ACARAKI JAMU FESTIVAL, MERAYAKAN JAMU DENGAN GAYA GENERASI MILENIAL DAN Z

Tourism for Us – Jamu, ramuan rempah khas Indonesia, kini tidak hanya berfungsi sebagai obat atau minuman kesehatan, tetapi juga telah bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup modern. Untuk menjaga keberlanjutannya, jamu diperkenalkan dengan cara yang lebih menarik dan relevan bagi generasi muda, sehingga mereka dapat lebih mengenal dan mengapresiasi warisan budaya ini.

(Foto: Birkompublik Kemenekraf)

Acaraki Jamu adalah salah satu usaha di bidang makanan dan minuman yang fokus pada penyajian jamu dengan sentuhan modern, menjadikanya lebih menarik bagi generasi Milenial dan Z. Selain itu, Acaraki Jamu juga menggelar festival jamu yang bertujuan untuk menonjolkan jamu sebagai warisan budaya Indonesia, sekaligus mengubah pandangan masyarakat terhadap produk tradisional ini dan memperluas pasar yang ada. Festival ini telah sukses diselenggarakan sebanyak lima kali, menunjukkan antusiasime yang tinggi terhadap jamu di kalangan masyarakat.

Festival jamu terbaru adalah Acaraki Jamu Festival edisi Hari Pahlawan pada hari Minggu lalu (16/11/2025) yang berlangsung di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf)/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wakaba Ekraf) Irene Umar turut hadir dalam acara ini.

Acaraki Jamu Festival dibuka dengan mengetuk alu pada wadah yang berisi rempah. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Funwalk 2,5 kilometer dimana peserta berjalan kaki sambil menggendong bakul jamu, dan prosesi naik kereta kencana.

Pengunjung Acaraki Jamu Festival bisa menikmati free flow jamu tradisional, aktivasi booth sponsor, qerik (pijat gratis), area estafet permainan Nusantara, lomba mewarnai di Kids Corner by Simbalion, menulis testimoni pada papan petisi aksara Nusantara, dan kesempatan meraih doorprize maupun grandprize.

Festival jamu ini juga memeberikan apresiasi kepada pahlawan masa kini, seperti perwakilan dari komunitas laskar jamu gendong, komunitas pekerja seni Kota Tua, komunitas ojek online, dan komunitas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Penyelenggaraan Acaraki Jamu Festival dilandasi filosofi ‘menjamu bukan sekadar menyuguhkan minuman’, tetapi juga tentang menyambut, merawat, dan menjaga budaya yang berharga.

‘’Kami mempunyai gagasan yang mana Acaraki Jamu Festival bukan hanya menampilkan jamu, tapi ingin coba untuk menjamu teman-teman sekalian. Harapannya, melalui festival jamu ini bisa menjadi perpaduan antara sejarah, seni, budaya, dan kreativitas. Tujuan festival ini supaya bisa menginspirasi pejuang-pejuang ekraf ke depan dengan kolaborasi bersama untuk menjamu satu sama lain,’’ ungkap Jony Yuwono, Founder Acaraki, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia.

‘’Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) melihat jamu sebagai akar budaya Indonesia yang punya unique selling point. Kami mengapresiasi Acaraki Jamu Festival untuk menjadikan jamu sebagai salah satu ikon dari Indonesia yang memiliki taste dan khasiat yang bisa dirasakan masyarakat. Apalagi, jamu merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif,’’ ujar Wamen Ekraf Irene. Sebelumnya, Wamen Ekraf hadir pada Acaraki Jamu Festival pada 27 Juli 2025 di Epiwalk Jakarta. Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf)/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) menegaskan bahwa selalu berkomitmen terhadap produk-produk lokal yang memiliki nilai ekonomi kreatif tinggi, termasuk jamu. ***(Yun Damayanti)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *