YOGYAKARTA MAU KEMBANGKAN KOLABORASI ANTAR-DESTINASI

Tourism for Us – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) D.I. Yogyakarta hendak mengembangkan kolaborasi antar-destinasi. BPPD terus berkomunikasi dengan para pelaku industri pariwisata di Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, dan Bali. Langkah ini dilakukan guna membangun koordinasi lintas provinsi agar dapat menciptakan paket-paket bersama.

Tur di atas VW Safari,satu dari dua produk hits andalan Yogyakarta tahun depan.(Foto: VW Safari Bike Yogya)

“Kami melihat aktivitas dari beberapa provinsi. Makanya kami dari BPPD bergerak bagaimana bisa menjalin banyak koordinasi karena ini lintas provinsi. Kami berkomunikasi dengan Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta dan Bali agar dapat menjalin kolaborasi paket-paket bersama,“ ujar G.K.R. Bendara, Ketua BPPD D.I.Yogyakarta.

Generasi Milenial dan Z menjadi sasaran utama pariwisata Yogyakarta. Media sosial berperan, sekitar 88 persen, mempengaruhi keputusan mereka mau ke mana dan sebagainya. Oleh karena itu, pemasaran digital melalui media sosial jadi wajib dilakukan.  

Sedangkan untuk pemasaran destinasi Yogyakarta di mancanegara G.K.R. Bendara berharap dapat bekerja sama dengan kedutaan-kedutaan besar Indonesia di luar negeri mengadakan kegiatan-kegiatan promosi pada awal tahun depan. Selain itu, Indonesia bisa memberikan kemudahan-kemudahan perjalanan seperti kemudahan karantina dan sebagainya.

Dalam kurun waktu 2017-2019, wisatawan mancanegara yang paling banyak berkunjung ke Yogyakarta berasal dari Malaysia dan Singapura karena tersedia penerbangan langsung. Sedangkan dari Eropa paling banyak dari Belanda dan Perancis. Kemudahan perjalanan ke Indonesia diharapkan bisa mengaktifkan bandara baru New Yogyakarta International Airport menerima turis asing.

Hotel di Yogyakarta mulai terisi

Sejak level PPKM diturunkan di Pulau Jawa, Yogyakarta mulai menerima aliran kunjungan wisatawan domestik (wisdom). Menurut pengamatan sementara PHRI DIY, wisdom paling banyak dari Jawa Barat dan Jawa Timur, kemudian Jakarta. Tingkat keterisian hotel juga terus meningkat selama Oktober-November 2021.

“Tingkat keterisian kamar hotel di Yogyakarta pada bulan Oktober 2021 mencapai rata-rata 60% sampai 70% pada weekdays, dan selama November 2021 bisa mencapai rata-rata 85% di akhir pekan. Selama Oktober-November tingkat keterisian rata-rata 40,8 persen,“ ujar Ketua PHRI DIY Dedy Pranowo Eryono.    

Produk hits dari Yogyakarta

Bersepeda dan tur di atas VW Safari di pedesaan jadi produk hits dari Yogyakarta tahun depan. Daerah Nanggulan diandalkan sebagai tujuan cycling trail bagi pasar wisdom. Sedangkan tur VW Safari telah beroperasi baik di dalam kota maupun di pedesaan, khususnya di sekitar Candi Borobudur.

Ketua DPD ASITA DIY Hery mengatakan, Yogyakarta juga mempersiapkan paket-paket wellness. Programnya memadukan bersepeda atau yoga di alam dan di sekitar situs heritage dengan kuliner lokal sehat.

Pemda DIY tengah mengembangkan narasi atraksi-atraksi yang ada di destinasi. Langkah ini diambil agar Yogyakarta dapat memberikan pengalaman budaya lebih mendalam bagi wisatawan. Pengembangan narasi dimulai dari kawasan Malioboro. Karena kawasan turistik ini merupakan bagian utama dalam filosofi kehidupan orang Yogya.

Selain pedestrian yang lebar, wisatawan bisa berfoto dengan para prajurit keraton di enam titik setiap akhir pekan. Tidak hanya itu, setiap 35 hari sekali pada Selasa Wage, warga dan wisatawan bisa melihat prosesi kirab prajurit seperti yang dilakukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di Jalan Malioboro. Mau tahu lebih banyak tentang kawasan Malioboro yang kita cintai, bisa ikut tur blusukan kampung dengan bersepeda atau berjalan kaki. Suatu aktivitas sederhana yang akan lebih mendekatkan lagi wisatawan dengan Jogja.***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *