TOLONG! JANGAN LAKUKAN INI PADA TERUMBU KARANG DAN BINTANG LAUT

Tourism for Us – Mengapa kita tidak boleh menyentuh binatang-binatang laut seperti terumbu karang (coral reefs) dan bintang laut?

Lebih dekat dengan Terumbu Karang

Fix! Terumbu karang adalah hewan. Terumbu karang merupakan koloni hewan laut mikroskopis berbentuk seperti tube yang disebut polip. Diameter individu polip antara 1-3 milimeter. Setiap polip memiliki mulut yang dikelilingi tentakel berbentuk simetri enam lipat. Dalam klasifikasi ilmiah, terumbu karang termasuk divisi (phylum) Cnidaria dan kelas Anthozoa. Mereka berkerabat dengan ubur-ubur dan anemon.

Perairan Indonesia khususnya di bagian timur merupakan bagian dari coral triangle dunia. (Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Karang yang kita pahami sebagai batu adalah hasil sekresi dari metabolime polip. Sekresi dari polip mengandung kalsium karbonat. Sekresi ini kemudian mengeras menjadi cangkang dan membentuk terumbu. Cangkang keras itu melindungi polip. Dan cangkang keras tersebut terus berkembang hingga menjadi terumbu karang.

Seberapa besar koloni polip menghasilkan kalsium karbonat untuk mengeras menjadi terumbu karang tergantung pada spesiesnya. Terumbu karang atau rumah polip bisa berkembang sampai dengan 10 centimeter saja dalam setahun. Kecepatan perkembangannya hampir sama seperti pertumbuhan rambut manusia. Sebuah koloni karang lunak memiliki potensi perkembangan hanya 2-4 centimeter per tahun.

Karang lainnya seperti spesies yang berbentuk kubah dan plat dapat berkembang lebih besar. Contoh, karang piring Fungia yang memiliki polip tunggal dapat berkembang sampai berdiameter 25 centimeter. Tetapi, kecepatan perkembangannya hanya berkisar 0,3-2 centimeter per tahun.

Polip si hewan mikroskopis berada di dalam benjolan-benjolan kecil di permukaan terumbu karang. Di dalam benjolan sekecil itu, polip tidak tinggal sendirian. Di situ juga ada alga, di antaranya zooxanthellae.  

Cangkang keras yang terbuat dari kalsium karbonat tidak hanya melindungi polip tetapi juga alga. Polip dan alga hidup berdampingan di bawah perlindungan yang sama. Oleh karena itu, mereka sepakat untuk bekerja sama dan menjalin hubungan simbiosis.

Alga zooxanthellae memproduksi makanan melalui fotosintesis dan memberikan warna pada terumbu karang. Alga berterima kasih karena mereka telah diizinkan tinggal, berbagi tempat perlindungan dengan para polip di dalam terumbu karang.

Satu karang dibangun oleh ribuan hingga ratusan ribu polip. Bersama-sama dengan alga coralline dan kelompok lain yang menghasilkan kerangka batu kapur, karang secara bertahap membangun struktur tiga dimensi yang kompleks dari terumbu karang.

Paulo Maurin, Education and Fellowship Coordinator for National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Coral Reef Conservation Program, mengatakan, para ilmuwan memperkirakan 25% dari seluruh spesies di bawah laut hidup di dalam dan di sekitar terumbu karang. Itu membuatnya menjadi salah satu habitat paling beragam di seluruh dunia. Keberagaman spesies yang ada di terumbu karang sangat kaya. Sehingga tidak ada hitungan pasti berapa banyak spesies yang hidup di dalamnya. Karena spesies baru selalu ditemukan setiap tahun. (education.nationalgeographic.org).

Dalam salah satu artikel yang dipublikasikan oleh Natural History Museum (nhm.ac.uk) diterangkan, lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia bergantung pada terumbu karang untuk makanan, pekerjaan, dan pertahanan pesisir. Punggungan terumbu karang bertindak sebagai penghalang dan dapat mengurangi energi gelombang sampai dengan 97% sehingga memberikan perlindungan penting dari ancaman seperti tsunami.

Terumbu karang juga membantu melindungi kawasan seperti hutan bakau dan padang lamun yang bertindak sebagai pembibitan hewan laut dan kawasan pesisir yang dihuni manusia. Dan ekstrak dari hewan dan tumbuhan yang hidup di terumbu karang telah digunakan untuk mengembangkan pengobatan asma, artritis, kanker dan penyakit jantung.

Kenaikan suhu air laut karena perubahan iklim telah mengganggu hubungan harmonis antara terumbu dan alga. Dengan air laut semakin menghangat, zooxanthellae terlempar keluar  dari jaringan karang. Hal itu mengakibatkan terumbu karang kekurangan suplai makanan dan kehilangan pemberi warna-warninya yang disebut ‘’coral bleaching’’.

Coral bleaching tidak selalu berarti kematian bagi terumbu karang. Terumbu bisa pulih dan menjadi tempat tinggal bagi zooxanthellae lagi. Tetapi prosesnya memerlukan suhu yang lebih rendah.

Selain itu, suhu air laut yang menghangat juga menjadikannya semakin asam. Pengasaman air laut membuat terumbu sulit membangun kerangka luar yang keras.

Bintang laut. (Foto: Pexels/Pixabay)

Bintang Laut yang imut bukan untuk properti foto

Bintang laut dengan kelima kakinya dan warna-warni yang menarik memang tampak sangat imut. Kita sungguh tergoda untuk bisa berfoto bersamanya, kan? Eit, sebelum memegang dan mengangkatnya untuk properti foto, kita kenalan dulu sama si bintang laut.

Bintang laut adalah hewan invertebrata. Dalam klasifikasi ilmiah, hewan ini termasuk filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Sebagai hewan invertebrata sudah pasti dia tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang. Pun tidak memiliki rangka yang mampu membantunya bergerak. Rangka berbentuk cakram yang ada berfungsi sebagai perlindungan.

Bintang laut bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Hewan ini bergantung pada kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular. Kaki-kaki tabungnya berfungsi untuk bergerak dan membantu menangkap makanan. Dia merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah.

Selain itu, bintang laut mengabsorbsi oksigen dari air laut melalui kanal-kanal yang ada di sekujur tubuh luarnya. Mereka juga sensitif dengan zat-zat tidak dikenal yang menyentuh tubuhnya.

Habitat bintang laut mulai dari perairan dangkal hingga perairan dalam. Keberadaannya hampir tersebar di seluruh lautan di dunia. Bintang laut yang sering ditemukan di pantai kemungkinan besar jenis yang hidup di perairan dangkal.

Dr. Christopher Mah, seorang ahli biologi kelautan dalam bidang evolusi dan biologi bintang laut dari Smithsonian Institution, menerangkan kepada New Zealand Herald (nzherald.co.nz), seberapa lama bintang laut bisa bertahan di luar air bergantung pada spesiesnya. Bagaimanapun, mereka membutuhkan air agar dapat hidup. 

‘’Bintang laut dan kerabatnya memasukkan air laut ke dalam tubuh mereka untuk menggerakkan kaki tabung, menopang rongga tubuh mereka, menyediakan sirkulasi dan banyak fungsi dasar tubuh lainnya,’’ kata Dr. Mah.

Di kulit manusia terdapat berbagai macam substansi. Ada bakteri, minyak yang diproduksi secara alami oleh tubuh manusia, dan berbagai zat kimia dari produk-produk kecantikan yang digunakan. Itu semua dapat membuat bintang laut stres dan membahayakan hidupnya.

Wisatawan juga ikut bertanggung jawab menjaga keindahan alam bawah laut Indonesia

Wisatawan datang ke laut sebagai tamu untuk berekreasi. Sebagai tamu mesti mengetahui etika saat beraktivitas. Salah satunya, ada sejuta satu angle foto bisa dieksplorasi tanpa harus menyentuh apalagi sampai memegang dan menginjaknya hingga membuat hewan-hewan laut menderita.

Apapun kegiatan di laut, wisatawan harus selalu berhati-hati dan melakukannya secara bertanggung jawab. Atau, di masa depan manusia hanya bisa membayangkan keindahan kehidupan di bawah laut dari film animasi Finding Nemo dan Spongebob Squarepants.***(Yun Damayanti) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *