MAMPIR KE JEMBER, INI TEMPAT DAN AKTIVITAS YANG BISA DILAKUKAN TRAVELER

Tourism for Us – Apapun tujuan perjalanan ke kota Jember – untuk menonton Jember Fashion Carnival, bisnis ataupun penelitian – traveler akan punya cukup waktu mengunjungi tempat-tempat menarik dan melakukan aktivitas-aktivitas yang menawarkan pengalaman anti-mainstream. Salah satu keunggulan wisata kota di sini adalah jarak antara daya tarik satu dan yang lainnya relatif dekat dan mudah dijangkau. 

Pantai Tanjung Papuma. (Foto: Yun Damayanti)

Pantai Papuma

Pantai Papuma adalah ikon Jember. Pantai di Samudera Indonesia ini berjarak 20-30 menit berkendara dari pusat kota ataupun dari Puslitkoka. Pada saat air laut pasang surut, pengunjung bisa berjalan kaki menuju batu-batu karang di depan pantai. Tetapi, di situ tidak bisa direnangi karena arus bawahnya sangat kuat dan berbahaya.

Untuk mencapai puncak bukit telah dibangun anak tangga permanen yang cukup ramah pengunjung. Selain itu juga ada dek menara pandang Siti Hinggil untuk melihat pemandangan Tanjung Papuma 360 derajat.

Pantai Bande Alit, TN Meru Betiri

Pantai Bande Alit adalah pantai lainnya yang bisa dikunjungi di Jember. Ini satu-satunya pantai di dalam kawasan taman nasional paling dekat dengan kota di Jawa Timur. Pengunjung bisa mengaksesnya dengan berkendara selama dua jam dari tengah kota.

Bande Alit merupakan pantai di kawasan Taman Nasional (TN) Meru Betiri yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Jember. Pantai ini berada di zona pemanfaatan dan relatif belum banyak dikunjungi wisatawan.

Salah satu keunikan TN Meru Betiri adalah perkebunan-perkebunan kopi dan karet dari masa kolonial yang masih tumbuh dan terjaga sampai sekarang. Selain itu, kelengkapan perkebunan di antaranya rumah administratur dan rumah pekerja yang membentuk desa hingga pabrik karet (enclave) masih ada dan beroperasi. Pengunjung akan melihatnya, juga bisa singgah, ketika menuju pantai Bande Alit.

Berbeda dengan pantai Teluk Hijau di TN Meru Betiri yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi, di Bande Alit pengunjung sesekali akan bertemu dengan nelayan-nelayan yang tinggal di dalam enclave. Dan bila beruntung, pengunjung dapat melihat bunga rafflesia (Rafflesia zollingeriana Kds) endemik Meru Betiri yang sedang mekar di dalam hutan.

Pengeringan kopi di salah satu pabrik kopi tua di Rembangan, Jember. [Foto; Yun Damayanti]

Rembangan

Dataran tinggi Rembangan bisa ditempuh sekitar 30 menit berkendara dari kota. Pohon-pohon kopi dan cengkeh tumbuh subur di situ sejak pengusaha-pengusaha Hindia Belanda menanamnya pertama kali hampir satu abad lalu. Salah satu perkebunan tua yang masih aktif dan bisa dikunjungi adalah Afdeling Rayap.

Afdeling Rayap itu pun dilengkapi dengan pabrik pengolahan kopi dan rumah administratur (pemilik kebun). Rumahnya bergaya art deco dan masih berdiri kokoh. Rumah administratur sekarang difungsikan menjadi akomodasi Villa Koffie yang bisa disewa oleh masyarakat ataupun wisatawan.

Di puncak bukit Rembangan ada satu lagi bangunan rumah administratur yang lebih besar. Bangunan itu dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jember dan difungsikan juga sebagai akomodasi.

Wilayah Rembangan dikenal dengan kebun-kebun organik yang menghasilkan buah naga, sirsak dan lain-lain. Selain itu juga ada peternakan-pertenakan sapi perah penghasil susu segar.  

Puslitkoka

Indonesia sebagai produsen kopi dan kakao dunia punya pusat penelitian khusus kopi dan kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) didirikan tahun 1912. Puslitkoka ditetapkan jadi taman riset yang kemudian dilengkapi dengan fasilitas wisata edukasi Coco Park sejak tahun 2016. Coco Park dan Puslitkoka berada di kebun Renteng, Nogosari, sekitar 30 menit berkendara dari pusat kota Jember.

Fasilitas wisata edukasinya bisa dikunjungi oleh pengunjung lokal maupun mancanegara. Pengunjung Puslitkoka akan diajak mengenal kopi dan kakao di pusat informasi, mengunjungi kebun-kebun, fasilitas-fasilitas pengembangan teknologi pascapanen, dan satu toko tempat mempromosikan produk-produk olahan kopi dan kakao hasil riset para peneliti di Puslitkoka. Produk-produknya bisa langsung dicicipi di tempat ataupun dijadikan buah tangan.

Sarana rekreasi lain yang bisa dinikmati pengunjung Puslitkoka adalah kendaraan kereta, sado atau ATV untuk berkeliling kebun dan permainan untuk anak-anak.

Cigar & Tobacco Heritage Tour

Selain kopi, kakao dan karet, tembakau adalah komoditas lain di Jember yang telah diusahakan sejak zaman kolonial Belanda dan masih berlangsung sampai sekarang. Budidaya tembakau bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Segala aspek yang diperlukan untuk menghasilkan daun tembakau berkualitas terbaik ada di sini.

Tembakau Jember digunakan untuk membuat cerutu. Mulai dari isi (filler) hingga pembungkusnya. Teknologi pertanian terus dikembangkan dan diimplementasikan di perkebunan-perkebunan tembakau. Namun, proses pembuatan cerutunya sendiri masih menggunakan metode yang cukup tradisional.

Atak,tempat pengeringan tembakau. [Foto; Yun Damayanti]

Metode tradisional yang masih dipertahankan adalah atak, bangunan gudang berbentuk segitiga simetris dengan panjang sekitar 25 meter, lebar berkisar 14,5 meter dan tingginya 11 meter. Di dalamnya disekat-sekat menjadi 10 sampai 25 kamar.

Atak dibangun dari kerangka bambu dan beratap ilalang atau daun tebu. Penggunaan material alami dan banyak tumbuh di sekitarnya itu punya peran penting dalam menjaga sirkulasi udara, suhu dan kelembaban yang dibutuhkan selama proses pengeringan sekaligus menjaga kualitas daun tembakau. Saat musim panen, atak akan diisi penuh daun tembakau yang telah dipilih sebelumnya.

Cerutu premium Jember dibuat dari daun-daun tembakau berkualitas tinggi yang sudah melalui proses pengeringan di atak. Kemudian, daun-daun tembakau itu dilinting secara manual oleh tangan-tangan pekerja wanita terampil dan berpengalaman dengan penuh ketelitian. Ribuan batang cerutu tersebut diekspor ke Eropa, Asia dan Timur Tengah setiap tahun.

Pekerja di perkebunan tembakau dan pabrik cerutu di Jember paling banyak berasal dari Pulau Madura. Orang Madura sepertinya diberi bakat alami untuk memahami tanaman tembakau. Konon, tidak sedikit istilah dalam perniagaan tembakau dunia dipengaruhi bahasa Madura. Misalnya, istilah “Blue” untuk daun tembakau terbaik mengacu pada “Biru” yang digunakan oleh pekerja dari Madura untuk menyebut hijau daun.

Kuliner

Kuliner khas Jember merupakan perpaduan antara masakan jawa timuran daratan dan Madura. Rasa gurih dan pedas mendominasi khasanah kulinernya. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan para pekerja dari Pulau Madura di perkebunan tembakau dan pabrik cerutu yang telah berlangsung lebih dari seabad.

Kabupaten Jember dikelilingi Gunung Argopuro, tidak jauh dari Gunung Raung dan Gunung Ijen. Raung dan Ijen merupakan dua gunung berapi aktif. Sedangkan Argopuro adalah gunung berapi yang sudah tidak aktif. Abu vulkanik menyuburkan tanah. Suhu sejuk sepanjang tahun membantu tanaman sayur dan buah tumbuh dengan baik. Masyarakat juga mengusahakan banyak perkebunan-perkebunan organik. Dengan berlimpahnya sayur-mayur dan buah-buahan lokal, kuliner di Jember dibuat dari bahan-bahan segar.

Warung Kembang bisa menjadi pilihan mencicipi kuliner di Jember. Restoran ini cukup besar dengan kapasitas dapat menampung 200 pengunjung.  Restoran juga dilengkapi dengan lahan parkir yang luas, toilet, musola dan dua panggung. Menurut pemiliknya, restoran ini tidak hanya sebagai tempat untuk makan dan beristirahat tetapi juga ruang budaya bagi seniman-seniman Jember.

Soto Ayu paling representatif untuk mengenal kuliner khas Jember. Sotonya mirip soto ayam madura. Pembedanya, soto ini ditaburi serundeng kelapa gurih dan perasan jeruk nipis. Sambal cabe rawit pedas serta hati, ampela dan usus ayam yang ditusuk seperti sate sebagai pelengkapnya. Warga lokal menyebutnya soto jember.

Soto Ayu adalah kuliner kaki lima. Kedainya ada di tiga tempat. Kedainya yang paling dikenal ada di Pasar Tanjung, Jalan Samanhudi. Karena posisi kedainya berada di lorong sempit di bawah tandon air Watertoren te Djember yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1932.

Taman Botani Sukorambi merupakan tempat rekreasi kekinian yang dilengkapi restoran dan lounge di Rembangan. Taman rekreasi ini menjalin kolaborasi-kolaborasi dengan beragam komunitas diantaranya dengan komunitas hidroponik dan kelinci. Pengunjung bisa melihat dan belajar budidaya menanam secara hidroponik dan membeli sayur-mayur organik petik sendiri.

Selain itu, Taman Botani Sukorambi dilengkapi dengan cigar lounge. Pengunjung bisa menikmati cerutu jember dengan pemandangan alam dari terasnya.

Akses

Jalan-jalan raya di Jember relatif dalam kondisi baik. Jarak antara satu daya tarik ke daya tarik lainnya juga tidak berjauhan. Dan tanpa kemacetan lalu lintas, waktu tempuhnya antara 30 menit dan paling lama 2 jam berkendara. Kota ini memang dirancang sebagai daerah perkebunan oleh Belanda. Naungan pohon-pohon perkebunan yang berderet rapi di sepanjang jalan menjaga atmosfer itu sampai sekarang. Sehingga menciptakan suasana kota yang menenangkan.***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *