O HANAMI, DARI TRADISI HINGGA MENJADI PENGALAMAN WISATA IKONIK DI JEPANG

Tourism for Us – O Hanami atau melihat bunga sakura bermekaran bukan hanya menandakan musim semi saja tetapi juga menjadi sebuah perayaan kehidupan dalam budaya masyarakat Jepang.

Hanami, tradisi yang menjadi pengalaman wisata ikonik di Jepang. (Foto: www.freepik.com)

Hanami bagi orang Jepang adalah merenungkan ketidakkekalan hidup. Bunga sakura yang menakjubkan dan indah hanya bertahan beberapa minggu sebelum berguguran. Seperti kehidupan itu sendiri.

Hanami bukan sekadar festival melihat bunga. Ini adalah cara untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama orang-orang tercinta sembari menghargai keindahan alam serta pergerakan waktu dan musim.

Musim semi di Jepang merupakan periode awal dan akhir. Upacara kelulusan sekolah dan tutup buku perusahaan jatuh pada akhir bulan Maret. Sementara, tahun fiskal perusahaan dan sekolah dimulai pada bulan April. Seiring dengan peristiwa kehidupan tersebut, sakura menjadi bunga simbolis perpisahan dan perayaan.

Hanami bermula dari tradisi mengagumi pohon ume (plum) pada abad ke-8 (701–794 M) atau pada periode Nara. Awalnya, tradisi melihat bunga ini hanya dilakukan di kalangan bangsawan. Tradisi itu merupakan pengaruh dari budaya Tiongkok. Kemudian, para bangsawan menginginkan sesuatu yang merupakan identitas bangsa Jepang. Maka tradisi hanami yang mengagumi pohon ume berganti menjadi melihat sakura, pohon suci asli Jepang. Dari situlah mulai terbentuk budaya dan identitas hanami di Jepang.

Pada periode Heian (794–1185 M), pohon sakura menjadi lebih populer.  Dengan demikian, orang-orang secara bertahap beralih dari mengagumi pohon ume menjadi mengagumi pohon sakura. Oleh karena itu, “hana” dalam hanami dapat merujuk pada bunga sakura dan plum.

Selain itu, ada juga teori yang mengatakan, O Hanami berasal dari kepercayaan para petani kuno Jepang terhadap Dewa “Sa”. Sa adalah dewa gunung dan ladang. Tempat Dewa Sa bermeditasi adalah sebuah pohon chery yang disebut “kura”. Oleh karena itu pohon chery kemudian dinamakan ‘’sakura’’. Para petani zaman dahulu mempersembahkan pohon sakura kepada Dewa Sa agar panen berlimpah. Dan mengadakan perjamuan selama periode mekarnya bunga sakura.

Salah seorang panglima perang terkenal yang menyatukan Jepang Toyotomi Hideyoshi memperkenalkan “gaya perjamuan” hanami kepada para bangsawan dan pejuang. Perjamuan itu diadakan selama lima hari. Perjamuan tersebut dihadiri oleh 5.000 tamu di Yoshino, Prefektur Nara. Ia juga menanam 700 pohon sakura di Kuil Daigo-Ji di Kyoto, yang kini menjadi situs UNESCO.

Masyarakat umum dapat mengakses hanami baru dimulai pada zaman Edo (1603 hingga 1868). Iemitsu dan Yoshimune Tokugawa, shogun yang berkuasa kala itu, menanam pohon sakura di daerah Ueno dan Sungai Sumida. Sejak saat itu sampai sekarang, hanami menjadi festival musim semi tahunan yang dinikmati oleh semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, kelas sosial, dan pekerjaan di Jepang.

Hanami sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Dan wisatawan mancanegara dapat ikut menikmati keindahan alam pun terlibat dalam kegiatan budaya selama musim semi di Negeri Matahari Terbit.

Prakiraaan waktu mekarnya bunga sakura di Jepang tahun 2024. [sumber; https://sakura.weathermap.jp/en.php]

Aktivitas hanami berlangsung di berbagai lokasi di seluruh Jepang. Periode mekarnya bunga sakura sangat bervariasi tergantung wilayah dan cuaca. Bunga sakura biasanya mulai mekar sekitar akhir Maret hingga awal Mei. Bermula dari wilayah selatan yang suhunya lebih tinggi hingga ke utara yang suhunya jauh lebih sejuk.

Festival selama bunga sakura bermekaran adalah lokasi sempurna bagi mereka yang ingin menikmati keindahan bunga sakura sambil mencoba makanan, permainan, dan menyaksikan pertunjukan tradisional Jepang. Tidak ada tanggal pasti untuk festival-festival ini.

Maka untuk mengakomodasi kebutuhan pariwisata, pemerintah Jepang menerbitkan prakiraan mekarnya bunga sakura di seluruh wilayah setiap tahunnya.

Pohon ume dan sakura mudah disalahartikan karena keduanya mempunyai ciri-ciri yang mirip. Bunga ume berwarna merah jambu tua. Sedangkan bunga sakura sering kali berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu muda dan kelopaknya memiliki celah di tepinya. Warna bunga sakura bervariasi tergantung pada jenis pohonnya.

Perbedaan lainnya, bunga ume mekar lebih awal dari sakura. Bunga ume biasanya mekar sekitar bulan Januari hingga Maret. Sedangkan bunga sakura mekar di akhir bulan Maret dan hanya bertahan hingga awal bulan April.

Kegiatan paling umum yang dilakukan oleh orang Jepang saat hanami adalah piknik di bawah pohon. Ada makanan musiman saat bunga sakura mekar seperti hanami dango, penganan manis tiga warna yang dibuat dari tepung beras atau terkadang kombinasi dengan tepung ketan. Sedangkan untuk bekal piknik, ada onigirazu dan inari sushi, nasi sushi yang dilapisi dengan kulit tahu yang digoreng dan dibumbui. Dan sakura mochi sebagai hidangan penutupnya.

Bagi wisatawan asing yang bepergian ke Jepang pada musim semi dan bertujuan ingin menikmati bunga sakura harus tahu dan paham aturan umum O Hanami:

  1. Jangan memetik cabang pohon sakura
  2. Jangan tinggalkan sepatu atau barang pribadi Anda di atas alas/tikar orang lain.
  3. Jangan memanjat atau mengguncang pohon sakura dengan sengaja

(dikutip dari https://yamate-jls.aiko.ac.jp/en/knowledge/ohanami/ )

Hormati peraturan yang berlaku di tempat hanami dan jangan mengganggu pandangan orang lain untuk menikmati bunga sakura. ***(Yun Damayanti) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *