BBTF 2024 MANTAPKAN POSISI SEBAGAI PASAR PARIWISATA TERDEPAN PENARIK BUYERS INTERNASIONAL KE INDONESIA
Tourism for Us – Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) pada edisi kesepuluh tahun ini semakin memantapkan posisinya sebagai pasar pariwisata terdepan penarik pelaku industri pariwisata (buyers) internasional untuk datang ke Indonesia. BBTF telah berlangsung pada 12-14 Juni 2024 di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali.
BBTF ke-10 mempertemukan 282 perusahaan sebagai penjual (sellers) dari delapan negara yaitu Indonesia, Nepal, Timor Leste, Cina, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan dan Iran. Pasar pariwisata internasional yang semakin besar ini dihadiri oleh 460 pembeli (buyers) dari 45 negara. Pembeli terbesar berasal dari India, Malaysia, Rusia, Turki, Thailand, Singapura dan Arab Saudi.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh penyelenggara, BBTF 2024 berhasil mengumpulkan transaksi potensial sebesar Rp 7,61 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan capaian pada BBTF tahun lalu sebesar Rp 6,7 triliun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di acara penutupan Bali & Beyond Travel Fair 2024, Jumat (14/6/2024), mengatakan, ‘’Tahun lalu kita berhasil mencapai 11,7 juta wisatawan mancanegara (wisman). Tahun ini kami memproyeksikann 14 juta kunjungan wisman. Kami percaya, dengan dukungan dari semua (BBTF), kita bahkan bisa mencapai kembali angka capaian sebelum pandemi.’’
Menparekraf juga berharap, wisatawan yang datang adalah wisatawan berkualitas yakni wisatawan dengan masa tinggal lebih lama juga nilai pengeluarannya yang lebih tinggi.
‘’Bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bali dan Indonesia adalah yang menghargai budaya setempat juga memberikan dampak ekonomi kepada UMKM dan para pelaku ekonomi kreatif lokal,’’ kata Menparekraf Sandiaga.
Ketua BBTF 2024 yang juga Ketua ASITA BALI I Putu Winastra mengatakan, selama dua hari penyelenggaraan BBTF 2024 mendapat respon sangat positif baik dari sellers maupun buyers.
‘’Karenanya kami berkomitmen untuk melanjutkan BBTF sebagai travel fair tahunan terdepan di Indonesia,’’ kata Putu Winastra.
Ia juga mengumumkan, BBTF ke-11 akan digelar pada 4 hingga 6 Juni 2025. BBTF tahun depan akan mengusung tema pariwisata berkelanjutan. Ini sejalan dengan cita-cita pariwisata Indonesia yakni pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Terkait sorotan terhadap perilaku wisman yang belakangan banyak melanggar aturan di Bali, membatasi kunjungan bukanlah solusinya.
Menparekraf menjelaskan, ‘’Perilaku wisatawan yang melanggar hukum itu bukan hanya terjadi di Bali atau Indonesia. Saya baru pulang dari Barcelona dan wali kotanya menyampaikan bahwa hal yang mereka hadapi juga sama. Tentu caranya bukan dengan membatasi kunjungan tapi lebih melakukan sebuah kebijakan yang secara natural akan memastikan wisatawan di Bali atau Indonesia tinggal lebih lama.’’
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama pihak-pihak terkait akan terus memberikan pemahaman dan edukasi bagi wisatawan, termasuk juga kepada pelaku usaha pariwisata untuk turut memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada wisatawan di lapangan.
Sebelumnya, pemerintah juga telah menerbitkan tata tertib yang berisikan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan selama di Bali, baik yang berkaitan dengan hukum maupun budaya di Pulau Dewata. ***(Yun Damayanti)