3 REFERENSI DESA WISATA UNTUK DIKUNJUNGI DI BALI, LOMBOK DAN FLORES

Tourism for Us – Penasaran dengan istilah desa wisata yang sering didengar akhir-akhir ini? Nah, kalau traveler sedang berada di Pulau Bali, Pulau Lombok, atau Pulau Flores, tiga desa berikut bisa dikunjungi. Ketiga desa wisata itu bisa jadi referensi awal untuk menjawab rasa penasaran kamu.

Beberapa rumah warga di Desa Sasak Sade menerima wisatawan yang ingin melihat rumah tradisional sasak lebih jauh. Tentunya atas izin siempunya rumah dan didampingi pemandu lokal.(Foto: Yun Damayanti)

Desa Penglipuran, Bali

Traveler bisa melihat dan merasakan kehidupan asli Pulau Bali di Desa Penglipuran. Suasana desanya sejuk dan asri. Desa ini juga pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Di sana traveler bisa mendapatkan pesona Bali yang berbeda.

Desa Sasak Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Bangunan beratap jerami dan dinding bambu merupakan ciri khas Desa Sasak Sade di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di sini pengunjung bisa menikmati beragam atraksi budaya mulai dari tarian hingga arsitektur rumah tradisionalnya yang unik. Tradisi menenun kain yang dilakukan oleh kaum perempuan Sasak juga bisa dilihat di rumah-rumah. Pengunjung pun bisa mencoba menenun kain khas Lombok.

Desa Wisata Liang Ndara, Flores, Nusa Tenggara Timur

Desa Wisata Liang Ndara menjadi tempat satu-satunya bagi wisatawan untuk melihat Tari Caci. Seperti di tempat-tempat lain di Nusa Tenggara Timur, perempuan-perempuan di desa ini juga mewariskan budaya menenun kain ikat. Dan Liang Ndara hanyalah salah satu desa adat yang sudah dikunjungi oleh wisatawan saat berada di Pulau Flores.

Indonesia memiliki ratusan desa wisata di seluruh provinsi. Beberapa di antaranya sudah mendunia. Berkunjung ke desa wisata bukan hanya mendapat pengalaman baru tetapi juga sangat seru.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah menggiatkan aktivitas ekowisata melalui pertumbuhan desa wisata di Nusantara.

“Melalui ekowisata berbasis desa wisata, Kemenparekraf bersama-sama masyarakat berupaya mencari keseimbangan manfaat ekonomi dan pelestarian budaya dan alam di sekitar desa,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, pertengahan April 2021.

Meskipun desa-desa wisata berada di lokasi yang luas dan terbuka, jangan mengabaikan protokol kesehatan. Traveler mesti tetap menggenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Prokes bukan hanya untuk keamanan traveler sendiri tetapi juga melindungi warga desa yang kita kunjungi. Dan untuk mendapat inspirasi lebih banyak mengenai desa-desa wisata bisa dilihat di IG @pesonaid_travel, Facebook @pesonaid_travel  atau kunjungi website www.indonesia.travel.***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *