PEMERINTAH TARGETKAN 17,6 JUTA KUNJUNGAN WISMAN DAN 1,18 MILIAR PERJALANAN WISNUS PADA 2026
Tourism for Us – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan sebanyak 16 juta hingga 17,60 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan devisa pariwisata sebesar 22 hingga 24,7 miliar dolar AS pada 2026. Sementara itu, perjalanan wisatawan Nusantara (wisnus) di dalam negeri ditargetkan 1,18 miliar.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam peluncuran buku Indonesia Tourism Outlook 2025/2026 pada forum Wonderful Indonesia Outlook (WIO) 2025/2026 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Menpar Widiyanti juga memaparkan pemetaan enam tren wisata yang mewarnai pariwisata di tahun 2026 yakni, pariwisata ramah lingkungan (eco-friendly tourism), pengalaman budaya yang mendalam (cultural immersion), pariwisata berbasis alam dan petualangan (nature and adventure based tourism), pariwisata gastronomi dan kuliner (culinary and gastro tourism), perjalanan bisnis dan wisata (bleisure), dan pariwisata kebugaran (wellness tourism).
‘’Keenam tren ini dapat menjadi referensi bagi para pelaku industri untuk mengembangkan produk-produk wisata yang lebih beragam, namun tetap relevan, terkurasi, dan sesuai dengan karakteristik pasarnya,’’ ujarnya.
Selain itu, terdapat tiga faktor yang membentuk masa depan perjalanan yaitu, kemajuan teknologi, kepedulian terhadap pariwisata berkelanjutan, dan meningkatnya kebutuhan personalisasi. Sekarang wisatawan banyak memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk merancang liburan.
‘’Survey Skyscanner menunjukkan bahwa pada 2026 sebanyak 54 persen wisatawan akan merasa lebih percaya diri merancang liburannya dengan hubungan AI. Kecakapan digital ini membuat wisatawan semakin cermat dan menggeser fokus dari where to go menjadi what to experience,’’ katanya.
Lebih lanjut Menpar mengatakan, ‘’Sebanyak 52 persen dari Gen Z memilih pengeluaran uang lebih untuk pengalaman wisata, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.’’ Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperkaya produk wisata, menggabungkan destinasi populer dengan destinasi minat khusus di sekitarnya.
Peluncuran buku Indonesia Tourism Outlook 2025/2026
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan buku Indonesia Tourism Outlook 2025/2026 pada forum Wonderful Indonesia Outlook (WIO) 2025/2026 minggu lalu. Buku ini menyajikan gambaran komprehensif mengenai lanskap pariwisiata global dan nasional, serta memaparkan hasil analisis dinamika kepariwisataan terkini, dan proyeksi tren sektor pariwisata ke depan. Buku disusun bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Bank Indonesia.
‘’Kami di Kemenpar berharap, apa yang telah kami rangkum dalam Indonesia Tourism Outlook 2025/2026 dapat menjadi pemahaman dan panduan bersama, dalam mengusahakan sektor pariwisata ke depannya,’’ ucap Menpar Widiyanti dalam sambutannya.
Selain peluncuran buku, juga dilaksanakan forum diskusi untuk memperkuat pemahaman bersama mengenai pentingnya peran pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Digital Kementerian PPN/Bappenas Wahyu Wijiyanto dan Kepala Grup Sektoral dan Regional Bank Indonesia Tri Yanuarti hadir sebagai narasumber dalam diskusi.
Direktur Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Digital Kementerian PPN/Bappenas Wahyu Wijiyanto menguraikan bahwa penerapan pariwisata berkualitas di semua destinasi secara umum membaik, terutama didukung oleh pilar keberlanjutan dengan berbagai inisiatif pengelolaan destinasi ramah lingkungan, dan upaya pemetaan destinasi, termasuk penerapan visitor management yang mengacu pada carrying capacity.
‘’Hasil pengukuran indikator QT akan menjadi alat evaluasi dan dasar bagi strategi implementasi pariwisata berkualitas ke depan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, yang menekankan perlunya kolaborasi multipemangku kepentingan,’’ kata Wahyu.
Kepala Grup Sektoral dan Regional BI Tri Yanuarti mengatakan bahwa pariwisata global terus tumbuh dengan pergeseran menuju pengalaman perjalanan yang personal, berkualitas, dan berkelanjutan. Sektor parwisata Indonesia menunjukkan pemulihan paspcapandemi yang kuat, baik dalam hal kinerja bisnis, mobilitas wisnus, dan penerimaan devisa.
Menurut Tri, upaya yang dilakukan untuk pengembangan pariwisata di masa mendatang meliputi: fokus pada pariwisata berkualitas, pemanfaatan AI, pemanfaatan kebijakan moneter dan sistem pembayaran BI yang mendukung, termasuk sistem QRIS.
‘’Jadi, upaya kita untuk mendorong perbaikan pariwisata ke depan itu bisa lebih targeted, lebih fokus kepada aspek-aspek yang memang harus kita perhatikan untuk bisa meningkatkan pariwisata ke depan,’’ kata Tri. ***(Yun Damayanti)
