IINTOA UNGKAP PROYEKSI KENAIKAN WISMAN 2025: INI YANG PERLU DIKETAHUI
Tourism for Us – Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA) memproyeksikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) naik antara 10 persen sampai 15 persen pada 2025. Pemberitaan negatif terhadap pariwisata Indonesia pada akhir tahun 2024 dan awal 2025 tidak terlihat mempengaruhi pemesanan yang diterima oleh para operator tur inbound di sini.
(Foto: dok. pribadi)
Dr. Paul Edmundus Talo, Ketua Umum IINTOA, menerangkan bahwa penilaian proyeksi itu melihat pada indikator pemesanan-pemesanan awal yang dilakukan tour operators dan tour wholesalers dari luar negeri kepada mitra-mitranya di sini telah dilakukan sejak tahun 2024. Jumlah pemesanan yang diterima oleh anggota IINTOA menunjukkan kenaikan.
‘’Pariwisata 2025 akan lebih baik daripada 2024. Kami memperkiraan kenaikan jumlah wisatawan sekitar 10 hingga 15 persen. Kami pun yakin setelah itu, pada hari-hari selanjutnya, akan datang permintaan-permintaan lainnya. Dan penanganan permintaan-permintaan tersebut akan kami lakukan secara tailor-made,’’ ujar Paul.
Adjie Wahjono, Operations Manager Aneka Kartika Tours & Travel, mengatakan bahwa tren waktu pemesanan untuk liburan musim panas (summer) dengan periode perjalanan April-Oktober masih sama, yakni mulai dari bulan November sampai April. Pemesanan paling banyak datang pada periode Februari-Maret.
‘’Kami masih harus menunggu sampai bulan Maret untuk melilhat kinerja pemesanan untuk musim panas tahun ini,’’ kata Adjie.
Ketua Umum IINTOA merasa prihatin dengan kejadian-kejadian yang menimpa wisman yang sedang berlibur di sini. Kejadian-kejadian itu tentu saja mencoreng citra baik Indonesia sebagai destinasi pariwisata.
‘’Saya sangat prihatin. Baik pelecehan maupun pemerkosaan, kejadian-kejadian itu memang sangat memprihatinkan. Semoga polisi dapat segera menangkap para pelaku lalu diberikan hukuman berat,’’ tambah Paul.
Permintaan perjalanan ke Indonesia masih positif sampai saat ini, meskipun didera pemberitaan buruk dan kejadian kriminal yang dialami oleh wisman secara bertubi-tubi. Seperti yang disampaikan oleh Adjie, perusahaannya belum melihat ada indikasi untuk menghindari bepergian ke Bali.
Terkait penanganan wisman secara tailor-made, Aneka Kartika semakin memantapkan layanan immersive culture experience. Immersive activity ini juga merupakan hal penting dalam sustainable tourism.
Adjie menerangkan, ‘’Immersive activity merupakan salah satu elemen penting dalam program-program terutama bagi turis-turis Eropa. Mereka sangat menghargai kegiatan-kegiatan otentik dan keterlibatan dengan budaya lokal.’’
Menurutnya, seorang operator tur harus bisa menciptakan sebuah program yang mengandung elemen-elemen ini dalam itinerary yang ditawarkan kepada mitra-mitra kerjanya. Operator-operator tur inbound Indonesia sudah banyak yang melakukannya dan menjalankannya sejak lama.***(Yun Damayanti)