3 DESA WISATA INDONESIA DI AJANG UNWTO BEST TOURISM VILLAGES 2021

Tourism for Us – Tiga desa wisata mewakili Indonesia di ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021. Dua dari tiga desa pernah mendapat penghargaan di tingkat ASEAN dan UNWTO, dan satu desa lagi rupanya telah dikenal sebagai kawasan tetirah para pejabat di masa kolonial Belanda.

Desa Wisata Nglanggeran,Gunungkidul,Yogyakarta. [Foto via IG gunungapipurba]

Desa Wisata Nglanggeran

Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Desa ini berada di gunung api purba dan termasuk dalam kawasan UNESCO Global Geopark Gunung Sewu.

Desa wisata ini diikutkan karena telah menjalankan pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Di antaranya melalui pengelolaan sistem pengunjung yang baik dan melibatkan masyarakat desa. Generasi muda desa menjadi motor penggerak pariwisata berbasis komunitas (community based tourism). Kegiatan pariwisata berjalan, masyarakat menerima manfaat ekonomi dan sosial, dan alam dan budayanya tetap terjaga.

Wisatawan maupun pelancong dapat melakukan beragam aktivitas di desa ini. Mulai dari kegiatan geowisata seperti trekking dan berkemah; wisata budaya di Kampung Pitu; kegiatan agrowisata seperti mengenal bercocok tanam bersama petani lokal dan pengelolaan kakao menjadi produk cokelat di Griya Cokelat Nglanggeran; hingga wisata kuliner mencicipi makanan dan minuman tradisional di Dapur Purba atau swafoto di Embung Nglanggeran. Selain itu, wisatawan juga bisa merasakan kehidupan lokal saat menginap di homestay  di rumah-rumah warga.

Kampung adat Wae Rebo,desa wisata di NTT. (Foto: Wae Rebo Official)

Kampung Adat Wae Rebo

Wae Rebo adalah kampung adat di Desa Satar Lenda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Daya tarik utama di kampung adat ini adalah tujuh rumah tradisional berbentuk kerucut mbaru niang. Di kampung ini ritual-ritual adat diselenggarakan. Mulai dai upacara pernikahan, upacara kelahiran sampai  upacara persembahan kepada roh yang biasanya dihelat setiap bulan Juni dan Oktober.

Berada di puncak bukit, masyarakat kampung juga masih teguh menjalankan kearifan lokal. Salah satunya adalah konservasi hutan dengan sistem  intensifikasi dan tidak melakukan pembukaan hutan untuk perkebunan. Atas upayanya itu, UNESCO memberikan penghargaan dalam bidang cultural heritage conservation pada tahun 2012.

Pengalaman perjalanan wisatawan dimulai sejak wisatawan trekking menyusuri ladang-ladang warga kemudian memasuki hutan sebelum mencapai tujuan akhir, Wae Rebo.

Desa Tetebatu,desa wisata tertua di kawasan Gunung Rinjani,Pulau Lombok,NTB. [Foto via IG tetebatuvillage.id]

Desa Tetebatu

Rupanya, para pejabat di era kolonial Belanda telah memilih Tetebatu sebagai tempat tetirah di Pulau Lombok. Jauh sebelumnya, masyarakat Sasak sudah membuat jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani atau Samalas. Dan di era modern, desa ini merupakan salah satu kawasan akomodasi bagi para trekker yang hendak mendaki gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.

Desa Wisata Tetebatu dihuni suku sasak. Warga desa yang sudah lama mengenal pariwisata gunung memperkuat pengelolaan pariwisata berbasis komunitas dengan mengintegrasikan alam dan budaya. Selain wisata petualangan trekking/hiking di Taman Nasional Gunung Rinjani, wisatawan pun dapat melakukan trekking yang lebih rendah intensitasnya menuju air terjun Sarang Walet/Bat Cave dan Kokok Duren, hutan habitat kera hitam di Lombok, menyusuri pematang sawah terasering seperti yang ada di Ubud, dan melihat Al Quran kuno berusia 200 tahun yang ditulis di atas kulit kayu dan kulit onta.    

UNWTO Best Tourism Villages adalah program Badan Pariwisata Dunia di bawah PBB (UNWTO) yang diperuntukan bagi desa-desa wisata di seluruh dunia. Desa-desa wisata yang ikut menunjukkan komitmen mereka terhadap visi pariwisata inklusif dan berkelanjutan, perlindungan terhadap alam dan budaya, inovasi dan kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan masyarakat dan pengunjung, hingga nilai-nilai kelokalan seperti gastronomi dan kerajinan lokal.

Desa wisata yang lolos seleksi dan evaluasi UNWTO akan memperoleh label UNWTO Best Tourism Villages. Artinya, desa wisata tersebut telah memperoleh pengakuan internasional sebagai contoh praktik terbaik destinasi wisata pedesaan. Pengumuman UNWTO Best Tourism Villages 2021 akan dilakukan bersamaan dengan UNWTO General Assembly ke-24 pada 30 November-3 Desember 2021.*** (Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *