BREGADA RAKYAT, SENI KEPRAJURITAN KHAS YOGYAKARTA

Tourism for Us – Bregada rakyat adalah olah seni keprajuritan. Bregada berasal dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Empat dari 10 bregada keraton diperbolehkan untuk dikembangkan oleh masyarakat menjadi seni kolektif. Keempat bregada itu terdiri dari prajurit tombali (tombak), srikandi (panah), jodang dan ungel-ungel  (musik). Sekarang, Bregada Rakyat menjadi salah satu atraksi budaya dan ikon pariwisata baru Yogyakarta.

Bregada menyambut peserta tur Bregada Rakyat di Sostrowijayan.(Foto:Edy Subagyo)

Untuk melestarikan eksistensi olah seni keprajuritan rakyat dibuat Festival Bregada. Festival lahir sebagai apresiasi terhadap keterlibatan aktif masyarakat dalam gerakan panjang pengesahan Undang-undang Keistimewaan D.I. Yogayakarta. Penyelenggaraan festival mendukung semangat kekompakan warga  mengembangkan aktivitas berkesenian secara kolektif.

Festival Bregada Rakyat diselenggarakan secara bergilir di kabupaten/kota. Festival pertama kali diselenggarakan di Malioboro pada 2014. Kemudian berturut-turut di Denggung Sleman (2015), Parasamya Bantul (2016), Alun-alun Wates (2017), Wonosari (2018), dan Kota yogyakarta (2019).

Bregada Rakyat semakin berkembang semenjak festival dilaksanakan secara rutin. Festival mampu memotivasi tumbuh dan berkembangnya seni keprajuritan berbasis kampung/kewilayahan di DIY.

Sebagai atraksi dan ikon baru pariwisata serta keinginan memberikan pengalaman budaya lebih dalam, wisatawan bisa berfoto bersama dan memasang filter bregada di ponsel di 6 titik di kawasan Malioboro. Tidak hanya itu, setiap 35 hari sekali pada Selasa Wage, ada kirab Bregada Rakyat di Malioboro. Rutenya melewati sumbu filosofi Jogja dari selatan ke utara.

Tur Bregada Rakyat di Maliboro

Komunitas-komunitas bregada yang ada di sekitar Malioboro pun telah menyusun tur interaktif. Turnya bisa dilakukan dengan bersepeda atau jalan kaki. Rutenya berawal dari Tugu, depan Stasiun Yogyakarta, lalu masuk lewat Pasar Kembang di Sostowijayan Wetan. Di kampung turis legendaris Sostrowijayan, wisatawan akan disambut pasukan Bregada Rakyat, mendengarkan cerita bregada sambil beristirahat.

Dari situ perjalanan berlanjut menuju Sosromenduran. Di taman Ndalem Taman Yuwono wisatawan akan belajar tata musik bregada rakyat dan menonton pertunjukan yang telah dipersiapkan oleh prajurit ungel-ungel yang tupoksinya memainkan musik.

Kemudian perjalanan diteruskan menuju Ngampilan di mana wisatawan mempelajari tata lampah, gerakan-gerakan kaki bregada. Dan di Suryatmaja diperkenalkan tata busana bregada.

Durasi tur antara satu hingga tiga jam. Karena selama mengikuti tur, wisatawan bisa mengobrol dengan bregada, dan pasti berhenti untuk berfoto-foto di gang-gang khas Jogja yang tampil lebih resik dan apik sekarang.*** (Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *