PROMOSI WISATA BAHARI BALI & BEYOND TERINTEGRASI PERTAMA DI BOOT DUSSELDORF 2024

Tourism for Us – Pelaku industri pariwisata global mungkin belum pernah melihat promosi produk-produk wisata bahari Indonesia dihadirkan secara terintegrasi. Kehadiran Yacht Service Bali (YSB) dan Wanderlust Cruise & Travel di Boot Dusseldorf 2024 di Dusseldorf, Jerman selama delapan hari menjadi oase kecil bagi ceruk pasar wisata minat khusus di subsektor wisata berlayar (yachting tourism). Pengunjung bisa mencari berbagai informasi dan peluang kerja sama bisnis terkait wisata bahari di negeri kepulauan terbesar di dunia.

Yacht Service Bali dan Wanderlust Cruise & Travel memboyong koleksi kapal-kapalnya dan beragam destinasi di Boot Dusseldorf 2024, Jerman pada 20-28 Januari 2024. (Foto: Iwan J. Prawira/YSB)

Promosi wisata berlayar terintegrasi pertama Indonesia

Yacht Service Bali dan Wanderlust Cruise & Travel memboyong koleksi kapal-kapalnya dan beragam destinasi di Boot Dusseldorf 2024. Pameran kapal dan wisata bahari di kota Dusseldorf, Jerman ini berlangsung pada 20-28 Januari 2024.

Yacht Service Bali hadir dengan boat collection di antaranya Aneecha Sailing Catamaran, Paula Catamaran, Accura, Karang Putih, Paradise Boat, Kaia Explorer, Kaliste dan Twins Boat. Kemudian ditambah dengan koleksi public fast boat dari Wanderlust Cruise yakni Glory Prime dan Crystal Ocean 7. Kedua kapal cepat (fast boat) itu melayani penyeberangan dari Bali ke tiga gili dan Lombok.

Booth YSB dan Wanderlust Cruise & Travel mengambil tema ‘’Exploring Indonesia by the Sea’’. Nusa Penida, the Gili islands, Lombok, Teluk Saleh, Satonda, Flores, Banda Neira adalah highlight destinasi yang dipromosikan pada keikutsertaan pertama kali di Boot Dusseldorf 2024. Selain itu, mereka juga menggadang koleksi kapal wisata dan destinasi Jawa dan Bali untuk pasar Eropa.

Wanderlust Cruise & Travel dan YSB menawarkan Kapal Layar (KL) Aneecha Sailing dan KL Paulus Sailing bagi mereka yang suka berlayar dan bersantai serta bermain bersama angin dan ombak di laut.

Sedangkan Kapal Motor (KM) Karang Putih diperuntukkan bagi grup kecil yang membutuhkan kecepatan untuk sampai di Nusa Penida. Kapal ini cocok untuk menjelajahi lansekap spektakuler di pulau-pulau kecil (nusa) di sekitar Pulau Bali.  

Wanderlust Cruise & Travel adalah Destination Management Company (DMC) yang berdiri pada tahun 2022. Sebagai DMC, Wanderlust adalah travel designer sehingga bisa membuatkan rencana perjalanan baik di laut maupun di darat dengan berkolaborasi dengan YSB sebagai penyedia kapal. Selain itu, DMC ini juga menawarkan program overland Jawa-Bali bahkan Lombok dan Flores.

Iwan J. Prawira, CEO Yacht Service Bali dan Managing Partners Wanderlust Cruise & Travel (DMC), mengatakan, ini pertama kalinya hadir di pameran Boot Dusseldorf.

‘’Respon pengunjung sangat antusias. Respon terhadap destinasi Bali juga sangat baik,’’ ujar Iwan penuh rasa syukur.  

Ditambahkannya, ‘’Yang paling dicari oleh pengunjung business-to-business (B-to-B) tentunya adalah kerja sama agen. Dan yang paling dicari oleh pengunjung individual atau public adalah sewa kapal dan bawa sendiri.’’

Tapi, dia mengingatkan, wisatawan asing menyewa kapal lalu membawa sendiri kapalnya mustahil dilakukan di Indonesia. Karena peraturan di Indonesia mengharuskan memakai skipper (nakoda) orang Indonesia.

YSB selaku perusahaan yacht service yang berdiri sejak tahun 2012 ruang lingkupnya adalah manajemen atau operator yacht, membuatkan atau menawarkan ownership program atau investasi, dan menjalankan sales and marketing untuk yacht rental atau charter.

‘’Boat bisa punya sendiri atau boat orang lain yang kami kelola. Sedangkan untuk program ownership (kepemilikan) atau investasi, tantangannya adalah perbankan di Indonesia belum bisa mendukung financing-nya. Ini salah satu masalah juga dalam membangun wisata layar di Indonesia,’’ kata Iwan.

Kadek Umaya Yogiani, General Manager Wanderlust Cruise & Travel, menerangkan lebih lanjut, ‘’Kami punya travel designer Wanderlust untuk menyusun itinerary dan yacht service yang menyediakan produknya. Jadi kami bisa membuat berbagai program sesuai pesanan. Ini juga bisa untuk mereka yang ingin secara khusus mendesain proram liburannya sendiri.’’

Perkembangan wisata berlayar di Indonesia melempem

Selama delapan hari berada di Boot Dusseldorf 2024, Iwan melihat, wisata bahari khususnya wisata berlayar di Indonesia tertinggal jauh. Industri yacht di dunia secara khusus berdiri sendiri dan kedudukannya sejajar dengan industri kapal pesiar, industri selam, industri perhotelan, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang telah menjadi industri dalam pariwisata.

Menurutnya, usaha yang berkembang saat ini adalah perusahaan operator kapal terutama di Labuan Bajo dan Raja Ampat. Tidak ada data dan jumlah pasti mengenai perkembangan perusahaan yacht service di Indonesia.

Marina menjadi faktor penting dalam membangun dan mengembangkan wisata berlayar. Keberadaan marina akan membentuk rute pelayaran. Karena marina adalah tempat atau titik tujuan untuk beristirahat (rest area) para pelayar.

Peran sebuah marina bukan hanya tempat menyandarkan kapal saja. Tetapi juga berfungsi menyediakan kebutuhan logistik dasar pelayaran yakni supply air tawar bersih, bahan bakar, tempat parkir di laut dan darat. Selain itu, marina juga menyediakan jasa perbaikan kapal berupa bengkel dan spare part.

Marina bagi para pelayar adalah pintu untuk mengenal masyarakat lokal beserta budayanya. Di titik peristirahatan, para pelayar berkesempatan mempelajari tradisi, mencicipi kuliner tradisional, belanja produk lokal, mengunjungi situs-situs menarik, mengurus keperluan administrasi dan lain sebagainya.

Sampai saat ini, marina yang layak di Indonesia hanya ada empat yaitu Nongsa Point Marina Batam, Kepulauan Riau; Batavia Marina Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta; Marina Medana Lombok dan Marina Del Ray Gili Gede, Nusa Tenggara Barat.

Selebihnya bisa dikatakan baru menjadi dermaga (jetty). Karena di situ hanya tempat untuk menyandarkan kapal dan akses keluar-masuk orang dan barang dari dan ke kapal tetapi layanan lainnya tidak tersedia. Ini termasuk yang ada di dalam kawasan Pelabuhan Benoa dan Serangan, Bali.

 ‘’Sebenarnya, konsep awal 1000 marina oleh Presiden Joko Widodo sudah benar. Ibarat kita menyediakan rute jalan tol untuk yacht dengan rest area marina. Tetapi, karena rest area tidak ada, jadi ya…, akan sulit mengundang lebih banyak pelayar mau datang ke Indonesia,’’ tutur Iwan.

Lalu, bagaimana dengan wisatawan berlayar mancanegara yang telah mengunjungi pulau-pulau kecil, daerah-daerah terluar dan terdepan di Indonesia? Dermaga tetap dibutuhkan. Pemerintah daerah dan warga lokal perlu didampingi agar dapat melihat dan mendengar layanan apa yang bisa diberikan kepada para pelayar. Dari sebuah dermaga bukan tidak mungkin bisa naik kelas menjadi sebuah marina yang layak.        

‘’Biarkan yacht dari luar negeri datang duhulu selama lima  tahun pertama. Agar sektor ini hidup dulu. Baru kemudian kita bangun industrinya. Dan, untuk membangun wisata dengan kapal layar, keberadaan marina menjadi wajib,’’ Iwan berpendapat.

Mendatangkan sebanyak mungkin pelayar mancanegara untuk berlayar di perairan Indonesia dalam jangka waktu tertentu agar wisata layar terbentuk dahulu. Ini sudah lama sekali dikumandangkan. Tetapi tampaknya itu masih jalan-di-tempat.

Pemerintah memang sudah melakukan beberapa upaya melalui kebijakan yang mempermudah pelayar mancanegara masuk ke Indonesia seperti registrasi online, tetapi tampaknya itu saja belum cukup.

Produk wisata bahari Indonesia masih dipahami secara sempit sebatas wisata selam, wisata selancar dan kapal pesiar serta lokasi swafoto. Selain itu kurang dipedulikan. Kenyataannya, di luar sana telah berkembang produk-produk seperti safari kayak laut (sea kayak), touring dengan jetski, kitesurfing dan sebagainya.

Tidak dipungkiri, orang Indonesia tidak kenal dan/atau takut berlayar di laut. Tetapi sekarang, senyap dari viralisasi, di Jakarta sudah mulai ada persewaan kapal layar untuk menjelajahi Kepulauan Seribu.    

Boot Dusseldorf 2024. (Foto: Messe Dusseldorf/Ctillmann)

Boot Dusseldorf

Boot Dusseldorf adalah pameran kapal pesiar dan olahrraga air terbesar di dunia. Boot Dusseldorf 2024 menempati lahan seluas 220.000 meter persegi dan terbagi dalam 16 ruang pameran. Pameran tahun ini diikuti lebih dari 1.500 peserta pameran dari 68 negara. Dan dihadiri hampir 237.000 pengunjung dari lebih 60 negara selama delapan hari pemeran berlangsung.

Baik pelaut yang menggunakan kapal layar maupun kapal bermotor menemukan perahu sempurna di sini. Baik perahu kecil, kapal pesiar, atau kapal pesiar mewah ada di pameran. Selain itu juga berbagai olahraga air mulai dari menyelam, selancar, skimboarding, kitesurfing, stand up paddling dan kano menjadi fokus di Boot Dusseldorf dengan peralatan yang sesuai tersedia. Pameran juga didukung dengan beragam program seminar, lokakarya yang menampilkan mitra wawancara menarik setiap hari.***(Yun Damayanti) 



1 thought on “PROMOSI WISATA BAHARI BALI & BEYOND TERINTEGRASI PERTAMA DI BOOT DUSSELDORF 2024”

  • Informasinya informatif semakin. Sangat senang melihat perkembangan positif dalam industri pariwisata di Bali dan Lombok. Keindahan alam dan budaya yang kaya di kedua destinasi ini memang luar biasa.

    Jangan lewatkan peluang untuk mengoptimalkan potensi bisnis secara online di Bali dan Lombok menggunakan media website.

    Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi http://www.baliwebs.id

    Terima kasih dan sukses selalu!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *