IMPLEMENTASI ASEAN MRA-TP TINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN PARIWISATA SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI

Tourism for Us – Indonesia akan melanjutkan komitmen mengimplementasikan ASEAN Mutual Recognition on Tourism Professional (ASEAN MRA-TP) untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadirkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri pariwisata.

The 27th Meeting of ASEAN Tourism Ministers (M-ATM), ATF 2024. (Foto: Birkompublik Kemenparekraf)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, kualitas sumber daya manusia tetap menjadi prioritas utama kepentingan nasional setiap negara anggota ASEAN di berbagai sektor. Menparekraf juga menekankan, prioritas implementasi penuh ASEAN MRA-TP untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadirkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri pariwisata. Hal tersebut disampaikannya pada the 27th Meeting of ASEAN Tourism Ministers (M-ATM), Kamis (25/1/2024), di Viantiene, Laos.

‘’Indonesia melanjutkan komitmen untuk implemetasi MRA-TP yang sedang berjalan. Oleh karena itu, saya dengan tulus berharap dapat menjalin banyak kolaborasi besar dengan seluruh negara anggota ASEAN untuk lebih meningkatkan kapasitas profesional pariwisata, mempromosikan program pertukaran mahasiswa dan dosen, serta memperluas gerakan antar masyarakat di bawah payung MRA-TP,’’ ujar Sandiaga.

Indonesia berkomitmen menerapkan kurikulum ASEAN MRA-TP. Kurikulum tersebut telah disebarkan ke berbagai politeknik pariwisata di Indonesia sejak tahun lalu.

Kurikulum ASEAN MRA-TP diharapkan akan mendorong kemampuan hardskill dan softskill mahasiswa. Sehingga keterampilan mahasiswa semakin terasah dengan baik agar siap terjun ke dunia usaha, dunia kerja, dan dunia industri. Selain itu juga memperluas jejaring kerja sama dengan perguruan tinggi ternama di dunia.

‘’Saat ini politeknik pariwisata di bawah naungan kami sudah menerapkan ASEAN Common Comptency Standard for Tourism Professional (ACCSTP) dan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) yang berbasis industri , fleksibel, dan terstruktur dengan baik untuk enam bidang pekerjaan (sektor perhotelan dan perjalanan) di sektor pariwisata. Semua politeknik pariwisata tersebut menjadi pilot project yang menjadi contoh bagi lembaga pendidikan vokasi lainnya di kawasan ASEAN,’’ kata Sandiaga.

Indonesia akan selalu berupaya mengembangkan kebijakan untuk mendukung pendidikan dalam berbagai cara. Karena pendidikan adalah jenis investasi terbaik.

Indonesia sebagai lead country coordinator ASEAN MRA-TP terus berupaya mendorong adanya sekretariat regional di Indonesia. Dengan kehadiran sekretariat regional ini diharapkan dapat memfasilitasi terciptanya tenaga kerja profesional pariwisata di ASEAN.

Pertemuan tingkat tinggi menteri-menteri pariwisata ASEAN merupakan rangkaian program dari ASEAN Tourism Forum (ATF) yang berlangsung pada 23 hingga 27 Januari 2024 di Laos.***(Yun Damayanti) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *