AWOM BROTHERS HOMESTAY, AKOMODASI LOKAL YANG MASIH BERTAHAN DI KRI, RAJA AMPAT
Tourism for Us – Awom Brothers Homestay adalah satu dari empat akomodasi lokal yang masih bertahan di Pulau Kri, Raja Ampat. Kondisinya pun cukup baik. Homestay yang dikelola kakak beradik Awom ini sudah buka kembali sejak tiga bulan lalu.

Yosafat Awom, sang kakak, berbagi cerita, ada lebih dari 100 homestay milik masyarakat rusak. Tidak hanya yang ada di Kri tetapi juga mulai dari Masward, Saonek sampai Kabuy, Manyaifun, Moesmanggara, Pam, Saukabu, Arborek dan Sawandarek.
“Di sekitar Pulau Kri hanya ada empat homestay yang masih bisa jalan. Tapi, itu pun kondisinya ada yang sudah rusak, sebagian besar rubuh masuk laut. Sedih memang. Saya terima tamu terakhir April 2020. Sampai sekarang tidak ada lagi. Jika keadaan membaik, harus mulai dari nol lagi. Wisatawan yang sudah vaksin, silakan datang ke Raja Ampat,“ ujar Yos, seorang pemandu lokal dengan pengalaman 35 tahun.

Menurut pengamatan Yos, agar masyarakat dapat memulai lagi usaha wisatanya, mereka memerlukan peralatan snorkeling dan selam, perlengkapan homestay seperti kasur, bantal, seprei, kelambu dan lain-lain, serta bantuan untuk perbaikan perahu, kapal yang digunakan untuk mengantar tamu.
“Masyarakat mengusahakan homestay dan transportasi dengan menggunakan biaya sendiri. Boleh dikatakan, belum ada bantuan dari pemerintah. Kami butuh dana agar bisa mulai beroperasi lagi,“ tambah Yos.
Lalu, bagaimana dengan Awom Brothers Homestay? Dari total delapan kamar yang dimiliki, mereka hanya mengoperasikan empat kamar saja. Perlu diketahui, Awom Brothers melengkapi setiap kamar dengan penyejuk udara.
“Sekarang yang dioperasikan hanya empat kamar. Empat kamar lain belum sepenuhnya siap. Kami masih cari-cari uang untuk lengkapi kasur, seprei, bantal dan lain-lain,“ katanya.
Karena aktivitas wisata belum ada, para pemandu lokal pergi melaut lagi.

Awom Brothers menawarkan biaya menginap Rp 750.000,00 per orang. Biaya menginap sudah termasuk makan tiga kali dan fasilitas AC dan kamar mandi dalam kamar. Selain itu, homestay juga menyediakan perahu kayak. Wisatawan bisa menggunakan kayak dari homestay sampai ke pasir timbul dan Yenbuba. Kakak beradik Awom hanya menerima tamu berjumlah delapan orang ke atas.
Dengan biaya Rp 650.000,00 per orang, wisatawan yang menginap bisa menyelam bersama Awom Brothers di dua titik di sekitar Manswar yaitu Blue Magic dan Manta Point. Paket menyelam ini bisa jalan minimal diikuti lima penyelam. Sedangkan menyelam di tempat-tempat lain untuk melihat jenis ikan dan terumbu karang tertentu berlaku tambahan biaya bahan bakar.
Sedangkan untuk snorkeling biayanya Rp 500.000,00 per orang. Biaya tersebut sudah termasuk sewa alat, speedboat dan bahan bakar. Lokasinya di Arborek, Sawandarek, Yenbuba dan Pulau Friwen.
Awom Brothers Homestay punya dua unit speedboat sebagai alat transportasi mengantar tamu-tamu. Setiap speedboat ditenagai dua mesin berkekuatan 40 PK. Satu speedboat kecil muat 8 orang dan 18 orang untuk kapal yang lebih besar. Biaya transfer antara Waisai dan Kri dipatok Rp 1.000.000,00 per speedboat.
Yos bangga dengan sang adik, Otto Hans Awom, yang merawat Awom Brothers Homestay dengan baik dan membuatnya bisa bertahan selama pandemi. Dan sekarang mereka menunggu tamu-tamu datang dari Jakarta, Bali, dan mancanegara.*** (Yun Damayanti)