Dalam perkembangannya, payung geulis tidak hanya dibuat dari kertas tetapi juga dari kain. Kecuali gagang kayu yang sudah dibuat dengan menggunakan mesin, proses pembuatan payung ini tetap manual. Pembuatan payung geulis bisa dilihat di sentra payung geulis Panyingkiran, Indihiang, Kota Tasikmalaya.***(Yun Damayanti) 

MULYAHARJA, WISATA DESA DI TENGAH KOTA BOGOR

MULYAHARJA, WISATA DESA DI TENGAH KOTA BOGOR

Tourism for Us – Areal persawahan seluas 23 hektar di Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan, merupakan destinasi wisata desa di tengah kota. Lokasi areal pertanian organik yang dikelola oleh masyarakat yang dikenal sebagai Kampung Tematik Mulyaharja sempat ditutup pada awal tahun ini. Sekarang Kampung sudah dibuka [more]